08. Pengakuan

1.7K 179 2
                                    

Sudah terhitung udah lama aku kerja di perusahaan pak Johnny. Selama itu juga aku nahan perasaan ku untuk pak Johnny. Dan selama itu juga pak Johnny selalu memperhatikan ku dengan lebih.

Tak jarang aku berdua sama pak Johnny, ntah karena urusan pekerjaan atau sekedar menemani nya. Juga sudah lumayan sering aku main kerumahnya, bahkan sudah akrab sekali sama Tante Clara. Begitupun pak Johnny dengan mama aku.

Kedua orang tua aku maupun pak Johnny sudah saling mengenal. Dan malam ini rencananya akan diadakan makan malam di salah satu restoran yang mahal. Pilihan Tante Clara tentunya. Dan semua biaya sudah di tanggung keluarga pak Johnny.

Awalnya Mama ngerasa keberatan karena keluarga aku ga di suruh bayar apa apa, hanya datang saja. Tapi akhirnya mama luluh, karena pak Johnny kerumah aku untuk meyakinkan mama.

"Zenoo, cepet siap siap. Supaya ga telat nanti" ucap mama pada zeno yang masih tiduran di sofa sambil bermain handphone.

"Iya maa" zeno pun berlari ke arah kamar nya.

Aku udah lumayan siap, pakaian sederhana namun elegan sudah menempel di tubuhku. Baju ini kado dari Tante Clara katanya oleh oleh.

"Kue nya udah siap kak?" Tanya mama.

"Udah ma, udah aku bungkus juga" mama hanya menganggukan kepala nya.

Drrrttt...drrrttt

"Halo Ra, assalammualaikum"

"Waalaikumsalam mas, kenapa ya?"

"Sudah siap?"

"Tinggal zeno si mas lagi siap siap dia"

"Ooohh, yaudah. Saya jemput ya"

"Loh jangan, kita bisa naik taksi kok mas. Jangan repot repot" ucap ku berusaha menolak.

"Ga apa apa, ga ngerepotin. Saya jemput ya"

"Emmm.. yaudah deh hati hati mas"

"

Iya cantik"

Tut.

Panggilan pun di matikan sepihak oleh pak Johnny. Aku pun langsung bilang ke mama kalo pak Johnny bakalan ke sini untuk menjemput.

"Loh? Ga ngerepotin kak?"

"Kata nya engga ma, dia lagi di jalan mau kesini"

"Duh, menantu idaman" ucap mama.

"Ih si mama" aku pun tertawa mendengar respon mama.

Ga lama zeno datang dengan pakaian nya yang sudah rapih. Bahkan terbilang tampan adikku ini.

"Waduhh, ganteng nya adik kakakkkk" ucap ku sambil mengucek uyel pipi zeno.

"Sakit kak ihh" ucap zeno sambil mengusap pipinya, aku pun terkekeh geli melihat respon zeno.

"Ayo anak anak, udah pada siap?" Ayah datang, dengan style nya yang sederhana namun rapih sekali.

"Ma, ayah ganteng ya mah?" Tanya ku pada mama. Mama pun tertawa "iya dong, suami mama"

Aku pun tertawa begitu pula dengan ayah.

"Ya emang ayah ganteng" ucap ayah.

"Zeno juga" zeno yang tidak mau kalah pun langsung mengakui dirinya bahwa dia tampan juga.

"Iya iya, anak ayah itu cantik sama ganteng kok, kaya ayah sama mama" ucap ayah sambil merangkul mama.

Kami semua pun tertawa.

MR. SEO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang