Tak ada yang tau, di lenganku pernah ada bekas luka.
Tak ada yang tau, asal tanda hitam di bahu kananku.
Tak ada yang tau, aku pernah tidak makan seharian.
Tak ada yang tau, betapa sakitnya kepalaku saat di pukul gayung dan sepatu.
Tak ada yang tau, aku pernah mencubit diriku sendiri berkali-kali.
Tak ada yang tau, aku pernah nyaris putus asa dengan hidupku sendiri.
Tak ada yang tau, aku pernah berharap mati.
Tak ada yang tau, aku pernah menderita anxiety.
Tak ada yang tau, aku pernah diasingkan satu kelas.
Tak ada yang tau, aku pernah di lecehkan di tempat umum.
Tak ada yang tau. Semua terlalu sibuk. Hanya yang Di Atas menjadi saksi atas semuanya.
Bekas luka itu karena dari kuku ku sendiri.
Itu dari rokok yang masih menyala.
Karena dia memarahiku dan katanya aku hanya bisa makan saja.
Karena aku belum mandi dan kata yang lain menghilangkan kalung.
Karena dia selalu menatapku benci. Dia tidak ingin aku bahagia.
Saat Smp hingga Sma.
Sma, aku selalu pulang malam. Minggunya aku bangun kesiangan karena lelah. Lalu dia marah. Dan menyuruhku tak usah bangun lagi selamanya.
Menurutmu dengan masa lalu dan semua itu aku masih baik-baik saja?
Aku tidak pintar bersosialisasi. Kelas itu semuanya pintar. Dan aku orang ter-idiot disana.
Aku tidak ingin mengingatnya.
Dan kau, yang merasa hidup paling menderita. Merusak dirimu sendiri sementara banyak orang di luar sana jatuh bangun untuk hidup lebih baik dan berusaha untuk bahagia. Seorang diri. Tanpa siapapun membantunya. Bersyukurlah masih ada yang mengharapkan kesembuhanmu. Di luar sana bahkan diriku, tak ada yang memperdulikan apakah kami akan mati atau tidak. Tidak ada yang peduli.
***
Vote ✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Aku Dari Diriku Yang Dulu [End]
No FicciónIni sebuah pesan. Dari diriku yang dulu. Terima kasih sudah sampai sejauh ini. Kamu hebat dan berharga. Juga, kamu yang membaca ini. Kamu juga hebat. Karena sudah berjuang sejauh ini. Pujilah dirimu. Kita hebat dengan cara kita masing-masing. Masala...