•Bab 4

13K 1.8K 216
                                    



Dimohon bersikap bijak karena cerita ini mengandung kata dan adegan kasar yang tidak patut ditiru.






Visualisasi Tokoh

Visualisasi Tokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



○○○


Sesuai mau Dikta, hari ini dia jemput Ian buat nganter ke sekolah. Ian akhirnya mau saja, lumayan juga jatah uang bensin dia bisa buat beli yang lain. Lagipula untuk sementara waktu kubu mereka tidak akan nyerang satu sama lain. Jadi Ian gak khawatir sama Dikta yang datang ke wilayah anak Bayangkari.

"Pulang sekolah nanti ikut saya ya?"

"Kemana?"

"Makan"

"Gak mau ah!"

"Kamu harus mau biar hubungannya lancar"

"Hubungan persaudaraan"

"Hubungan percintaan"

"Baru kenal udah cinta-cintaan"

"Emang udah cinta duluan sama Ian. Dari kemarin malah"

"Siapa?"

"Saya"

"Yang nanya. Hahahaha"

Motor Dikta berhenti di depan gerbang SMK Bayangkari. Ian turun dari motornya, masih menggunakan jaket bomber hitam punya Dikta. Itu Dikta yang maksa Ian buat pakai.

Padahal dia gak pernah mau pakai jaket meskipun naik motor. Dan Ian cuma bisa nurut biar Dikta tidak lagi buka suara perihal masuk angin dan sebagainya. Berisik pikirnya.

tawuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang