36 Tunangan

339 21 0
                                    

Setelah menunggu Davina pulang kerja, Thalita mengajak Davina untuk singgah ke restoran Eropa, mungkin bawaan bayi Thalita. Dia ngidam masakan luar.

Awalnya Davina menolak karena makan di restoran seperti itu pasti mahal, tapi dari pada bayi Thalita ngences dia menuruti. Ketika masuk ke dalam restoran, melihat background gambar masakan Perancis saja Thalita sudah menelan ludahnya.

"Lit, tumben kau mau makan masakan seperti ini. Biasa juga selera kamu kampungan," ujar Davina seraya menarik kursi untuk duduk.
Thalita mengelus perutnya yang belum terlalu besar, belum kelihatan seperti ibu hamil.

"Bawaan bapanya, Vin. Bapaknya suka banget masakan Perancis," jawab Thalita. Mengelus perutnya.

"Sekarang baru aku yakin anakmu bapaknya orang kaya," sindir Davina dengan tawa kecil.

"Cuma dia suamiku, Vin. Hanya suamiku yang menyentuhku." Thalita menegaskan dengan wajah cemberut.

"Ibu hamil memang sangat sensitif," ledek Davina masih tertawa. Seorang pramusaji datang menghampiri mereka dan mencatat pesanan mereka.

"Croissant rasa keju, Foie Gras pastanya sedikit saja. Dessertnya creme brule," pesan Thalita. "Kau pesan apa, Vin?"

Davina yang melongo dengan pesanan Thalita, dia hanya bisa tersenyum kecut."Samain aja, Lit."

Pramusaji mencatat pesanan Thalita lalu pergi. Sebenarnya Thalita hanya melihat daftar menu saja lalu dia pesan tanpa tahu sejenis apa makanan yang ia pesan.

"Kenapa perasaanku enggak enak ya dengan pesananmu," gumam Davina.

"Yang pasti bukan racun yang Aku pesan, Vin. Ini bawaan anak Arion, Vin." Thalita mengelus perutnya sambil tersenyum lebar.

Tidak lama pramusaji datang membawa pesanan. Mereka makan tanpa bicara menikmati makanan yang mereka pesan. Tiba-tiba Thalita tersentak saat mendengar suara di televisi yang menyebut Arion Ortega. Thalita mengalihkan pandangannya ke televisi yang berada tidak jauh dari tempat mereka duduk.

Kabar pertunangan Arion Ortega dan Fara Caramel menjadi berita di dalam acara televisi. Terlihat senyum Arion yang berada di samping Fara pada juru kamera. Keluarga mereka memang sangat terpandang, wajar saja stasiun televisi menyiarkan kabar pertunangan mereka.

Fara yang dipuji-puji sebagai princess dalam kerajaan perusahaan ayahnya yang sepadan mendampingi Arion Ortega, pewaris Ortega holding.

"Lita, kau baik-baik saja." Davina menyentuh bahu Thalita lembut. Thalita tersenyum sambil menusuk makanannya ke dalam mulut. Matanya mencekam gelas minumannya.

"Kita pulang sekarang?"

Thalita menoleh dan tersenyum. "Tanggung, makanan aku belum habis Vin," ucapnya. Tangannya menggenggam kuat sendok garpu. Dadanya terasa sesak menahan luka yang amat dalam.

Dia sudah tahu akan ada hal seperti ini, tapi kenapa hatinya tidak bisa menerima. Ada rasa kecewa saat Fara dipuji-puji sebagai pasangan yang serasi mendampingi Arion.

"Jangan tahan air matamu, menangis saja."

"Enggaklah Vin, aku ikut bahagia dengar kabar gembira dari mereka." Thalita mengelus perutnya. "Aku..Aku enggak pa-pa Vin." Thalita menggigit bibir bawahnya, tidak mampu meluahkan isi hatinya.

Davina mengelus pundak Thalita, walaupun tersenyum Davina sangat mengerti perasaan Thalita. Wanita mana yang kuat melihat suaminya bersama wanita lain.

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang