Highway to Hell
Yang lain pada protes tapi akhirnya ngikut Gon juga. Bahkan Hyunsuk si anak SMA yang tajir. Duh situasi Hyunsuklah yang paling sedih. Jarak rumah dia dari rumah Ekswan cuma beda beberapa kaki saja, sekarang jarak rumah dia dari posisi dia mah mungkin ngelewatin tujuh langit.
"Lupakan aku.....
kembali padanya...""HP siapa tu anjir?" Tanya Hyunsuk. Padahal baru kenal juga lima menit yang lalu.
Tapi bisa-bisanya ada yang nelfon pas mereka lagi tegang kaya gini. Malah semuanya pada pegang senter, rasa-rasa mau memburu hantu. Padahal tujuannya cuma mau memburu nilai dari pak Leyo.
Baejin merogoh sakunya.
"Halo ma?"
Semuanya pada ngeliat Baejin. Baejin yang diliatin cuma ngasih isyarat untuk diam. Padahal yang ribut aja gak ada. Sumpah si Seunghun mau bogem pacil yang satu ini. Masalahnya mama Baejin suka ngasih Seunghun duit jajan, jadi Seunghun harus respect dengan tidak ngebogem pacil brengsek satu ini.
"Iya ini kami lagi ngerjain project katingku"
"Iya mama, beli ayam kan? Walaupun ga ada yang buka malam-malam gini"
"Engga mama, aku ga ngejek. Aku lupa izinnya pulang siang"
"Dah ya mama ada setan lewat. Byeeeee"
Yang Baejin bilang bukan bohong. Memang ada setan lewat tapi yang lain pada diam karena Baejin lagi ditelfon mamanya. Biasalah anak mama, kalau mau kemana-mana harus izin dulu.
"Udah lu matiin?" Tanya Gon. Baejin cuma ngangguk.
Pada saat itu juga lima cowo jamet teriak "AAAAAAAAAA!"
"Anjing lu teriak juga Hun?" Tanya Gon.
"Itu bukan manusia bro" bela Seunghun.
I mean, Seunghun ga salah. Malah dia bener banget.
"Gimana nih?" Tanya Hyunsuk yang udah gemetaran takut ngeliat setan bertanduk lewat tadi.
"Hmm... ada dua tangga, satu ke atas satu ke bawah. Menurut spekulasi gue..."
"Persetan spekulasi lo! Ke bawah atau ke atas?" Ujar Seunghun tanpa ngebiarin Yonghee berspekulasi.
"Umm... bawah?"
Tanpa konfirmasi dari Yonghee, semuanya mulai turun ke bawah. Namun ketika sudah setengah turun terdengar suara wanita teriak kesakitan. Benar-benar teriak super teriak.
"Anjing anjing anjing" gumam Seunghun.
"KE ATAS!" Titah Gon.
Semuanya menuju ke atas. Ketika mereka sampai di lantai atas, mereka disambut dengan keheningan. Ah ini gak bener nih. Kalau di bawah ada teriakan kalau di atas ada keheningan.
Menurut pola pikir Yonghee, keheningan jauh lebih buruk dari teriakan.
Di lantai tertinggi, ada tiga kamar. Salah satu kamarnya terpisah sendiri. Jendela kamar itu tidak menghadap ke arah rumah Yunseong, melainkan ke arah kostan elit para anak cewek.
"Rumah lu dimana sih?" Tanya Baejin ke Hyunsuk.
"Di depan kostan cewe bang, samping rumah yang anaknya pemain basket"
"Anjing! Mantap betul posisi rumah lu" komen Gon.
Biasalah, Gon kan tetangganya mahasiswa atau mahasiswi semua. Tambahlah pak Johnny di sana.
"Eh lo bisa nelfon kan?" Tanya Yonghee kepada Baejin.
"Kaga dengar lu tadi gua dimarahin sama emak gua?" Jawab Baejin.
"Bukan itu intinya bego! Intinya berarti kita masih bisa minta tolong bantuan orang dari sin"
Dan para empat jamet itu hanya beroh ria saja.
