" Nyak aku mau jualan ke kota dulu ya "
Namanya Yoshino Hokuto. Anak sulung dari 5 bersaudara yang tinggal di gubuk di atas gunung. Setiap hari ia harus turun ke kota untuk menjual dessert box buatan sang ibu.
" Akhirnya daganganku habis " Hokuto berjalan mendaki gunung lewati lembah untuk kembali ke rumahnya.
" Nak Hoku " panggil seorang perempuan pemilik salah satu rumah di kaki gunung. Nama perempuan itu Fujii Karen.
" Lebih baik kau tunda perjalananmu. Banyak begal di jam segini, sebaiknya kamu menginap dulu dirumahku. Pulanglah esok hari " Bibi Karen menyarankan.
" Bibi enggak baik kalau aku menginap di rumah bibi. Gak muhrim, apalagi Hoku masih perawan "
Ingin sekali Karen menampar congor si penjual dessert-box tapi sekali lagi ia membujuk pemuda itu.
" Nak Hoku percaya ama bibi, bibi gamau ngapa-ngapain. Ini demi kepentingan kamu juga "
Akhirnya nak Hoku pun menurut.
-
Keesokan paginya, setelah ayam menggonggong, Hokuto bergegas mendaki gunung lewati lembah menuju rumah.
Saat ia sudah tiba, bau anyir darah menyapa penciumannya.
" Makochan?! " Hokuto dengan panik langsung memeriksa keadaan sang adik yang bersimbah sirup marjan cocopandan sambil memeluk adik bungsunya, Masahiro.
Hokuto lalu berlari ke dalam rumah dan menemukan tubuh ibu dan adik-adiknya yang lain sudah hancur.
" Tidak mungkin! "
Hokuto langsung mengangkat tubuh Makoto yang masih hangat dan berlari menuruni gunung. Badai salju yang tiba-tiba datang menghalangi pandangannya, membuatnya terpeleset dan terguling jatuh.
" Kyaaa " jeritnya manja.
Hokuto yang masih syok pun memeriksa keadaan sang adik.
" Makochan kamu tidak apa-apa? "
" Guk...guk...guk... " tiba-tiba saja sang adik menggonggong ke arahnya dan nyaris menerkamnya.
" Oi Makochan sadar ini aing abangmu. Kok lu malah jadi asu " Hokuto mencoba menghindari serangan sang adik yang tiba-tiba berubah tapi tetap saja Makoto seperti asu kelaparan yang melihat tulang.
Beberapa abad kemudian seseorang datang menyelamatkan Hokuto dari serangan Mako yang rabies.
" Jangan bunuh dia. Dia adikku "
Pemuda misterius yang menodongkan mie lidi itu menoleh ke arah Hokuto.
" Kau bodoh ya. Dia ini jurik, dan dia hampir saja membunuhmu. Makanya aku akan membunuhnya duluan " omel pemuda itu. Ia mengayunkan lidinya berniat menebas leher Makoto.
" Jangan sentuh adikku! " Hokuto pun berlari dan menerjang sang pemuda.
Tentu mudah bagi pemuda itu untuk mengalahkan Hokuto dan membuatnya pingsan dengan menunjukan roti sobek coret dengan memukul tengkuknya.
" Auuung... " Dan tiba-tiba Makoto yang sebelumnya berada dalam cengkeraman si pemuda pun mengamuk. Manusia setengah asu itu berdiri dan menghalangi sang kakak saat pemuda itu mendekat.
' Aneh dia kan iblis kenapa dia tidak memangsa si kakak. Sepertinya dua anak ini spesial '
-
Beberapa abad kemudian, Hokuto pun tersadar. Ia menoleh kesekeliling dan mendapati Makoto ada di sana dengan lemang di mulutnya. Sebuah kertas tertancap tidak jauh darinya.
Aku rasa kalian berdua special karetnya dua. Temui guruku di gunung teletabis. Aku sudah mengirimkan pesan watsap kepada guruku itu. Mintalah guruku untuk membantumu menjadi pembasmi jurik dan mencari jurik yang membantai keluarganu. Oh ya bilang aja dikenalin ama Fujiwara Itsuki. Ig nya baboem4rstercayanK. Jangan lupa di follow.
" Hm? " Makoto menatap sang kakak.
" Makochan ayo kita kembali untuk memakamkan enyak dan yang lain. Setelah itu kita punya urusan "
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUS
FanfictionHumor Garing. Disclaimer: pic source ➡️ pinterest, Work by para dkk. edited by canva