calon mantu vihokratana┆thai actors (✓)

🌟 --- salah paham?

┌─────────────────┐
-ˋˏ Happy Reading ˎˊ-

-ˋˏ Don't Like Don't Read ˎˊ-
└─────────────────┘

♡♡♡

"Makasih ya, bang phem," kata Chimon turun dari motor gede pacarnya. Pluem yg masih di atas motornya itu cuma senyum manis ke arah Chimon.

"Iya," ucap Pluem. Tangannya bergerak buat ngelus rambutnya Chimon. "Belajar yg bener, jangan kabur dari kelas mulu."

Chimon cuma nyengir. Pacarnya itu tau aja kalo dia sering kabur dari kelas buat jajan cilok depan gerbang bareng Nanon.

"Yaudah mon masuk ya, kak," kata Chimon.

Pluem mengangguk. Tapi baru dua langkah Chimon jalan, Pluem manggil.

"Eh, mon!"

Chimon noleh sambil senyum-senyum jahil. "Apa lagi, kak? baru dua langkah loh, udah kangen aja."

Pluem nahan senyum.

Mau ngatain kepedean tapi guenya sayang. Batinnya bucin.

Pluem menunjuk kepala Chimon. "Itu.. helemnya masih nyantol."

Chimon dengan ekspresi bego pun ngeraba kepalanya.

"Eh iya," cengirnya melepas helm bogonya terus dikasih ke Pluem. "Nih, kak hehe."

Pluem nerima helmnya. Dia ngeliatin Chimon yg garuk-garuk kepalanya malu.

"Oh iya, mon," kata Pluem baru keinget sesuatu. "Nanti abang nggak bisa jemput ya, ada kerkel."

"Iya kak, nggak papa," kata Chimon ngangguk lucu. "Entar chimon pulang nebeng nanon aja."

Denger nama adeknya disebut-sebut, Pluem cemberut. "Harus banget ya sama nanon?"

Ya namanya juga Chimon, saudara-saudara. Makhluk paling nggak peka di buku ini cuma jawab santai.

"Ya kan biasanya juga sama nanon, kak."

Lelah menghadapi ketidakpekaan pacar imutnya, Pluem iyain aja.

"Yaudah, abang duluan ya, mon."

Chimon mengangguk. Dia ngeliatin motor Pluem yg udah jalan, nungguin sampai pacarnya itu belok di tikungan sebelum masuk ke area sekolahnya.

.
.

"Oi, non," sapa Chimon pas dia ngeliat Nanon yg udah anteng duduk di bangkunya.

"Ey." Nanon noleh bentar sebelum balik nulis di bukunya. Chimon ngintip kerjaan temennya itu.

"Ngapain, non?"

"Ngerjain pr," jawab Nanon singkat.

"Emang ada?"

"Nggak."

Chimon mengernyit bingung. "Kalo nggak ada pr terus kenapa lu bilang ngerjain pr?"

Nanon menoleh. "Kan gue ngerjainnya di sekolah, berarti ps dong bukan pr lagi?"