Harta, Tahta, ✨Beban Keluarga✨

236 18 6
                                    

"Bunda, ayah berangkat dulu ya" Babah Likiya melambaikan tangannya saat meninggalkan gubuk derita mereka untuk mencari nafkah di kerasnya ibu kota.

"Iya,iya pa. Kaiseiiiiii bantuin emak"
Suara kuali gomprang-gampreng memenuhi dapur mereka. Suara tangis Shogo dan Ryu yang belum mimi susu membuat tensi emak Zin naik. "Oi Kasep, bikinin susu dulu tuh buat kedua adik kamu"

Di ruang tamu, kedua anak tuyul berkelakuan dajjal lagi berantem rebutan jailangkung sama main ouija.

"Hokuchan, Yamasho kalian kenapa sih main begitu?" Zin berkacak pinggang terkaget-kaget melihat kelakuan dua anak dajjal itu.

"What the pffhhs are  you to tell me what to do?" Kedua anak dajjal itu menatap sang bunda nista. "Bunda stop bothering us. Mid your own pffhhss business" anak yang kurus menatap bundanya galak.

"Eh Hokuchan kok jadi kurang ajar kayak Yamasho? Ini siapa yang ngajarin kalian main ginian? Pasti Rui sama Kenta ya?"

Sebuah kepala menyembul dari balik pintu kamar. "Enggak kok bunda, kami ngajarin mereka ilmu hitam bukan jelangkung"

"Kenta buru sini lanjutin ritualnya" terdengar suara dari kamar tersebut dan Kenta kembali masuk ke kamar.

Belum sempat bunda Zin menarik nafas, suara berisik musik terdengar dan anaknya yang lain tengah joget-joget heboh di depan ponselnya. Sementara anaknya yang lain tengah sibuk ngobrol-pelukan-ciuman-curhat-bicarin politik ekonomi bersama kucingnya.

Bunda Zin pun akhirnya capek dan memilih mengobrol bersama anaknya yang tengah ngewibu sambil nontonin pidio Kamu Hime di Wetube.

"Tak, Makoto ama Takuma mane?"

"Biasalah bund lagi menghabur-haburkan duit di mall. Maklumlah mereka kan beban keluarga" jawab Takahide tanpa mengalihkan pandangan dari layar.

" Terus babang Riku kemana?"

"Babang Riku lagi godain anak-anak tetangga. Enggak kapok diteriakin pedopil sama satu kampung dia"

Emak Zin bener-bener udah capek menghadapi kelakuan anak-anaknya. Babeh Likiya pantes lebih sering menghabiskan waktu diluar, dia juga capek ngurusin anak-anak dajjal di rumah.

Tapi sepertinya ada satu anak yang dilupakan Bunda Zin.

"Grooookkk..Fyuuuh...Zzzz..grookk."

Di kamar remang-remang itu ada seonggok makhluk yang masih tertidur pulas. Kelihatan normal bukan? Tentu saja tidak. Anak itu sudah tertidur selama ribuan purnama gak liat itu lumutan dimana-mana sampe berkerak?
Saking udah lama bertahun-tahun engga bangun bunda Zin sampe lupa punya anak satu lagi.

Tapi abis itu tuh anak tiba-tiba melek.

HAUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang