Ku pikir, kami adalah sahabat.
Saling membagi ceria dan tawa.
Berbagi cerita.
Pulang sama-sama.
Kita menjadi sahabat tak terpisahkan.Pikirku saat itu.
Aku menyayangi mereka.
Ku duga, mereka sama.
Aku mendengar curhatan hatinya.
Keluh kesahnya.
Membantunya sebisaku.
Selalu di sisinya semampuku.Mungkin aku terlalu polos saat itu.
Menganggap semuanya baik.
Saat itu, kamu tau, perasaan ku tulus.
Namun, begitu aku terlibat kesulitan.
Tak ada yang membantu.
Semua berkata mereka sibuk.
Esoknya, aku tau di depan mataku langsung. Mereka membantu teman prianya.
Memberi contekan.
Mengeprintkan tugas mereka.
Mengetik Pr mereka.
Rela tidur telat demi untuk membantu teman prianya.Sementara, aku,yang kata mereka adalah teman. Tidak diperlakukan demikian.
Mereka menyuruhku mandiri secara halus.
Mendorongku untuk kuat seorang diri.
Mereka tak ada saat aku jatuh.
Memaksaku bercerita padahal aku tau mereka hanya melegakan rasa penasaran mereka.
Membiarkanku untuk sendiri.Mereka tak benar-benar peduli.
Karena mereka terlalu sibuk.
Sibuk pada dunianya.
***
Vote ✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Aku Dari Diriku Yang Dulu [End]
No FicciónIni sebuah pesan. Dari diriku yang dulu. Terima kasih sudah sampai sejauh ini. Kamu hebat dan berharga. Juga, kamu yang membaca ini. Kamu juga hebat. Karena sudah berjuang sejauh ini. Pujilah dirimu. Kita hebat dengan cara kita masing-masing. Masala...