Saat duduk di balkon kamar ditemani dengan novel kesayangannya serta segelas susu hangat yang di buat bi Eem asisten rumah tangganya.
Entah kenapa dia sangat merindukan sahabat sekaligus masalalu nya. Karena hubungan mereka berakhir dikarenakan jarak dan lebih tepatnya hilang kontak, Mungkin itu lebih baik untuk dirinya. Cara tuhan menuliskan skenario untuk mereka sangatlah menarik, tidak ada yang tahu mengapa Tuhan melakukan hal seperti itu. Sebagai manusia hanya bisa menjalani kehidupan yang sudah ditakdirkan oleh sang maha pencipta.
Dirinya merenung sekilas bayangan Andre terlintas dipikiran nya. Memang beberapa terakhir ini ada sosok pria yang membuatnya heran, baginya kenapa ada sosok laki-laki seperti Andre menghampiri nya. Dan ia rasa ini adalah sebuah kebetulan atau takdir ia pun tak tau. Jangan salah, ia tidak suka laki-laki kebanyakan lainnya hanya membuatnya muak dan bosan dengan segala sikap laki-laki yang ingin mendekatinya. Ia rasa untuk mendekatinya hanya lah rasa penasaran yang mereka miliki.
"Duh kok gue mikirin kak Andre sih,"gumamnya ia mulai berpikir tentang seorang laki-laki yang menabraknya ketika ia ingin pergi ke kantin.
Tak lama kemudian benda pipinya berdering.
Tringgg.... Tringgg
Notifikasi wa nya berbunyi, Ana segera mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menggangunya malam-malam seperti ini.
EvaButet.
Ana, ayo main kita jalan-jalan nyari cogan diriku kesepian nih dirumah:)Ternyata itu WhatsApp dari Eva yang mengajak nya untuk main. Maklum lah nama Wa Eva jadi butet karna dia dari Medan.
Ana
Ayo, kita kelapangan basket aja kalo begitu sekalian gue mau latihan gimana mau kagak? Kalo gak mau yauda wkwk
EvaButet
What? Gaada yang lain gitu?Ana
Ada sih, gimana kalo kita kelapangan futsal udah lama juga gue gak ke sana.
EvaButet
Yauda deh kita ke lapangan basket sekalian latihan :(( ajak yang lain juga ya lo kan kapten gue anggota wkwkAna
Oke tunggu ya. Kita otw jam berapa nih?
EvaButet
Jam 3 aja kali ya ni kan masih jam 1Ana
Sip, Ntar gue kasih tau yang lain.
EvaButet
Oke zeyenkkkSetelah beberapa menit Ana telah memberitahukan kepada tim basketnya untuk berkumpul jam 3.
Setelah ia memainkan ponselnya ia melanjutkan membaca novel kesukaanya. Huffttt, Walaupun ia menghabiskan malam minggu dengan membaca novel atau minum susu ia tetap menikmatinya.
***
Jam 3 mereka sudah berkumpul di lapangan basket yang sudah di tentukan dan mereka memulai latihannya. Mereka mulai latihan, mereka latihan bukan hanya saat turnamen saja ataupun hanya ajang lomba-lomba saja mereka latihan. Mereka akan tetap latihan untuk membuat strategi baru untuk persiapan kedepannya.
Eva terlihat sangat kesusahan dalam memainkan bola basket, Ana membimbing Eva sampai Eva benar-benar bisa.
"Va coba lo dribble dulu gue mau liat" kata Ana kepada Eva yang masih memainkan bolanya.
"Duh lo ya, gini-gini gue juga masih bisa"ujar Eva membenarkan dribble bolanya.
"Kalo bisa ya lo cepetan dong masukin ke keranjang nya"
Eva mencoba mendribble bola itu dan memasukkan ke ring tetapi gagal.
"Makanya nyet kalo nggak bisa bilang"Ana mengambil alih bolanya yang di dribble oleh Eva. Ana mencontohkan cara yang benar memasukkan bola ke ring dengan tepat.
"Halah gitu aja udah sombong,"cibir Eva kepada Ana
"Heh kunyuk gini-gini juga lo suka nyariin gue kalo pas nangis" tak mau kalah Ana
Mereka berdua berdebat seperti anak kecil dan setelah itu melanjutkan latihan dengan timnya dan membuat strategi untuk turnamen yang akan mendatang.
Ketika mereka sedang latihan, Andre dan teman-temannya datang untuk bergabung latihan tetapi hari sudah semakin sore dan Ana memutuskan untuk menyudahi latihan hari ini.
Terlihat Andre yang menghampiri Ana yang sedang fokus memperhatikan teman-temannya latihan, dan ia tadi istirahat sejenak untuk minum.
"Hi An,"
"Eh... Hi kak, kakak mau latihan basket juga ya?" Tanya Ana kepada Andre yang menghampirinya.
"Ya gitulah An, boleh kita gabung nggak?" Pinta Andre dengan sopan kepada Ana.
"Boleh kak. Tapi, kita udahan latihannya kak soalnya ini udah sore. Ya udah kak Ana mau bilang ke teman-teman untuk menyudahi latihan"
"Oh oke An"
Ana langsung meninggalkan Andre dan menemui teman-temannya untuk menyudahi latihan hari ini.
"Guys sampe sini dulu kita latihannya dan kita mulai lagi latihannya minggu depan," ujar Ana pada teman-temannya.
"Siap An"jawab tim nya dengan kompak.
Setelah itu mereka bubar dan hanya tersisa Ana dan Eva karena mereka berdua membereskan bola yang mereka gunakan tadi, mereka berdua memungut botol minum bekas mereka latihan tadi agar terlihat tidak ada bekas yang tertinggal.
"Hm kak kami berdua pulang duluan ya."
"Eh.. iya dek,"ujar Andre.
Setelah itu Ana pergi tetapi tangannya di tarik oleh Andre.
"An tunggu" Panggil Andre sambil menarik tangan Ana, mereka saling menatap satu sama lain. Andre yang memiliki bola mata hitam lekat terlihat aura dinginnya membuat siapa saja yang melihatnya sedikit gerogi dan takut ditatapnya apalagi tanpa senyum di bibirnya sedangkan Ana memiliki bola mata kecoklatan memiliki aura ketenangan.
Tak lama Eva datang menghampiri mereka berdua, membuat Andre melepaskan tangannya yang memegang Ana tadi setelah mendengar sorakan Eva, jika ditanya kemana teman-teman Andre mengapa mereka tidak mencampuri karena mereka asyik latihan membuat mereka lupa apa yang terjadi pada Andre.
"Ehmmmmm"sorak Eva
"Eh...iya kak kenapa?"tanya Ana dengan senyum kikuk nya setelah tangannya terlepas dari pegangan Andre.
"Nggak An, cuma mau bilang kalo nanti malam kita chatan jangan gugup,"
"Ehh emang keliatan gugup ya kak?"tanyanya dengan wajah polos.
"Aduhh Ana!!! Gue lumutan nih nungguin lo berduaan!!"
Eva kesal pada Ana hari sudah semakin gelap ia masih saja berduaan dengan Andre.
"Duh lupa gue Va, kak gue duluan ya, see u kak,"ujar Ana seraya meninggalkan Andre lari menuju Eva yang sejak tadi berjalan lebih dulu karna kesal.
"See u too"jawab Andre dengan senyuman yang manis diwajahnya.
"Itu cewek menarik juga pantes gue kagum, kadang juga lucu bahkan imut"gumamnya sambil senyum-senyum sendiri.
"Woy bgst, mau latihan kagak lo!!!"ujar salah satu temannya.
"Iyaiya tunggu bentar tolol"jawab Andre menuju mereka.
Terkadang kita tidak tahu kejutan-kejutan kecil yang telah Tuhan berikan kepada kita dan sumber kebahagiaan yang tidak kita ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionIni kisah seorang laki-laki yang telah lama menyukai seorang perempuan yang bernama INDRIANA SEPTIANI , namun dirinya hanya memperhatikan dari jauh tanpa berani mendekati secara langsung. Dia jatuh cinta semenjak melihat perempuan itu sedang olahra...