"Tapi gua gak ada pulsa" celetuk Baejin. Dia kan tadi ditelfon bukan nelfon guys.
"Ah pulsa gua habis buat beli stiker line" ujar Hyunsuk si anak SMA.
"Gua mau hemat pulsa. Mo nembak cewe" kata Seunghun.
Semuanya melihat ke arah Gon. Padahal kan masih ada Yonghee pikir Gon. Tapi mau gimana lagi, udah diliatin. Dahlah jawab aja ya kan.
"Uh... eh"
"Kenape bang?" Tanya Baejin.
"Ini kan rumah keluarga Ekswan"
Yang lain hanya menghela nafas kasar sementara Baejin mengoceh "yaelah baru sadar lu!" Dengan nada marah.
"Bukan anjing. Menurut lo kenapa gua dapat kunci rumah ini?"
Nah. Barulah otak mereka mulai berlari mengitari rotasinya. Iya juga ya. Kenapa Gon bisa masuk lewat kunci yang dia dapat entah dari mana.
"Lu masuk pakai kunci?" Tanya Baejin.
Sumpah Baejin ini orang teribut tapi ramah juga sih yang pernah dikenal oleh Byounggon. Makanya Gon masukin Baejin ke dalam tim. Sekaligus sebagai kameramen, Baejin bisa merayu masyarakat.
Gon mau nunjukin kuncinya biar keren, tapi dia baru ingat kalau kuncinya disangkut aja di pintu itu. Hah seandainya mereka langsung pulang tadi, mungkin Gon udah udah nyantai di rumah dan menyantap mie instan ala anak kost.
Mengingat kata-kata kost. Main kata jadinya kost(a) kata.
"Yop, kuncinya gua dapat di warung pak Johnny"
Dalam hati Hyunsuk who the fuck is pak Johnny tapi itu masalah nanti. Palingan Hyunsuk bisa sewa detektif buat nyari tau siapa itu pak Johnny dan apa yang dilakukannya untuk hidup.
"Wah, main landing sembarangan aja tuh kunci" komen Seunghun. Biasanya dia mah bodo amat sama cerita asal usul sesuatu, tapi kali ini dia perduli guys. Gon aja speechless seketika sebelum Yonghee menepuk tangannya tepat di wajah ganteng Gon. Wajah Gonteng.
"Makanya gua kaget. Gua tanya sama Moonbin katanya bukan kunci dia. Pas gua pulang, kostan si kembar belum tutup"
Di dalam hati Hyunsuk siapa lagi lah si kembar ini? Butuh detektif Simon Dominic ini buat nyari tau siapa itu si kembar. Semoga bukan kembar Hwang.
"Terus?" Tanya Yonghee.
Karena lantai tiga ini hening, suara mereka menggema.
"Gua barusan ingat kalau Eunsang itu salah satu keluarga Ekswan. Dia senyumin gua pas waktu gua ngantongin kunci rumah ini"
"Jadi inti ceritanya apa?" Tanya Baejin.
"Intinya, si Eunsang Eunsang itu mungkin yang ngoper kuncinya ke bang Gon. Tujuannya belum pasti tapi semoga tujuannya tujuan baik" jelas Yonghee.
"Tujuan baik? Udah pasti jahat lah tujuannya" kata Seunghun.
"Dih, lu emang kenal sama orangnya langsung main ngejudge gitu?" Ujar Hyunsuk. Dia kan karena ga kenal jadi ga berani ngejudge.
"Kaga sih, tapi siapa coba yang mau ngejebak manusia di dunia setan?"
"Banyak" jawab seorang pria dengan senapan yang diarahkan pada mereka berlima.
***
Next : POV nya Yohan & Hangyool
KAMU SEDANG MEMBACA
The Watch | cix ft x1
FanfictionLima bocah kepo menguak apa yang sebenarnya terjadi di rumah kediaman keluarga Ekswan. Sequel of The Conjuring through the visions of five boys' perspective.