Eunha, gadis itu sedang berjalan perlahan menuju Halte Bus. Eunha mendapat panggilan dari Karyawan Loen Entertainment bahwa ada Agensi yang kekurangan Member untuk Debut. Eunha dengan senang hati menerima panggilan itu, karena ia tak perlu repot-repot lagi untuk mengikuti Audisi ataupun mencari Agensi untuknya Debut.Eunha menjadi ingat saat dia menjadi seorang Trainee di Agensi tersebut, hingga ia harus keluar karena Orangtuanya mengatakan bahwa mereka sibuk dan menyuruh Eunha untuk mengasuh Adik kecilnya yang saat itu masih berumur sekitar 1 minggu.
Selama pertumbuhan Hana hingga 2 tahun ini, hampir semuanya diurus oleh Eunha. Eommanya hanya bagian memberikan Asi saja. Sungguh berat kehidupan seorang Jung Eunha.
Beban Ibunya ia tanggung, menjadi pembantu bagi saudara-saudaranya yang lain, selalu salah apa yang ia lakukan dihadapan orangtuanya. Namun itu saat ia masih kecil, berbeda dengan keadaan yang membuatnya semakin dewasa seiring berjalannya waktu.
Ada perasaan sedih dan gembira secara bersamaan. Eunha kini sedang duduk di Bus sambil memandang keluar Jendela, yang mememperlihatkan berbagai aktivitas diluar sana. Eunha bersedih kerena harus meninggalkan Hana, bahkan saat ia pergi tadi, Hana menangis dengan kencang seolah tak ingin ditinggalkan olehnya hingga Hana tertidur, saat itu barulah Eunha meminta ijin kepada Bibinya untuk menuju Agensi yang dikatakan padanya tadi.
Rasa senangnya timbul kerena mendapatkan tawaran dari mantan Karyawan Loen Entertainment yang kini bekerja di Agensi Source Music. Meski Eunha tahu bahwa Agensi itu kecil, namun itu tak masalah baginya. Bukankah lebih baik berusaha dari nol untuk mencapai kesuksesan ?
Kegugupan Eunha mulai terasa saat menginjakkan kakinya turun dari Bus yang tadi ia naiki. Dengan berjalan Eunha sedikit merapikan penampilannya agar nanti terlihat sopan saat ia bertemu dengan sang Manajer.
. .......
Sesampainya Eunha di kantor CEO ia langsung membungkuk sopan dan tersenyum ramah.
"Anyeonghaseyo !" kata Eunha membungkukkan badannya.
"Oh Nee, Anyeonghaseyo ! Silahkan duduk." jawab sang Manajer.
"Saya Jung Eunha yang sebelumnya mendapat panggilan dari salah satu Karyawan disini." ucap Eunha terlihat gugup, sejujurnya Eunha adalah orang yang sangat sulit untuk berbicara dan mengutarakan suatu kata-kata.
"Emm baiklah, saya Sung Sunjin sebagai Ceo disini mungkin beberapa info sudah disampaikan kepada Eunha, namun saya ingin memberitahu secara lengkapnya agar lebih paham." ucap sang Manajer dengan cukup serius, sedangkan Eunha hanya menganggukkan kepalanya tanda paham dan mulai menyimak.
"Sebenarnya untuk Bulan Oktober tahun ini Grup dari Agensi kami akan Debut setelah 2 kali gagal Debut, namun sayangnya tahun ini akan gagal untuk Debut lagi karena ada sekitar member yang memutuskan untuk keluar. Rencana Debut pertama ada sekitar 8 Trainee namun gagal, Rencana kedua akan ada 7 Member, lalu untuk tahun inu akan ada 6 member, namun salah satunya keluar karena ingin menjadi seorang Sololis. Kami mengalami kerugian yang cukup besar untuk dana Debut yang diakibatkan oleh Member yang memutuskan untuk keluar. Hingga sekarang masih tersisa 4 dan sebelumnya juga ada tambahan calon member baru. Mungkin jika Eunha berkenan, semoga Eunha mau untuk bergabung bersama kami, saya mengusahakan sebaik mungkin agar Januari tahun depan Grup Agensi ini dapat Debut dengan wajar seperti Girlgrup lainnya walau banyak kekurangan dalam urusan dana." ucap sang CEO panjang lebar dengan semua permasalahan yang ada pada anak didiknya.
"Nee, saya paham. Saya setuju untuk bergabung bagaimanapun keadaannya." ucap Eunha sebisa mungkin menjawab dengan baik, ia cukup prihatin akan keadaan sang CEO yang menurutnya sangat baik itu.
"Sepertinya kau adalah orang yang tepat. Karyawan yang menghubungiku mengatakan bahwa kau memiliki beberapa sertifikat dan penghargaan lainnya saat masih kecil." ucap CEO senang, karena ia tak perlu repot-repot seperti sebelumnya. CEO cukup bingung saat menawarkan kepada Member yang ia pilih karena tak memiliki latar belakang apapun dibidang seni, namun baginya itu tak masalah selagi masih bisa belajar.
"Ah itu, terima kasih." jawab Eunha malu sambil sedikit membungkukkan badannya.
"Untuk Debut tahun depan, saya sudah berusaha untuk menjual Rumah saya agar kalian tidak perlu repot lagi. Saya akan berusaha semampu saya agar Debut tahun depan dapat berhasil dengan baik. Ada surat dari Agensi yang harus ditandatangani oleh wali setelah itu kamu akan tinggal di Asrama sama seperti yang lainnya." jelas CEO kepada Eunha, namun Eunha menundukkan wajahnya bingung, Orangtuanya saja sudah tak peduli padanya, bahkan Eunha pergi dari rumah karena sikap orangtuanya itu, lalu mana mungkin ia meminta persetujuan orangtuanya.
Ceo yang melihat gelagat aneh Eunha langsung bingung dan bertanya kepada Eunha, "Eunha, emm apa ada masalah ?"
" Emm, O.. Orangtua saya su...sudah meninggal. Saya hanya tinggal dengan Bibi, apa boleh hanya meminta persetujuan Bibi?" jawab Eunha gugup, ia bingung harus menjawab seperti apa.
"Oh begitu, maaf jika itu menyinggung perasaanmu. Tak masalah kau meminta ijin kepada Bibimu. Untuk kedepannya kau harus belajar terbuka kepada yang lain agar kami dapat memahamimu dengan baik." ucap sang CEO dengan tersenyum kepada Eunha dan terbitlah senyuman manis dari Eunha walau ia harus berbohong.
.
.
.
.
Dihalaman belakang rumah, seorang gadis berumur 11 tahun kini sedang berlarian dan berbicara dengan senangnya, walau nanti banyak orang akan mengira bahwa gadis itu memiliki halusinasi yang tinggi.
"Eonniee ! Kemarilah ayo bermain bersama kami !" ajak anak tersebut kepada kakak perempuannya yang kali ini sedang berjalan menuju arahnya.
"Kau jangan banyak berhalusinasi, Eomma memanggilmu dari tadi untuk makan tapi kau tak mau masuk." ucap sang kakak sambil mengusap lembut rambut coklat milik adiknya.
"Eonnie, tapi ketiga temanku tak ingin masuk kerumah, nanti mereka kedinginan kalau malam, maka dari itu aku menemani mereka."
"Mereka siapa ? Jangan bercanda, hanya ada kita disini. Eomma dan Appa sudah bilang kalau mulai malam kau tak boleh bermain diluar sendirian, tapi kau tidak mendengarkan."
"Tapi Eonnie, bagaimana dengan teman-temanku, mereka selalu menemaniku bermain setiap hari tapi aku malah meninggalkan mereka ketika malam. Tapi mereka akan muncul kembali dikamarku saat aku belajar."
"Berhenti mengatakan hal seperti itu, sepertinya kau terlalu banyak berimajinasi. Sekarang masuk dan makan, Eomma, Appa dan Eonnie kedayanganmu itu sudah menunggu." ucap sang kakak datar, ia malas menanggapi sifat aneh adik bungsunya itu.
Kakaknya tidak melihat apa yang adiknya lihat, tapi adiknya melihat apa yang tak kebanyakan orang bisa lihat. Hanya kedua orangtuanya yang tahu semua itu
Hayo tebak siapa 2 anak terakhir ituuuu... Maap kalau agak aneh, soalnya dah seminggu ga maen wattpad. Semoga suka
Rabu, 26 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
BYE Eunha Eonnie [Eunha & Gfriend FF By.wyohana406]
Fanfiction[ END ] Start : Kamis, 13 Agustus 2020 Finish : Selasa, 15 Oktober 2020 Just Short Story about Eunha Gfriend. Fanfiction by wyohana406 "Aku tahu Eonnie sibuk. Tetapi aku juga takut. Mereka menyeramkan. Eonnie aku sangat menyayangimu. Bila kita tak...