Dear diriku di masa lalu,
Maaf sudah banyak sekali berubah.
Maaf sudah pernah menyakiti dirimu.
Maaf pernah membenci kehadiranmu.
Maaf pernah ikut mengikuti omongan orang lain tentangmu.
Maaf pernah ingin membunuhmu.
Dan beribu maaf telah melepaskan tanganmu saat semua terasa menyakitkan untukku tanggung.Sekarang, aku sangat merindukanmu.
Sekarang, aku sudah kembali ke jalan yang baik.
Tapi, sosokmu tak pernah ku temukan.
Dunia dan kehidupan mengubahku begitu menyesakkan.
Aku telah berubah.
Namun, sosokmu takkan pernah ku lupa.Tentang senyuman kecil yang begitu tulus terkembang.
Tentang pandangan lugu melihat dunia yang begitu menyenangkan.
Tentang tidur lelap dengan mimpi indah.
Tentang imajinasi tinggi dan bermain tanpa lelah.
Tentang sosok kecilmu yang selalu jatuh namun tertawa gembira setelahnya.
Tentang semua orang yang kamu anggap baik di matamu walau pernah membuatmu menangis.
Tentang bulan yang kamu anggap terus mengikuti jalanmu 😅
Tentang bintang paling terang yang kamu perebutkan dengan temanmu untuk kamu milikki padahal takkan pernah menjadi milik kalian.
Tentang kertas binder yang habis gara-gara bermain lalu kamu membelinya lagi dengan uang 😅😅
Tentang pikiran polos tanpa beban yang ingin sekali ku miliki sekarang.
Tentang bahagia yang terasa sangat muda untuk di miliki namun sekarang bahkan tawa pun aku harus berpikir.
Tentang pekatnya malam yang tak membuatmu takut justru menganggap akan ada Harry Potter dan sapu terbangnya hinggap di genting rumahmu.Aku ingin memiliki itu lagi.
Namun, ... tidak bisa.
Hidup sudah terlalu keras untuk aku memikirkan salah satu dari hal itu.
Kini hanya sebuah kenangan.
Tentang aku pernah bahagia dan pernah menjadi anak yang memiliki senyuman tulus itu.Terima kasih pernah hadir.
Terima kasih telah memelukku saat aku terpuruk.
Terima kasih telah menjadi mimpi indahku.
Terima kasih mendorongku untuk sujud.
Terima kasih sudah menautkan tanganku ke tangan besar yang tak pernah melepaskanku walau aku menjauh dari-Nya.
Dia selalu punya cara untuk aku kembali ke pelukan-Nya.
Untuk merasa tak sendiri meskipun aku selalu menganggap diriku sendirian.
Terima kasih telah berjuang bersamaku untuk sampai di titik ini.
Terima kasih untuk dua puluh dua umur yang penuh perjuangan.
Terima kasih telah memberiku pelajaran sangat berharga tentang hidup ini.
Terima kasih telah membuatku menjadi sosok dewasa.
Terima kasih telah menunjukkan mana orang-orang yang tulus dan memanfaatkan diriku.
Terima kasih Allah telah mengajarkanku bagaimana mencari teman-teman yang menerima ku apa adanya walaupun aku belum menemukannya.
Terima kasih telah mendengar tangisan diam-diamku.
Aku sangat berterima kasih.Mungkin, ke depannya akan lebih berat.
Aku tau, masalah akan selalu ada.
Tetapi terima kasih sudah menjadikan aku sekeras baja dan logis.
Ini hanyalah pemberhentian sementara.
Untuk ke depannya aku telah memiliki genggaman meskipun tangan itu tak terlihat, aku yakin Dia lebih dekat.
Aku tau, mungkin kedepannya kadang-kadang langkahku di jalur yang salah dan tolong ingatkan aku selalu untuk kembali.
Terkadang aku memang keras terlihat dari luar.
Tapi, percayalah hatiku masih serapuh dulu.Dan untuk nenekku.
Terima kasih sudah menyayangiku seperti anakmu sendiri.
Terima kasih sudah merawatku sakit dengan kaus baju dan air baskom seadanya disaat yang lain sibuk dengan urusan mereka.
Terima kasih terus menanyaiku apakah aku sudah makan atau belum walaupun aku pasti akan makan jika aku lapar.
Terima kasih sering membagikan ku makanan milikmu tanpa aku meminta.
Terima kasih telah memberiku uang jajan saat ibuku tak memberikannya.
Terima kasih telah meminjamiku uang meski aku sering lupa mengembalikannya
Mungkin takkan pernah aku bisa menggantinya.
Terima kasih yang sangat besar-besar untukmu nek.
Jika bukan karena mu aku takkan di titik ini sekarang.Tetapi, maaf pernah membentakmu.
Maaf pernah melampiaskan kemarahanku padamu.
Maaf pernah berpura-pura tuli saat kamu memanggilku.
Maaf pernah tidak peduli akan keadaanmu.
Maaf pernah berbuat salah padamu.
Maaf pernah meninggalkan mu saat sakit.
Maaf telah lelah akan penyakitmu. Walaupun dulu kamu tak pernah lelah merawatku.
Maaf, maafkan aku.
Maaf atas kata maaf yang tak pernah sampai padamu.
Aku menyesal kenapa harus sadar saat telah kehilangan mu.
Kenapa tidak dulu aku seperti ini...
Aku sungguh menyesalinya.Nenek, maaf dan terimakasih telah menjadi nenekku.
Maaf atas semua kesalahan yang pernah ku lakukan padamu.
Terimakasih telah menjadi nenekku. Engkau adalah nenek terbaik di dunia ini. Tidak ada kemurahan hati dan baik selain dirimu.
Semoga Allah menempatkan mu di tempat terbaik dan doa untukmu selalu nek.***
12 Desember 2020
(Selamat ulang tahun untuk ke 22 tahun diriku (人 •͈ᴗ•͈))Buku ini mungkin selesai.
Tapi cerita hidupku masih panjang.Terima kasih untuk diriku karena sudah bertahan sejauh ini.
Aku yakin, aku, kamu yang membaca ini dan kita adalah orang-orang kuat. Jika tidak, kita tidak akan sejauh ini.
Perjalanan masih panjang. Tetap semangat jalani hidup ke arah lebih baik. Suatu hari nanti, kita akan menemukan bahagia masing-masing di ujung jalan sana.
Entah itu dalam bentuk seseorang yang mencintaimu/sahabat/keluarga yang lebih baik/mimpimu yang tercapai/hal kecil yang kau inginkan terpenuhi. Semuanya sudah ada di ujung jalan. Tinggal kamu berjuang dan tetap semangat. Kita tidak sendirian. Ada lebih banyak orang seperti kita di luar sana yang juga tengah berjuang untuk kehidupan mereka. Semangat 💪.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Aku Dari Diriku Yang Dulu [End]
Non-FictionIni sebuah pesan. Dari diriku yang dulu. Terima kasih sudah sampai sejauh ini. Kamu hebat dan berharga. Juga, kamu yang membaca ini. Kamu juga hebat. Karena sudah berjuang sejauh ini. Pujilah dirimu. Kita hebat dengan cara kita masing-masing. Masala...