•Bab 1

19.6K 2.2K 579
                                    

Dimohon bersikap bijak karena cerita ini mengandung kata dan adegan kasar yang tidak patut ditiru.





Visualisasi Tokoh

Visualisasi Tokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


○○○

Motor honda cb yang sudah dimodifikasi itu melaju membelah jalanan yang lenggang.

Menuju sebuah warung pinggir jalan di depan Stadion Brantas. Warung yang sudah lama menjadi markas tempat berkumpulnya para siswa SMK Bayangkari yang mau ngumpul saja.

Kebanyakan dari mereka adalah siswa yang agak bandel. Dengan hobi bolos sekolah dan dilanjut tawuran atau lainnya. Jelas bukan siswa berprestasi yang hobinya ke perpustakaan. Meskipun hanya numpang WiFi.

Niat Ian tadi mau nyusul ke Rumah Sakit Husada sekalian nenggok si Hito. Tapi kawannya bilang gak perlu. Langsung ke markas saja. Katanya ada yang mau diomongin.

Ian yang datang langsung disambut kawannya. Mayoritas berandalan SMK Bayangkari lagi ada disitu semua. Bahkan ketuanya juga ikut ngumpul, Arjun namanya. Dia kelas duabelas.

"Jancok! Kita mau diem aja udah diginiin!" teriak salah satu berandalan itu dengan penuh penekanan.

"Gak perlu kebawa emosi. Jangan mancing keributan sama mereka, sebisa mungkin ngehindar aja" ucap Arjun santai.

Gak cuma dia sebenarnya berandal yang termakan emosi. Kalau dilihat, semua berandal yang lagi disana itu juga menampakkan hal yang sama.

"Nanti aku bakal datengin mereka buat nanya soal kejadiannya Hito. Biar masalahnya cepet selesai. Aku gak mau kejadian tahun lalu keulang lagi" lanjutnya.

Wajah penuh emosi itu sedikit banyak luluh juga. Merasa kalau omongan sang ketua lumayan benar.

Dendam mereka atas penusukan Hito masih belum kelar. Ditambah lagi serangan balasan dari SMK 61 yang ditujukan pada mereka tadi malam. Jadinya kuadrat.

Tapi mereka harus nurut. Biar masalahnya gak semakin kacau.

"Lagi ngomongin apa?" tanya Ian.

Dia duduk disebelah Arjun. Ian telat jadi gak tau masalah apa lagi yang sudah dibikin para berandal ini.

tawuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang