Kapal terbang ke sembilan puluh sembilan telah menerima banyak tembakan dari musuh dan pertempuran ini masih berlangsung. Dua pilot yang mengendarainya memutuskan untuk menepi, sayangnya ide mereka justru mendapatkan serangan bertubi-tubi. Hingga akhirnya pilot pertama memutuskan untuk masuk ke dalam black hole.
Kapal terbang mereka berguncang hebat saat berada di dalam black hole. Sistem navigasi eror dan mereka tak tahu persis akan mendarat di mana sebab, bukan mereka yang pantas memilih. Kapal terbang yang rusak parah itu keluar dari black hole dan terus terjun melewati atmosfer. Bagian belakang pesawat mengeluarkan api sebab mengalami gesekan hingga akhirnya hampir terbakar keseluruhan ketika mendarat darurat di bumi.
Bisa dilihat bagaimana keadaan planet yang mereka singgahi kali ini. Ada tanah lapanh seluas mata memandang dan banyak binatang berukuran besar yang asing bagi mereka. Pilot pertama tumbang ke lantai kapal yang retak, rupanya ia terkena tembakan musuh yang masuk dari celah badan kapal yang bolong. Pilot kedua berusaha tidak panik dengan melepas helm pelindung, darah sudah keluar dari celah bibir, hidung, mata dan telinga.
"Kau terluka parah, kuambilkan obat!"
"Zyliah, jangan pergi." Pilot pertama menahan pilot kedua.
"Kau terluka, Gerrald!"
"Kau harus kembali ke sana, mereka akan menjemputmu." Pilot pertama meraih benda bulat berwarna merah di balik gelang di pergelangan tangannya.
"Aku akan kembali denganmu, Gerrald!"
"Zy, Zy dengarkan aku," kata Gerrald meminta perhatian. "Aku rasa tak bisa bertahan lama, kau harus berjanji kembali ke Saveta, apa pun yang terjadi."
"Tidak! Aku tak bisa," bantah pilot kedua—Zyliah.
Deru suara kapal terbang terdengar begitu dekat, ia yakin sebab mesin-mesin itu dibuat olehnya. Zyliah menatap Gerrald dengan mata basah, belum juga sempat mengambil keputusan, bumi berguncang dan suara keras terdengar memekakkan telinga. Zyliah menengok keluar kapalnya yang hancur, di sana binatang bergigi besar dan berkulit mengerikan berlari ke arah mereka.
"Pergilah, Zyliah. I love you, love you," kata Gerrald semakin lemah.
Di luar, kapal terbang yang menjemput Zyliah membunyikan alarm. Awak kapal bahkan berteriak memanggil Zyliah dan ingin membawanya pergi sebelum binatang berukuran raksasa dan bersuara memekakkan telinga melahap mereka. Zyliah menoleh untuk terakhir kalinya pada Gerrald yang terluka parah. Di bawah sinar mentari sore, ia melihat untuk pertama dan terakhir kalinya wajah Gerral di bumi.
Saat Samantha meraih tangan awak kapal terbang ke seratus, bunyi keras berada tepat di belakangnya, semuanya yang dilihat Zyliah terakhir kali lenyap dal sekejab. Zyliah mengelus jendela kapal dengan air mata kepedihan, berjanji akan datang kembali ke tempat terakhir kali mereka bertemu.
****
Saveta— hari ketujuh setelah kemerdekaaan, euforia semua penduduk masih terasa. Bahkan bisa dijumpai air yuva dan daging diox di sepanjang jalan, diberikan gratis oleh mereka untuk perayaan bersejarah Saveta. Esteban meraih dua nampan besar berisi daging diox panggang dan botol-botol berisi yuva. Yuva dan diox adalah minuman dan makanan khas Saveta, terbuat merupakan fermentasi air hujan yang diberi sari buah. Sedangkan diox adalah hewan ternak bertelinga dua, bertanduk dua menghasilkan susu dan daging yang paling enak.
Pria yang membawa semua makanan dan minuman itu menghampiri Zyliah di ruangannya. Cukup terkejut ketika melihat temannya mengarahkan sinar berpendar berasal dari gelang di tangannya ke perbekalan.
"Hei, hei, kita masih ada tujuh hari lagi perayaan, kau mau ke mana?"
"Ke sana," kata Zyliah.
Esteban menaruh bawaannya di meja dan mendekati Zyliah, "jangan bilang kalau kau akan ke sana?"
"Ya."
"No! Ingat pesan Gerrald sebelum dia pergi. Kau harus di sini apa pun yang terjadi, di Saveta! Saveta telah merdeka, Zy apa yang kaucari di sana?"
"Aku berjanji akan ke sana jadi, aku akan ke sana."
"Zy, bagaimana jika di sana kau dimakan binatang raksasa mengerikan itu, huh?"
Zyliah tak menggubris panggilan Esteban, bahkan sudah naik ke kapal terbang. "Berikan surat itu padanya dan bilang kalau aku pergi berlibur."
"Kau serius? Ayolah, Zy! Zy, Zyliah!"
Kapal terbang itu pergi menjauh, meninggalkan perayaan-perayaan Saveta atas kemerdekaannya. Saveta baru saja merdeka tetapi sistem keamananya sudah berjalan sejak 24 jam pasca merdeka. Zy perlu memanipulasi kapal terbangnya agar lolos dari pengawasan. Warna kapal terbang dan barcodenya berubah setelah Zyliah menekan tombol oranye di bawah kemudi.
Petugas keamanan memeriksa barcode kapal terbang dan membiarkannya lewat. Di sistem keamanan, kapal terbang Zyliah merupakan kendaraan pengangkut sampah yang bertugas membuang sampah di dekat planet kecil Eraxon. Kapal terbang Zyliah terus melaju menembus balck hole, berusaha yakin telah melewati jalan yang sama seperti 158d yang lalu. Akan tetapi, setelah keluar dari black hole, ia terkejut bukan main, sebab setelah melewati atmosfer bumi, cahaya kerlip-kerlip berjumlah lebih dari yang ia bayangkan tersebar di bumi.
Zyliah terpaksa melakukan rencana darurat agar bisa mendarat di Bumi. Ia masuk ke dalam kapsul berukuran tubuhnya dan terjun bebas sesuai titik lokasi yang diinginkan Zyliah. Bersamaan dengan itu, kapal terbang milik Zyliah hancur dengan sendirinya agar menghapus jejak. Kapsul itu jatuh ke laut, mendapatkan tempat aman di bawah karang laut besar hingga Zyliah perlu ekstra akal agar bisa keluar. Ia menggunakan kekuatannya untuk berpindah tempat, pikirannya melayang ke tempat terakhir di mana ia bertemu Gerrald.
Di sinilah Zyliah berada, di salah satu kamar klub malam terbesar di kota Singapura, Lumia Club.
Next?
Catatan kaki :
- Saveta :
- air Yuva : air jernih dari fermentasi air hujan diberi perisa buah-buahan.
- daging diox : daging binatang ternak khusus di Saveta. Mempunyai telinga dua, bertanduk dua dan menghasilkan susu dan daging.
- Eraxon : planet kecil yang tak layak huni, tempat pembuangan sampah dari planet Saveta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absquatulate
Romance21+| Don't Copy My Story| Update Sebisanya Saat bertempur di angkasa Saveta, pesawat tempur milik Zyliah dan Gerrald menerima banyak tembakan sehingga mereka memutuskan untuk mundur memikirkan rencana selanjutnya. Akan tetapi, pesawat mereka masuk k...