7

1.5K 246 36
                                    

Malam ini Wonu gak bisa tidur. Dia terus memikirkan kata-kata Joy tadi. Entah kenapa dia bingung sama perasaannya sendiri. Selama ini dia gak ada minat untuk berhubungan dengan cewek-cewek di sekitarnya apalagi sampai berpacaran. Cukup hanya sebatas kenal aja. Walaupun ada yang secara terang-terangan mendekatinya, tapi Wonu gak pernah menggubrisnya.

Namun tiba-tiba saja Joy menyuruhnya untuk segera cari pasangan. Bahkan gadis itu merasa gara-gara dirinya lah Wonu jadi gak punya pacar selama ini. Sampe-sampe dia meminta Wonu untuk gak usah anter jemput dia lagi.

Wonu gak pernah keberatan sama sekali sebenernya. Dia gak pernah merasa terganggu walaupun Joy tengah malam menelponnya, minta temenin ngobrol saat dia lagi gak bisa tidur. Dia nyaman sama Joy. Mereka udah lama banget temenan, dari jaman SMA. Udah hapal banget sifat masing-masing.

Kalau ditanya dia sayang sama Joy atau gak, jawabannya iya. Namun sayang sebagai apa? Sayang sebagai sahabat atau lebih dari itu? Wonu sendiri bingung. Dia cukup puas dengan keadaan mereka sekarang. Yang bisa selalu bareng-bareng, selalu ada kalau Joy lagi butuh.
Dia rela bangun lebih pagi selama ini hanya untuk menjemput gadis itu di apartemennya, lalu nganterin Joy ke kantor walaupun gak searah sama kantornya.

Wonu tidak berani berharap lebih. Dia gak mau merusak persahabatan mereka. Dia gak mau kehilangan gadis itu. Makanya dia berusaha menekan perasaannya selama ini. Gak mau Joy terbebani dan malah membuat hubungan mereka malah jadi canggung nantinya.

Namun sekarang mungkin memang benar dia harus menjaga jarak. Mungkin dengan begitu Wonu bisa lebih mengontrol perasaannya sendiri. Kalau memang Joy menginginkan dia hanya sebagai sahabat, maka Wonu akan berusaha menjadi sahabat yang baik buat Joy.

"Mungkin emang lebih baik kayak gini.."



***



Pagi ini Joy terlambat bangun. Semalam dia memang gak bisa tidur. Setelah Wonu pulang dari apartemennya, cowok itu gak ngasih kabar sama sekali. Padahal biasanya dia akan ngirim pesan, sekedar ngasih tau kalau dia udah sampe di rumah.

Sebenernya Joy bisa aja ngirimin pesan duluan ke Wonu, tapi gak tau kenapa dia ngerasa ragu setelah obrolan mereka semalam. Dia sendiri yang minta supaya Wonu lebih fokus ngurusin hidupnya sendiri, jadi dia lah yang harus tau diri untuk gak ngerepotin cowok itu lagi.

Biasanya Wonu sudah ada di apartemennya jam segini. Bahkan kadang membawakannya sarapan karena tau kalau Joy kadang gak sempet nyiapin sarapannya sendiri. Joy jadi ngerasa ada yang hilang. Tanpa sadar dia pun menarik napas. Lalu buru-buru berangkat setelah ngeliat jam tangannya.

Ya, mulai hari ini dia harus membiasakan diri untuk berangkat ke kantor dan menyetir mobilnya sendiri. Joy gak mau bergantung sama siapapun lagi. Dia sudah cukup banyak merepotkan teman-temannya selama ini.

"Ayo semangat Joy!" Batinnya menyemangati diri sendiri.



***



Evan akhirnya berhasil mendapat kontak Joy setelah berkali-kali meminta bahkan sampai memohon ke Daniel. Sepupunya itu akhirnya ngasih juga setelah mengancam Evan. Kalau sampai dia berani macam-macam sama Joy, maka Daniel sendirilah yang akan menghajarnya.

Evan tau Daniel serius. Dia jadi berpikir ulang untuk menghubungi Joy. Tapi kalau niatnya hanya untuk berteman gak salah kan? Evan gak punya banyak teman disini, jadi dia pikir gak ada salahnya untuk menambah teman apalagi Joy adalah sahabat sepupunya sendiri.

Teman (Hidup) | PSY x JWWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang