Aku bertanya pada dua orang. Satu sepasang suami istri yang bernisial AA, dan satunya lagi bayi perempuan. Aku bertanya pada pasangan AA, jika kalian diberi tuhan pilihan anak laki-laki dan perempuan mana yang kalian pilih. Mereka menjawab, anak laki-laki. Lalu kutanya kenapa? karena laki-laki tidak menyusahkan mereka, bisa mencari kerja, dan kebanggaan karena bisa melahirkan anak laki-laki. Beberapa tahun kemudian mereka mendapat anak perempuan. Wajah mereka mengambarkan kekecewaan. Lalu setelah tahun berikutnya. Mereka mendapat anak laki-laki. Mereka begitu bahagia. Lalu kasih sayang mulai terbagi dan timpang. Dimana anak laki-laki begitu mendapat perhatian sangat banyak. Sementara anak perempuan hanya bisa menatap semua perlakuan itu didepan mata mereka. Anak laki-laki diperlakukan dengan manja sementara anak perempuan dipaksa mandiri. Kemudian aku datang, dan menanyakan pada anak perempuan. Jika kau diberi pilihan dan satu doamu akan dikabulkan saat itu juga, apa yang kau inginkan? Pertama dia diam. Aku berpikir dia pasti ingin mendapat orang tua yang sayang padanya. Tapi, jawabannya di luar jangkauanku. Dia menjawab, seandainya aku diberi pilihan, aku tidak ingin terlahir. Dan membiarkan adikku saja yang lahir. Karena dengan begitu, orang tuaku pasti tidak akan seperti ini. Mereka akan sayang denganku walau hanya mendoakan saja. Setidaknya, kasih sayang itu ada. Dan orang tuaku tidak perlu repot membagi kasih sayang. Dan di marah tuhan.
Kau tau, aku menangis saat itu.
***
31 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Aku Dari Diriku Yang Dulu [End]
NonfiksiIni sebuah pesan. Dari diriku yang dulu. Terima kasih sudah sampai sejauh ini. Kamu hebat dan berharga. Juga, kamu yang membaca ini. Kamu juga hebat. Karena sudah berjuang sejauh ini. Pujilah dirimu. Kita hebat dengan cara kita masing-masing. Masala...