10

2 1 2
                                    

Tidak apa-apa, aku masih kuat untuk menjadi superhero.

Unknown

*****

"ouh, udah bisa pacar-pacaran lu ya sekarang. Lo tau kan piring makan siang gue belum lu cuci, HA!!" Nova memukul badan kecil Vio dengan majalah yang ada ditangannya.

"eh tante, ga perlu dipukul juga kali Vio nya." kata Bian menarik tangan Vio ke belakang badan tegap laki-laki itu.

"Siape lu ngatur-ngatur gue. Ha?!"
Suara Nova kian meninggi. "emaknye bukan, bapaknye juga bukan. Jadi jangan brisik deh lu bocil. So soan cinta-cintaan lagi, nilai lu pasti pada merah semua kan, kagak malu apa lo." setelah itu ia menarik tangan Vio dengan kasar, dan membanting pintu dengan kuat.

Sedangkan Bian hanya menggelengkan kepalanya dan mengedikan bahu kekar itu singkat.

Didalam rumah Vio sudah dimaki dengan berbagai sumpah serapah yang keluar.

"eh, mau jadi apa lu, pulang malam-malam hah? Apa kata tetangga lihat anak perawan pulang malam, bahkan sampe ga pulang berhari-hari lagi. Lu kira bagus? Dasar Anak gatau diuntung lu. Cepet beresin rumah, gue mau istirahat. Badan gue pegel seharian duduk mulu." kata Nova mengambil bantal di sofa dan membawanya ke dalam kamar.

Vio hanya tersenyum lembut. Yang ada di pikirannya sekarang hanya Nova menunjukan sisi perhatian dan sayangnya dengan cara memarahi dan memaki-maki dirinya.

"lucu banget si tante." setelah itu ia kembali ke dapur untuk membasuh wajahnya dan segera membereskan rumah sederhana itu.

*****

Hari ini badan Vio benar-benar tidak Fit. Ia terkena flu dan badan yang seolah-olah akan remuk. Namun ia tetap memutuskan untuk pergi ke sekolah dengan keadaannya yang tidak baik.

Namun diperjalanan, kepala gadis itu berdenyut hebat sehingga mengharuskan ia bertumpu kepada pohon yang ada didepannya.

Setelah di rasa lebih baik dari sebelumnya gadis kecil itu melanjutkan perjalanannya.
Mungkin takdir gadis itu mengharuskan dia terjatuh di depan mobil yang hendak melaju.

Seorang lelaki itu segera turun dari mobilnya dan membopong tubuh mungil itu kedalam mobil.

Setelah beberapa menit diperjalanan menuju rumah sosok laki-laki tersebut Vio masih belum sadarkan diri.

"ya ampun Nak, itu si Vio kenapa, kamu apain ha?" tak segan segan wanita paruh baya itu memukul-mukul lengan kekar itu berulang kali.

"ya mana Bian tau lah ma, orang tadi si Vio jatuh sendiri kok." setelah itu Bian kembali ke mobilnya untuk segera pergi.

"ehh, mau kemana kamu?"

"mau sekolah la nyonya ratu. Emang mau kemana lagi?"

"Enak aja, kamu dirumah jagain Vio sampai dia bener-bener sadar. Ya berhubung Bu Kalun masih sakit, kamu aja yang jagain dia."
Bian melotot kearah ibunya tercinta "Kan mama ada urusan meeting sama Klien papa, Bian." ia benar-benar tidak terima, tangannya yang menggantung di udara dan alisnya yang mengkerut seolah ia memberikan kode bahwa ia punya kerjaan lain yang lebih penting.

Namun, laki-laki itu melihat ibunya yang tampak murung seakan sedih tak mau didengarkan oleh anak semata watangnya. Akhirnya dia menghempaskan tangannya kebawah seakan-akan dia pasrah dengan perintah sang ibu ratu.

"cepet kamu bawa dia ke kamarp, kasian gadis baik ini nanti kedinginan." tak ada kata bantah yang ia lontarkan.

Dengan sigap ia kembali membopong tubuh yang tidak berat itu ke lantai atas, lebih tepatnya dikamar laki-laki itu.

Setelah sekitar 15 menit kemudian, gadis itu terbangun melihat seorang laki-laki tertidur diatas tangannya.

"ia terkejut, tapi tak sampai membangunkan lelaki itu. seulas senyum  tulus terbit dari bibir gadis itu. Ntah mengapa ia merasakan sesuatu aneh yang menjalar disekujur tubuhnya. Ntahlah tapi perasaan ini sama saat pertama kali ia mencintai Gio.

Ia mengelus rambut lurus itu dengan lembut.

"masa iya kamu bisa suka sama Bian si?" kali ini dia memindahkan tangannya di daerah sekitar dada. Ia menutup mata dan menikmati sebuah degup-an yang menari-nari atas dirinya.

Namun sepersekian detik laki-laki itu telah bangun dan mengubah posisinya kembali seperti awal dia menunggu gadis ini.

Tanpa Vio sadari Bian mengerutuki dirinya sendiri karena telah tidur diatas tangan gadis tersebut.


Kini mata mereka saling bertemu.

Ntah mengapa Bian merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya saat menatap mata coklat terang milik Vio.

Mata hitam legam itu bertemu dengan mata coklat milik Vio.
Segera Bian putuskan kontak itu sebelum ia benar-benar akan menyesal.

Setelah itu ia bangkit berdiri dan meninggalkan Vio seorang diri didalam kamar bernuansa abu-abu dan corak putih disetiap sisinya.

Perasaan damai datang menyeruak kedalam hati seorang gadis lancang yang sudah berani untuk kembali mencintai sosok Bian.

*******

Thankyou for your support gais. That make me feel better.

Gimana malmingnya nih?

Cantik, ganteng. Jangan lupa Vote dan komen ya.

Ada apa dengan kisah mereka?
Apakah ada yang sudah bisa memprediksinya?

With love

Myflo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InappropriateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang