Keluarga Kim kini sudah sampai didepan Rumah yang dipakai oleh Bibinya Eunha, tentunya dengan bantuan dari penglihatan Somi. Entah mengapa setelah mereka sampai tujuan, rasa sakit dalam tubuh Somi sudah mulai menghilang.
Kini keluarga Kim sedang berdiri bingung diluar pagar rumah yang berukuran cukup besar tersebut, mereka juga cukup bingung saat melihat bahwa didepan pagar tersebut tertulis bahwa tela h disita oleh Bank karena hutang yang tak dibayar.
"Eomma, Appa hubungi polisi." kata Somi dengan cemas, ia merasakan perasaannya sangat kacau saat ini. Bagaimana tidak ? Dari luar saja pagarnya sudah digembok dan tertulis tanda disita yang berarti penghuninya sudah pergi. Tetapi, Somi sangat yakin bahwa adiknya Hana masih ada didalam, Felicia sendiri yang memberitahu hal itu padanya.
.
.
.
.
.
Setelah polisi datang begitu juga pihak Bank, mereka semua bergegas pergi menuju Gudang, Umji dan Somi yang sangat panik saat itu hanya bisa menangis dengan perasaan sakit yang terus menggedor relung hati mereka.
Akhirnya dengan beberapa bantuan alat dan hasil dobrakan para polisi, kini pintu Gudang telah terbuka dan memperlihatkan betapa gelapnya gudang saat ini dengan sedikit sinar matahari dari ventilasi kecil.
Betapa mengejutkannya semua orang sat melihat ada seorang anak yang tidak lain Hana, tubuhnya terbujur kaku dan pucat dengan darah yang menggenang diarea tubuhnya.
"HANA! BANGUN SAYANG! INI EOMMA...hiks maafkan Eomma. Bangunlah." tangis nyonya Jung dengan histeris sambil memeluk tubuh Hana yang sudah tidak sadar itu. Appa Kim, Umji dan Somi juga turut menangis saat itu, betapa menyedihkannya Hana dengan semua luka tubuh yang menyakitkan itu.
.
.
.
.
.
Hingga akhirnya Hana dilarikan kerumah sakit dan ditangani oleh para medis dengan sesegera mungkin, sedangkan polisi kini sedang mencari pelaku pencobaan pembunuhan itu.
Eunha yang sebelumnya memang tak percaya itu, kini sedang menangis didalam pelukan Eomma kandungnya yang sudah sekitar 7 tahun berpisah dengannya.
Mereka semua menatap khawatir tubuh tak berdaya milik Hana yang kini rerbaring lemah diranjang rumah sakit, keadaannya terlihat sangat parah karena pukulan pada tubuhnya. Bahkan kulitnya juga sudah tersobek membuat orang lain menatapnya ngeri.
"Aku Eonnie yang buruk hiks...aku buruk...aku mengantarnya pada bahaya bukan kebahagiaan hiks...." tangis Eunha histeris mengetahui semua itu karena ia merasa semua ini berawal dari dirinya sendiri yang tak pernah mau mendengarkan cerita dan permintaan adiknya yang menurutnya hanya sikap kekanak-kanakan saja.
"Eunha-ya jangan menyalahkan dirimu sendiri justru disini Eomma yang pantas untuk disalahkan, karena tak pernah mempedulikan kalian." tangis Nyonya Jung yang juga turut bersalah.
Tak hanya mereka, namun semua orang yang berada didalam ruangan ini menangis, begitu juga dengan semua Member Gfriend yang turut sedih atas kejadian ini. Somi dan Umji sendiri hanya dapat mematung duduk dikursi samping dekat ranjang Hana, kedua kakak beradik itu diam membisu dan menangis tanpa suara. Hubungan ketiganya cukup erat karena memiliki aliran darah yang sama.
Si kecil Hana, yang sejak tadi dikhawatirkan oleh banyak orang itu ternyata masih terlelap dalam tidurnya dengan berbagai jenis alat yang membantunya untuk tetap hidup, walau kenyataannya lebih pedih karena sebelumnya sangat sulit mendeteksi detak jantungnya. Bahkan Dokter berkata bahwa harapannya untuk hidup hanya tinggal sedikit, yang diakibatkan semua tubuhnya merasakan luka, begitu juga dengan racun yang mengentikan hampir semua fungsi pada tubuhnya.
Dokter sulit mengetahui jenis racun dalam diri Hana, namun dengan bantuan yang lain dan fasilitas Rumah sakit yang memadai, jenis racun tersebut dapat terungkap dengan jelas. Yang paling mengejutkan bahwa itu adalah Racun mematikan yang membuat si pengonsumsi akan mati secara perlahan.
.
.
.
.
.
Waktu kini menunjukkan hari sudah mulai malam dan sebagian dari mereka memutuskan untuk pulang, hanya ada Eunha, Umji dan Somi yang kini masih menanti Hana untuk sadar dari tidur nyenyaknya. Orangtua mereka sedang dipanggil untuk pergi kekantor polisi setelah membayar biaya Administrasi tadi.
.
.
.
.
Disatu sisi kini ada seorang wanita yang sedang menarik tangan anak perempuannya. Dia adalah Bibinya Eunha dan Anak perempuannya Nata.
"Eomma, kenapa kita harus pergi ?" tanya Nata sejak tadi yang tak mendapatkan respon dari Ibunya.
"Eomma, Rumah ini sangat kecil. Kita kembali saja kerumah yang sebelumnya." keluh Nata.
"Eommaaa !" rengek Nata saat Eomma nya itu sibuk menghitung lembaran Uang didalam tangannya.
"Yak Nata ! Diamlah, kau ingin Eomma masuk penjara hah ?" bentak Ibu Nata.
"Tapi mengapa Eomma ? Lalu Hana tinggal sendiri dirumah sana ?" tanya Nata yang merasa bahwa Hana hidup mewah dengan rumah yang sebelumnya, karen Nata tidak tahu apa yang dilakukan Ibunya itu kepada Hana, ia hanya tahu teriakan dan tangis Hana yang selalu terngiang ditelinganya.
"Ck ! Diamlah dan pergi tidur, ini sudah malam." usir Ibu Nata dengan tegas.
"Tapi Eom- " sela Nata.
" Diam atau tidur diluar ?" ancam Ibu Nata.
Minggu, 13 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
BYE Eunha Eonnie [Eunha & Gfriend FF By.wyohana406]
Fanfiction[ END ] Start : Kamis, 13 Agustus 2020 Finish : Selasa, 15 Oktober 2020 Just Short Story about Eunha Gfriend. Fanfiction by wyohana406 "Aku tahu Eonnie sibuk. Tetapi aku juga takut. Mereka menyeramkan. Eonnie aku sangat menyayangimu. Bila kita tak...