Dicecar Pertanyaan-8

190 26 6
                                    


Berita soal kecelakaan bus yang aneh tersebar di setiap media informasi terkini. Mereka berlomba-lomba memberikan berita yang akurat, namun semuanya berujung pada pencarian sosok penumpang perempuan dan perempuan penyebab keributan. Tidak ada yang tahu dan mengenal siapa mereka? Seorang nenek dan cucunya hanya bersaksi bahwa ada penumpang perempuan cantik yang sedari tadi duduk tenang di depan mereka, selebihnya mereka tak tahu ke mana perginya? Akan tetapi, kamera CCTV di jalan berhasil mengambil gambar dua perempuan tersebut.

Desy berhenti menyedot es boba sebab tertarik sekali dengan berita yang ditayangkan di salah satu stasium televisi lokal. Desy terbelalak sambil menatap ke arah Zyliah, di sana salah satu foto perempuan yang dimaksud adalah teman tinggalnya, Zyliah. Desy langsung menaruh es boba dan mendekat mencecar dengan banyak pertanyaan seputar pemberitaan.

"Itu dirimu yang ada di televisi? Kau mengalami kecelakaan, tapi masih sehat, segar dan bugar? Bagaimana bisa kau menghilang dari sana bareng perempuan aneh itu? Ya Tuhan, kau masuk televisi?" tanya Desy mencecar Zyliah.

Zyliah duduk tenang seraya tersenyum, "Ya, itu memang aku."

Desy melongo sesaat sebelum mengatupkan rahangnya. "Trus kau baik-baik saja? Mana yang sakit? Dia di mana sekarang? Dia siapa?"

"Aku tidak tahu dia siapa. Juga tidak tahu dia di mana soalnya aku berlari kencang meninggalkan bus."

"Benarkah begitu?"

"Ya, mau penjelasan yang bagaimana lagi?" tanya Zyliah.

"E, enggak begitu maksudku. Aku masih penasaran apakah si perempuan aneh itu mahluk halus atau bagaimana?"

"Bisa jadi," kata Zyliah santai.

Penghuni apartemen heboh sebab berita yang tayang di Breaking News adalah salah satu penghuni menjadi sasaran penyerangan orang aneh yang ajaibnya raib seperti hantu. Tampak juga sopir bus yang mengatakan sejujurnya dan sepertinya tempat tinggal Zyliah akan dibanjiri oleh para warta media. Tebakan itu benar adanya, belasan wartawan datang dan dihentikan di lobi apartemen, petugas keamanan perlu meminta izin dari Zyliah apakah bersedia diliput atau tidak?

Zyliah tak bersedia diliput oleh mereka yang haus penjelasan, namun semua itu diambil alih oleh petugas polisi yang meminta keterangan kronologi penyerangan tersebut, barulah Zyliah mau bercerita tentu saja dengan versi warga pribumi yang taat peraturan. Zyliah tak mungkin berkata jika F-77 yang melakukan penyerangan dengan tujuan membawanya kembali ke Saveta. Dijamin semua manusia akan memburunya sebagai alien tercantik, terantik dan ter-ter lainnya.

Tiga petugas kepolisian datang tepat setelah Zyliah selesai membuat makanan untuk dijual seperti biasa. Mereka mencecar Zyliah dengan tujuh pertanyaan yang terus saja diputar-putar sampai Desy akhirnya buka suara karena merasa kesal dan jenuh oleh pertanyaan yang sama.

"Sebentar, Pak polisi. Bapak mencecar saudari saya seperti dialah tersangkanya?" tanya Desy.

"Kami hanya mencari tahu, Nona."

"Aku hanya korban di sini, Pak. Aku pergi berlari kencang dan menghindari penyerang, lebih penting lagi, aku tak tahu menahu siapa dia." Zyliah menjelaskan kembali dengan sopan

"Baiklah, karena ini sudah lebih dari cukup keterangan Nona Zyliah, maka kami undur diri. Terima kasih atas waktunya, Nona."

"Terima kasih kembali, Pak."

Desy yang mengantar para petugas kepolisian meninggalkan ruangan namun, ia berhenti mendadak sebab dua di antara mereka berbalik dan berkata jika schootel buatan Zyliah menggoda cacing di perut mereka pun lantas membeli masing-masing dua porsi. Zyliah dan Desy tentu saja senang sekali, bahkan mereka berharap bisa dihubungi untuk pesanan di lain waktu. Sepeninggal ketiga petugas polisi, Desy melompat ke sofa dan menyetel berita live di televisi, benar-benar para wartawan tak melepaskan kasus ini! Mereka mewawancarai ketiga petugas yang baru saja pergi, beruntungnya sebelum pergi Zyliah minta pada petugas itu untuk menyampaikan jika jangan mengganggu privasi warga sipil yang taat aturan sepertinya.

AbsquatulateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang