Jimin merenung di sebuah kamar yang begitu sunyi dan tentram. Suasana malam ini membuat tenggorokan nya terasa kering, berniat meninggalkan kamar pemuda mungil itu kini berjalan menuruni tangga berniat mengambil minum di dapur
Perasaan nya di selimuti rasa khawatir yang mendalam, siang sebelum malam ini tatapan nya tidak teralih dari pandangan seokjin yang memandang dirinya kosong. Rasa getaran penyesalan, menyelimuti dirinya setelah sepulang dari kampus nya jimin melihat seokjin seperti membutuhkan bantuan, niat ingin menolong jimin mengurung nya kembali setelah melihat kedatangan sang adik bungsu dengan amat perhatian nya menuntun sang hyung nya ke daerah sofa. Dan detik itu juga perasaan cemburu di campur rasa penasaran nya membuat jimin melenggang pergi dari kedua nya.
Tegukan naik turun menghabis kan sisa air yang mengalir jimin kembali melamun, dia benar benar ingin meminta maaf dengan terang terangan ke seokjin, hanya saja rasa tidak percaya diri nya membuat jimin kembali melangkah mundur tidak berani menatap seokjin untuj meminta maaf.
" hyung aku minta maaf.. "
Hening
Sekitar rumah nya terasa hampa yang mencengkam dirinya, rasa dingin pun menyeruak masuk kedalam tubuh mungil jimin, tatapan lirih terlihat sangat sendu. Membayangkan wajah seokjin saja membuat lelehan air mata nya mengalir.
Shestt.
Mendengar ringisan seseorang, jimin menoleh mendapati seokjin meringis di bagian pelipis nya
Wajah nya seketika syok terbelalak tidak percaya mendapati seokjin sedang meringis dengan pelipis mengeluarkan darah, namun tidak begitu banyak.
Segera jimin belari ke arah sang hyung memapah seokjin menuju sofa kebesaran nya, tatapan nya teralih memandang wajah seokjin yang menahan ringisan tertahan.
" hyung tunggu sebentar, biar ku ambil obat, tunggu! Hanya sebentar saja ku mohon "
Jimin memandang seokjin lirih, langkah nya segera tergesa dengan rasa cemas merandang dalam dirinya,tidak perlu lama beberapa menit kini jimin kembali tepat di hadapan seokjin yang masih terdiam membisu.
" jimin "
Tangan mungil itu terhenti sesaat, ingin mengompres luka hyung nya menggunakan alcohol.
" apa benar kau jimin? "
Perkataan seokjin kembali membuat nafas jimin seolah terhenti, dia terdiam tidak tahu harus bertingkah seperti apa. Di tatap kembali wajah kakak nya jimin mengoles satu kapas yang di baluri obat merah, tidak lupa tangan nya membersikan noda merah menggunakan alcohol, jimin melakukan dengan secara baik dan teliti takut takut jika seokjin merasa kesakitan
" maaf.. "
Terucap sudah perkataan yang selama ini jimin bimbang kan, mulut
Nya terbuka meminta maaf dengan derai air mata yang kembali keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Memory-KSJ
De Todoaku memang tidak bisa melihat seperti manusia pada umum nya.. ketahui lah, walaupun aku buta aku masih bisa merasakan kehadiran kalian semua. - kim seokjin