Jaemin berada di kamarnya sekarang. Dirinya membolos untuk satu mata pelajaran.
Jaemin keluar dari kamar asrama. Dia pun berlari ke koridor, tiba tiba dia menabrak seseorang.
"Maaf"
Orang itu menatap Jaemin lalu, mengernyitkan dahi.
"Murid baru ya?" "Iya."
"Nama saya Jung Jaehyun. Kamu membolos ya?" "Anu... tidak kak... saya lewat satu pelajaran"
"Sama aja bolos" "Ngapain kamu sendirian di koridor? Udah tau aturan nya belum?"tanya Jaehyun. "Udah kok kak... dari Kak Eunha"
"Makanya... jangan jalan sendirian"ucap Jaehyun.
"Iya kak... saya pamit" ucap Jaemin lalu melewati Jaehyun yang sedang berdiri.
"Tunggu!!" Cegah Jaehyun. Jaemin terhenti dan menatap Jaehyun.
"Kamu mau Temenin saya?"
Jaehyun berjalan bersama Jaemin saat ini. Sekarang mereka berada di koridor yang sepi.
"Kamu kenapa di sekolah in disini?"tanya Jaehyun.
"Saya di tuduh bunuh adek saya kak"ucap Jaemin. "Hmmm... itu pasti berat ya"ucap Jaehyun.
"Gitu deh kak"
"Kalau saya di pindahin kesini karena memang terlalu normal" "Sampai sahabat Kakak di pindahin kesini termasuk Eunha"
"Kak Eunha kenapa sih kak?"tanya Jaemin. "Belum tau ya?"
"Belum"
"Eunha itu suka bunuh Kucing. Dia suka bilang kalau dia nggak suka kucing, padahal dia cuman percaya mitos"
"Mitos apa?"
"Mitos Kucing punya 9 nyawa"
"Ohhh begitu ya"
"Kalau saya di pindahin kesini cuman gara gara terlalu normal kok"ucap Jaehyun.
"Temen kakak siapa aja yang di pindahin ke sini?"
Jaehyun terdiam lalu tersenyum miring. "Eunha, Winwin, sama Jungkook"
"Jungkook? Sepupunya Heejin?"tanya Jaemin. "Iya. Jungkook belum tau sebabnya kenapa di pindahin"
"Kamu pengen ketemu temen temen saya?"
Jaemin tersenyum. "Boleh kak"
"Nanti ya kalau kita semua udah lengkap" "Maksudnya?"
"Kamu mau jadi bagian dari kita?"tanya Jaehyun. "Maksudnya bagian dari Kita?"tanya Jaemin.
"Kamu mau jadi terlalu normal kayak kita?"
Jaemin sedang duduk di lapangan bola milik sekolahnya itu. Dirinya duduk di salah satu kursi penonton.
Angin semilir menerpa dirinya membuat dirinya teringat pada adeknya Jaena.
Jaemin rindu pada adiknya yang selalu ceria dan selalu menyemangatinya.
Tapi, Jaemin tidak tahu. Bahwa Jaena selama ini suka sekali Cutting.
Pantas saja Jaena selalu bilang tangannya suka perih, kalau ditanya. Alasannya karena di gigit serangga.
Dan, Jaena memang tak pernah memakai baju lengan pendek, dia selalu memakai sweter, dan Jaket.
Jaemin ingat itu semua.
Tiba tiba Jaemin menatap sesuatu yang membuat pandangannya tertuju pada sesuatu.
Ada seorang perempuan berkepala kelinci di ujung lapangan. Jaemin tidak tahu dia siapa.
Dia diam disana seperti menatap Jaemin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia hanya terdiam disana sambil melambaikan tangan.
Jaemin merasa aneh, dan Jaemin berdiri dari duduknya dan berniat menghampiri gadis yang memakai seragam sekolah yang persis sekali seragam sekolah putri di sekolahnya itu.
Saat Jaemin hendak menghampiri, gadis itu berbalik dan berlari menuju hutan.