16. Try to Calm Relationship

1.2K 269 18
                                    

Author POV

"Assalamu'alaikum, paket ...."

Ali tersenyum jahil begitu targetnya menoleh, ia menggaruk kepalanya merasa bersalah saat orang yang baru saja dikagetkannya terkejut saat melihatnya.

"Eh? Ya ampun, ganteng, Tante kira tukang paket beneran," sahut perempuan paruh baya itu, seraya menyambut Ali yang berdiri diambang pintu rumahnya dengan antusias.

"Hari ini beneran jadi kang paket, Tante." Setelah mencium tangan Lisa, Ali menyerahkan paper bag titipan maminya. "Hasil eksperimen Mami yang baru belajar buat pie susu dari resep Tante katanya," lanjut Ali.

"Wah, pasti enak hasil re-cook Mami kamu," kata Lisa.

"Mami minta Tante nilai pie susunya, dari 1 sampe 10 katanya," pinta Ali. Lisa terkekeh menyetujui.

"Ya udah yuk masuk ke dalam. Ara baru pulang dari kerja kelompok, kayaknya udah selesai mandi," ujarnya lagi.

"Kak,-"

"E-eh, jangan, Tante. Jangan bilang Ali ke sini," sela Ali.

"Lho kenapa?"

"Itu, Tante ... mau jailin dikit. Ali boleh nemuin Prilly dari jendela aja nggak?" Ali meminta izin membuat Lisa kedua menyipitkan mata curiga.

"Ah, pasti lagi berantem?" tebak Lisa.

"Berantem kecil doang, Tante. Salah Ali," jawab Ali.

"Boleh ya, Tante?" tambah Ali lagi.

"Ya boleh sih, tapi nanti tambah marah dong kalo dijailin?"

"Nggak, Tante."

"Jail banget kamuuu." Lisa berkata gemas. "Tapi, risiko ditanggung sendiri ya, soalnya tamu bulanannya lagi dateng," lanjut Lisa berpesan.

"Hah? Serius, Tante?" tanya Ali terkejut. Seketika ia jadi teringat kata-kata papinya kalau laki-laki yang sejati itu, laki-laki yang kuat mentalnya dalam menghadapi perempuan yang sedang kedatangan tamu bulanannya.

Demi apapun, Prilly terlihat sepuluh kali lebih menyeramkan saat menstruasi. Sekarang dengan keadaan seperti ini apa ia sanggup meluluhkan hatinya?

"Serius," kata Lisa. Perempuan 40 tahunan itu terkekeh geli melihat perubahan wajah Ali.

"Nggak apa-apa, Tante. Ali bawa donat 5 kotak buat bujuk dia."

"Awas lho dituduh motif menggagalkan diet." Lisa tertawa lagi melihat wajah muram Ali. Kok jadi serba salah. Pikirnya.

"Ya udah sana, Tante tunggu kabar baikannya sambil icip pie susu buatan Mami kamu."

Ali mengangguk dan segera pergi menuju jendela di sisi rumah. Jendela dengan gorden ungu muda yang jika malam akan tampak berkilauan karena lampu tumblr yang menyala.

"Semoga gue nggak babak belur abis ini," ucapnya pelan. Salah siapa tidak mengangkat ratusan panggilan masuk dan ribuan pesan WhatsApp-nya.

Tok!

Satu ketukan di jendela dan Ali langsung bersembunyi di bawah jendela.

"SIAPA?!" Itu sahutan Prilly.

Tok!

Ali mengetuk lagi dan langsung bersembunyi lagi.

"SATYA JANGAN NYEBELIN DEH!"

"Lha kok Satya sih?" bisik Ali kesal.

TOK! TOK!

Ali mengetuk lagi namun dengan lebih keras menunggu respons Prilly, kali ini ia tidak langsung bersembunyi.

Powerpoint in Love 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang