Murid baru

37 8 2
                                        

Kiara sudah rapi dengan seragamnya,sejak kepulangan ayahnya pukul 4 pagi tadi,kia masih memikirkan kata kata kasar dari ayah nya,hingga matanya tak mau terpejam sampai sekarang.

Kiara menuruni tangga menuju lantai bawah,dilihatnya bik Asri,Asisten rumah tangganya sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

"Bi,apa Ayah masih tidur?" Tanya nya tanpa ekspresi kepada ART nya itu.

"Bibi gak tau non,coba non aja yang chek ke kamar tuan" Tawar si bibik.

"Baiklah" Lalu Kia berjalan kearah kamar Ayahnya.

Ceklek

Kiara membuka pintunya pelan,takuk takut jika Ayah nya akan terbangun dari tidurnya.

Dilihatnya,Ayah nya itu masih tertidur pulas.Masih menggunakan Kemeja kerjanya kemarin,bahkan Ayahnya masih belum membuka sepatunya.

Pelan pelan,Kia membuka sepatu Ayahnya dan meletakkannya di rak sepatu Ayahnya.

Kia berniat akan merapikan selimut yang di pakai Ayah nya itu.Namun saat menarik selimut itu,Ayah nya bergumam di tidurnya.

"Pergi kau anak sialan.Aku menyesal memiliki anak seperti mu"

Lantas Kia sedikit menjauh,hatinya yang sedari tadi dia kuatkan,kembali hancur.
Kia menangis lagi,sungguh jika dalam keadaan sadar,Ayah nya itu,hanya selalu diam jika dia ajak bicara,tapi jika sedang dalam keadaan tidak sadar seperti sekarang,Ayah nya selalu melontarkan kata kata kasar yang selalu menyakitinya.

Kiara berlari dari kamar ayahnya,tangis nya pecah kembali.

"Non,sarapan dulu" Ucap bi Asri saat melihat Kia berlari saja keluar namun tawarannya tak di dengar sama sekali oleh Kia.Bi asri mengerti dengan keadaan bahkan masalah tuannya dengan nona kecilnya itu,sudah hampir sepuluh tahun dia mengabdi di kediaman Kiara,dan semenjak kematian sang Nyonya,keluarga itu tidak seharmonis dulu.

●●●

Hari masih pukul enam pagi,jika ke sekolah,ini masih terlalu pagi.Bahkan satpam sekolah nya itu,belum membuka gerbang sekolah,mengingat dia masuk jam 7.15.

Kia akan pergi ke makam sang bunda,jujur dia sangat rindu pada bundanya.Jika waktu bisa di putar lagi,dia tidak akan meminta gulali itu atau biar saja,dia yang mati di tabrak truk,jika kehidupannya sekarang akan sesuram ini.
"Assalamualaikum bunda,apa kabar?"Tanya Kia kepada gundukan tanah dengan nisan yang tertulis Dinda Nasution itu.

"Pasti Bunda bahagia ya disana" ucapnya,sebulir air mata kembali lolos di kelopak matanya.

"Bunda,bolehkah kita bertukar posisi,Biar aku yang tidur di sana bunda,hidup lah bunda kembali,karna dengan Kia,Ayah tak pernah bahagia bunda,dia ingin bunda,bunda bangkit lah,minta sama Allah bunda,biar aku yang di sana" Ungkap Kia terisak.mukanya yang putih kembali memerah,karna terlalu menangis.

Badan Kia masih bergetar,lalu memeluk dan mencium nisan bundanya,dia sadar sekeras apapun dia memohon tapi bundanya tidak akan pernah hidup lagi.

"Yaudah bunda,Kia pergi kesekolah dulu,Assalamualaikum bunda" Lalu Kia pergi meninggalkan pemakaman menuju sekolahnya.

●●●

The City International High School,sekolah yang merupakan sekolah paling unggul se Indonesia,hanya murid murid ysng berkepala cerdas saja yang ada disana,unggul dalam academic sekolah itu juga unggul di bidang Non Academic.

Kia memasuki gerbang sekolah dengan tinggi kira kira empat meter itu.Tak ada senyuman diwajahnya,wajahnya dibuat nya sedatar mungkin,itu lah Kia jika di sekolah,dirumah dia selalu menangis sedangkan disekolah,dia tampak baik baik saja,dengan wajah Flatnya itu.

Walau demikian,sisi kecantikan nya itu,masih saja terlihat,banyak laki laki nya melihatnya kagum namun Kia seakan tak peduli,banyak juga yang menembak nya,tapi kia menolaknya mentah mentah.
Bukan Kia terlalu jual mahal,dia hanya tidak mau menambah masalahnya dengan berpacaran.

Kia akhirnya sampai dikelasnya XI mipa 1,kelas paling unggul.

"Tumben lo telat Kia" Tanya Sheren,salah satu temenya yang sangat disiplin dan juga pintar tentunya.

"Gapapa" Balas Kia cuek.

"Ni anak,gak pernah berubah ya,sama kita kita aja masih ngirit ngomongnya,ya kan Ca" Itu Valen,cewek pengagum Cogan hits The City Hight School.

Caca yang di panggil itu pun,terkejut.Bahwasannya dia tengah fokus berpacaran dengan Demian,diantara mereka berempat hanya Caca saja yang berpacaran.

"Eh apa,Val?" Tanya Caca.

"Gak jadi,bucin aja tross" Ungkap Valen dengan memutar matanya malas.

Sedangkan Caca dia hanya,mengangkat bahunya acuh,lagian udah biasa jika temen temenya ngatain bucin,toh dia selalu menganggap kalau itu salah satu bentuk keirian teman temennya yang selalu jomblo.

"Kia,ada anak baru loh,dikelas kita,tapi gue gak tau cewek apa cowok" Sharen selalu mengajak Kia ngobrol.

"Ya terus?" Balas Kia.

"Mmm,ah lo mah gak asik" balas Sharen.

Kia mengangkat bahunya,toh jika ada murid baru apa hubungannya dengannya bukan.

Bel masuk menggema di penjuru sekolah itu,satu persatu guru masuk ke kelasnya masing masing,termasuk Buk susi,walas XI mipa 1,tidak lupa jika ada seorang siswa di belakangnya.

"Assalamualaikum,pagi anak anak"
Salam buk susi.

"Waalaikumsalam,pagi buk" jawab mereka serentak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru,ayo perkenalkan dirimu" Suruh buk susi

Lalu yang disebelah buk Susi mengangguk lalu mulai memperkenalkan dirinya.

"Oke nama gue,Fiqran Alderick.pindahan dari the Vleara'school"

"Kamu bisa duduk di samping Kiara,yang nama Kiara harap tunjuk tangan"

Kiara dengan ogah ogahan menunjuk tangannya,baru seminggu dia merasakan kenyamanan dengan duduk sendiri,setelah pindah nya Caca ke meja Demian,kekasihnya itu.

Sekarang dia harus berdua lagi duduk dengan orang baru.

"Hai,gue Fiqran" Sapanya setelah duduk disamping perempuan itu.

"Udah tau" Ucap Kia acuh.

Fiqran terkekeh,baru pertama kali dia diacuhkan dengan yang namanya perempuan,biasanya dia akan di sanjungkan,tapi lihat lah gadis ini,dia agak sedikit berbeda.

"Seperti nya,akan lebih seru disekolah karna gadis ini" gumamya dalam hati"

Salam manis Author❤



Kiara Dan FiqranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang