September 2019
Seoul, Korea SelatanDitengah panasnya Kota Seoul pada hari ini terlihatlah banyak orang masih juga sibuk akan pekerjaan mereka. Kendaraan berlalu lalang dengan cepat, menambah suasana kota menjadi semakin ramai.
Disalah satu pemberhentian Bus terlihatlah seorang anak kecil turut memperhatikan keadaan jalan, sama seperti pejalan kaki yang akan menyebrang menuju tempat diseberang jalan sana.
Dengan rambut sebahu yang ia kucir kuda sendiri dan masih dnegan seragam lengkap, anak kecil tersebut mengeratkan Jaket yang ia pakai, sesekali menutupi pandangannya menggunakan kedua tangan mungilnya, karena sinar mata hari membuat matanya menjadi silau untuk melihat.
Hingga segerombolan pejalan kaki mulai melangkahkan kakinya untuk menyebrang, langah kaki kecilnya tentu tak akan dapat mengimbangi langkah orang dewasa lainnya. Tetapi karena ada salah satu perempuan remaja yang dengan baik hati menjaganya, ia menurut saja untuk digendong, karena juga akan berbahaya apabila harus menyebrang seorang diri.
Mereka akhirnya dapat menyebrang dengan senyuman yang merekah.
"Ehe, Eonnie Khamshahamnida. Hana sekarang bisa jalan ke tempat lainnya." ucap Hana senang, yang sekarang masih berada dalam gendongan seorang perempuan yang cukup dewasa itu.
"Kau yakin mau pergi sendirian ? Tidak mau Eonnie temani ?“
"Aniyaa, Eonnie ada Felicia yang akan menemaniku. Dia disamping Eonnie hehe. " jawab Hana dengan senang. Dan perempuan yang Hana ajak bicara itu mulai mengangguk pasrah, namun dengan pembicaraannya dari hati ia mengatakan ijin kepada penjaga Hana, ia paham bahwa Hana sama sepertinya. Ia mengetahui bahwa Hana dapat melihat apa yang tak orang lain lihat dan itu sama sepertinya.
"Somi Eonnie, nanti Eonnie nya Hana menunggu cukup lama bagaimana ?" tanya Hana membuyarkan lamunan perempuan berusia 19 tahun itu.
"Oh, Nee. Kamu berhati-hati yaa, Felicia akan menemanimu nanti." kata Somi sambil menurunkan Hana, kemudian ia melirik melihat Felicia sebagai tanda persetujuan. Felicia sosok tak terlihat yang berumur 14 tahun itu mengangguk dan menggandeng tangan Hana, namun yang dianehkan banyak orang tak tahu akan hal itu, karena memang tak sembarnag orang dapat melihatnya.
Hingga Somi akhirnya melambaikan tangannya sebagai ucapan perpisahan kepada Hana.
Didalam lubuk hati Somi, ia cukup senang karena mengetahui semua fakta terbesar yang selama ini disembunyikan oleh kedua orangtuanya. Dalam hati ia marah dan sepertinya saat ia pulang nanti, Somi pasti akan marah dan menggegerkan rumah, beluk lagi kakaknya itu juga akan pulang.
Kemampuan Indigo yang Somi miliki sejak kecil, membuatnya menjadi seperti sekarang ini. Tak hanya melihat mereka yang tak terlihat oleh manusia, namun Somi juga dapat melihat Masa lalu setiap orang hanya dengan menatap wajahnya saja, bahkan terkadang ia juga dapat melihat masa depan.
Rahasia kedua orang tuanya dipastikan akan segera terungkap dan apapun juga adiknya itu harus tinggal dirumahnya, ia melihat Masa depan yang hancur dan mengerikan diwajah adik kecilnya tadi. Hingga akhirnya ia kembali pada tujuannya, yaitu mengikuti Hana hingga ketempat tujuannya, gadis kecil itu pastinya belum tahu untuk hanya bepergian sendirian hanya dengan bantuan 'mereka' yang sudah meninggal.
.
.
.
.
.
Hingga akhinya waktu sudah cukup Sore dan suhu panas udara juga sudah mulai menurun dengan baik. Tepatnya disalah satu toko makanan pencuci mulut, terlihatlah kakak adik yang sedang menghabiskan waktu bersama, mereka yang tidak lain adalah Jung Eunha dan Jung Hana.
"Hana, bagaimana sekolahmu ?" tanya Eunha membuka suara setelah menyuapkan sesendok kue kemulutnya.
"Hana seperti biasa mengerjakan soal dengan baik." jawab Hana yang nyatanya juga seperti apa yang Eunha katakan, Hana termasuk murid yang cukup pintar dikelasnya. Tetapi karena kemampuan Indra keenam yang ia miliki membuatnya dijauhi temannya bahkan ia sering dijuluki orang Aneh dan gila. Hana bersekolah disekolah yang sama dengan Nata, anak bibinya, bedanya Nata adalah kakak kelasnya yang bahkan tak menganggap kehadirannya itu ada.
Banyak dari wali murid bahkan teman-temannya menjuliki Hana dengan kata-kata menyakitkan yang tentunya tak semua Hana pahami. Barulah ia bertanya kepada Somi tadi di pemberhentian Bus, Hana bertanya apa itu anak Haram kepada Somi, sedangkan Somi yang mendapatkan pertanyaan itu langsung bingung dan cukup sedih. Hana berkata bahwa Bibi dan Nata, bahkan serta orang-orang disekolahnya memanggil dirinya dengan nama 'anak Haram' kemudian dengan sedikit berbohong, Somi menasehati Hana agar tidak mengatakan hal seperti tadi kepada Kakaknya Eunha.
"Eonnie, apa kau memiliki banyak waktu untuk tinggal ?" tanya Hana dengan mata polosnya, jujur ia sangat merindukan sang kakak yang tak selalu ada untuknya.
"Emm, mungkin hanya sampai 5 hari, tak apa bukan ?" jawab Eunha sambil mengingat jawalnya.
"Lalu Eonnie akan menemui Hana kapan lagi ? Hana merindukan Eonnie." jawab Hana sambil memanyunkan bibirnya, jujur saja dia selalu kesepian setiap harinya dan mengalami hal yang tak seharusnya ia alami, namun untung saja Felicia datang dan menemaninya.
"Eoh, adik Eonnie tenyata merindukan Eonnie ? Eonnie akan kembali sebelum Natal, kau ingin kado apa hmm ? Eonnie akan membelikannya untukmu." tanya Eunha sambil mencubit gemas pipi adiknya yang cukup Cubby tersebut. Tetapi Hana mengabaikan perkataan kakaknya itu, ia mengingat setiap dirinya mendapatkan baju ataupun mainan baru, maka semuanya itu tak akan bertahan lama berada dipelukannya, Bibinya akan memarahinya dan memaksa dirinya untuk memberikan kepada Nata, hingga akhirnya Hana hanya dapat menangis dalam diam dan pasrah akan semua yang ia lalui.
"Apakah Eonnie tidak bisa membawa Hana untuk ikut bersama Eonnie ?" tanya Hana sekali lagi yang membuat Eunha mengerutkan keningnya bingung, pasalnya kemarin saat ia menghubungi Bibinya, secara langsung sang Bibi memgungkapkan bahwa adiknya itu cukup senang dan nyaman berada dirumah.
"Hana, kau tahu Eonnie bekerja untukmu, hanya untukmu dan itu sebabnya Eonnie harus bekerja keras dengan baik. Eonnie juga tinggal dengan teman-teman yang juga memiliki jadwal sibuk yang sama jadi Eonnie tidak bisa membawamu. Kau kan ada Bibi, maka hormati dia dengan baik dia yang merawatmu sejak kecil. Arasso ?" jelas Eunha kepada adik semata wayangnya itu, apapun itu semua yang ia lakukan juga untuk adiknya, agar adiknya mendapat kehidupan yang baik dan pendidikan yang tinggi atas kerja kerasnya, terbukti hidup tanpa kedua orangtuanya membuat dirinya cukup senang akan hasil kerja kerasnya.
Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk kembali kerumah Bibi untuk tinggal dan beristirahat. Hana hanya dapat menyembunyikan semu rasa sakitnya tanpa diketahui oleh Eunha, walau umurnya masih 7 tahun, namun sikapnya pantas untuk diacungi jempol.
Felicia yang mengajari Hana tentang semuanya itu tersenyum senang, walau ia tak lagi hidup sebagai manusia, namun ia ingin agar manusia dapat terbantu akan kebaikannya yang kini bukan lagi sebagai manusia.
Kamis, 3 September 2020
Hei hei aku balik lagi ini, kenapa aku bisa up cepet ? Karena kalian juga mendukungku. Di cover laguku kemarin ada sekitar 40% penonton itu dari wattpad hehe. Walau aku masih pemula, tapi dukungan kalian cukuo berarti buat aku, makasih yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BYE Eunha Eonnie [Eunha & Gfriend FF By.wyohana406]
Fanfic[ END ] Start : Kamis, 13 Agustus 2020 Finish : Selasa, 15 Oktober 2020 Just Short Story about Eunha Gfriend. Fanfiction by wyohana406 "Aku tahu Eonnie sibuk. Tetapi aku juga takut. Mereka menyeramkan. Eonnie aku sangat menyayangimu. Bila kita tak...