1

40 9 36
                                    

Semangat ku itu, saat aku masih diperbolehkan untuk mencintaimu.

Vio


"Gio. Aku sayang kamu"
Di tengah lapangan yang luas seorang gadis bertubuh kurus itu mengucapkan 4 kata yang amat menjijikan bagi setiap orang yang mendengarnya. Tapi Vio tak enggan dan tidak berberat hati untuk mengucapkannya walau diminta setiap hari.

Lihat gadis ini, dia selalu pantang menyerah untuk mencintai seorang pria jakun yang tak pernah menggubris isi hatinya. Bahkan tidak mau walau hanya menyorotkan sedikit untuk melihat mata coklat terang itu.

"Aduh Vio mending lu pergi jauh-jauh deh, liat noh Gio ga mau sama lo. Ga peka banget deh" Wanita yang juga cinta akan pesona Gio ikut merespon dengan nada mengejek.

Murid-murid yang sedang melakukan aktivitasnya dilapangan merasa terganggu karena keanehan gadis kurus yang seperti tidak pernah ter urus.

Tak ada satupun manusia yang ingin berteman dengannya, bahkan murid-murid culun pun tidak sudi menemani gadis yang tidak jelas dan kehilangan akal sepertinya.

Disaat semua orang memiliki sahabat untuk dijadikan tempat bercerita, maka akan lain cerita jika disandingkan pada gadis kecil itu.

Disaat semua memiliki baju sekolah yang baik, sepatu yang pantas, serta aksesoris sekolah yang layak pakai, maka berbeda hal pada Vio. Dia sangat berbeda, dia tak memiliki apa-apa, karena suatu hal.

Dia hanya akan menggunakan sepatu bekas yang dibuang tetangganya setahun yang lalu, baju kakak kelas yang sudah lusuh serta tas yang terbuat dari anyaman.

Tapi itu tidak menjadi masalah baginya, karena ia memiliki hidup yang masih dibilang layak.

"Adek kenapa duduk disini, tempat ini kan kotor?" disaat ia akan pulang kerumah, ada sesuatu yang mengganggu pengelihatannya.

"aku lagi cari botol bekas kak, biar bisa mendapatkan uang." Dengan menenteng karung dibelakang badannya, dia kembali berdiri dan mengambil kayu yang tadi terletak disampingnya.

"adek, makan dulu yuk.. Tadi kakak bawa bekal dari rumah tapi kakak belum lapar, kamu mau?" mata sendu gadis itu tak luput dari kondisi seorang anak lekaki yang sedang menggaruk kepalanya.

"saya nggak apa-apa makan makanan kakak, nanti kakak makan apa?" dia merasa binggung melihat nasi goreng yang begitu menggiurkan.

"ya ampun adek, nggak apa-apa kok.. Jangan pikirin kakak. Sekarang kamu makan ya." katanya sambil menuntun anak laki-laki itu duduk jauh dari tempat pembuangan sampah tersebut.
"ngomong-ngomong nama kamu siapa dek?"

"Nama Saya Agip kak, nama kakak siapa?" sahutnya dengan mata yang tetap mengarah pada makanan yang ada dipangkuannya.

"nama kakak Viona Maurine, panggil aja kak Vio." balasnya dengan senang karena melihat nasi goreng yang dia masak tadi pagi habis tanpa sisa.

"ohh iya kak, Makasih ya Nasi gorengnya, enak banget. Sekarang Agip mau cari botol lagi. Sampai jumpa kak." setelah mengatakan itu Bocah laki-laki itu pergi dengan bersemangat.
Melihat semangat Agip yang berkobar seperti ada sesuatu yang mengundangnya untuk ikut lebih bersemangat.

Karena ia terlalu bersemangat ia sampai lupa bahwa hari ini dia harus mencuci pakaian yang selalu menumpuk setiap harinya.

"heh kemana aja kamu hah?!!!" suara lantang itu berasal dari Nova, tante Vio yang selama ini membantu untuk merawat gadis itu dari umur 13 tahun.

"awsss sakit tante, lepasin dulu ya. Vio janji bakal beresin rumah dengan baik. Au, au tante plis.." ringisan itu benar-benar seperti sudah biasa dijewer dengan tangan yang hampir seperti terpelintir.

"emang anak bandel banget si lo, awas aja kalo ga beres." meski begitu, senyum Vio tak pernah luntur dari wajahnya yang terlalu manis.

"Siap tante, bakal beres kok"

Ia terus bersemangat sampai ia lupa, bahwa hari ini dia terlalu banyak menghabiskan energi.


With Love

Myflo

InappropriateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang