Zyliah melihat sekitar, ruangan berisi tempat tidur, meja setinggi pinggang berukuran setengah meter berlaci empat, lampu tidur di kedua sisi ranjang kemudian sepasang sofa berwarna merah. Itu yang dilihat olehnya saat berpindah tempat. Ia bangkit perlahan, menyadari jika pakaiannya merupakan pakaian utama dirinya. Perpindahan itu kemungkinan membuat baju pelindungnya memudar. belum sepenuhnya bangkit ketika pintu ruangan dibuka seseorang dari luar. Ia mendongak dengan rambut basah yang menjuntai.Pria berkemeja abu-abu terang yang dilipat ujungnya dan berkacamata menatap tanpa kata pada Zyliah. Suara bising di luar ruangan terdengar begitu jelas, beberapa orang berpasangan juga lewat. Pintu ditutup perlahan oleh sang Pria, kemudian berbalik menatap Zyliah kembali yang sudah berancang-ancang hendak melindungi diri. Dari tangan Zyliah, keluar cahaya merah yang membuat udara di ruangan menjadi panas dan siap dilontarkan.
Pria berkacamata itu tersenyum pada Zyliah, "Jika kaupikir aku adalah ancaman itu wajar. Tapi, ini adalah tempat usahaku, siapakah kau?"
"Jika kau bukan ancaman, lalu tindakanmu ini apa?" tanya Zyliah.
"Aku tidak tahu bagaimana kau bisa ada di sini, yang jelas aku sudah lama berada di sini." Pria itu berjalan pelan dan santai seolah tak takut jika Zyliah akan menyerangnya.
"Di mana dia? Seharusnya dia masih di sini. Aku meninggalkannya hanya 158d kenapa sudah berubah sepesat ini?" tanya Zyliah setengah terkejut melihat pria itu tersenyum sembari menatap manik matanya.
"Apa dia orang spesial untukmu? Sehingga kau jauh-jauh datang kemari, Nona Zyliah?"
Zyliah terperanjat, "Darimana kau tahu namaku?"
"Aku Silas Daylan, pemilik Lumia Club tempat di mana dia terakhir hidup."
Cahaya merah berpendar itu meredup seiring dengan kesedihan Zyliah mengetahui bahwa semuanya sudah berakhir. 158d bukanlah waktu yang lama di Saveta, apalagi bisa membuat bumi berubah secepat ini. Akan tetapi, Zyliah lupa bahwa satu jam di Saveta begitu lama bumi berevolusi. Semua berubah secepat kedipan mata, Silas menceritakan sebagian besar hidupnya di bumi secara singkat. Zyliah terkejut bahwa Silas saja sudah hidup lebih dari delapan ratus sembilan puluh lima tahun, jadi 158d Saveta sekian ratus tahun lamanya.
Silas mengalihkan pandangannya dari jendela salah satu kamar di lantai tiga Lumia Club ke arah Zyliah. Sungguh, Silas terkejut bisa bertemu dengan mahkluk lain selain manusia di masa hidupnya. Zyliah sama halnya dengan Silas, juga terkejut menemukan mahluk lain yang tak begitu jelas disebut apa. Sebab Silas tak hidup maupun mati, bukan mahluk mitologi maupun mahluk sepertinya.
My
"Kurasa di sini bukanlah tempat yang baik untukmu."Silas berjalan beberapa langkah, kemudian menoleh mengajak Zyliah untuk ikut tanpa berkata. Gadis itu beranjak masih dengan baju basahnya mengikuti langkah Silas mendekati pintu ruangan. Lagi-lagi ia dikejutkan dengan tindakan Silas yang di luar dugaan. Pintu itu tadinya menampilkan sebagian kebisingan Lumia, kini yang ada justru ruangan yang tenang dan bernuansa putih namun bukan surga.
Zyliah kembali membuka pintu ruangan baru yang didatanginya, di balik ruangan bernuansa putih terdapat pintu-pintu bernomor dengan tombol modern hampir mirip dengan yang ada di Saveta. Ia merada jika Silas sungguh ajaib, bisa berpindah tempat sepertinya, bedanya kemungkinan ia bisa mati sementara Silas tidak.
"Tadinya aku hanya membeli ini untuk berinvestasi. Tapi, kalau kau mau menyewanya boleh saja. Dengan uang bumi tentunya." Silas berkata sembari tersenyum.
"Baiklah, terima kasih telah membantuku. Akan kubayar, tenang saja."
"Oke, sampai jumpa. Kutunggu pembayarannya," kata Silas sembari pergi keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absquatulate
Romance21+| Don't Copy My Story| Update Sebisanya Saat bertempur di angkasa Saveta, pesawat tempur milik Zyliah dan Gerrald menerima banyak tembakan sehingga mereka memutuskan untuk mundur memikirkan rencana selanjutnya. Akan tetapi, pesawat mereka masuk k...