Jika sekarang aku telah mengetahuiawabannya, maka aku akan bahagia pernah menunggu itu.
Vio.
*******
Setelah sumpah serapah yang diberikan oleh Nova kemarin malam, sekarang Vio bisa kembali bersekolah dengan kantong mata yang menghiasi daerah permukaan wajahnya."Ya Tuhan, pokoknya aku ga boleh nyerah harus Semangat!!. Nanggung banget kalau ga sekolah hari ini." Ucap gadis itu seolah-oleh sedang menyemangati dirinya.
"HEH. HARI INI GAADA UANG JAJAN ATAUPUN SARAPAN BUAT LO. ITU HUKUMAN BUAT ORANG YANG GA TAU DIUNTUNG. PAHAM!!". hanya anggukan semangat yang Nova dapat dari gadis baik itu, walau dia sadar bahwa selama ini Nova tak pernah memberinya uang jajan.
Hari Hujan tak membuat gadis itu patah semangat untuk mencapai sekolah. Dengan berbekal sehelai daun pisang diatas kepala membuat ia selamat hingga sampai tujuan dengan tubuh yang sedemikian rupa sudah dibasahi oleh air yang turun semakin deras.
Sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi dan syukurnya hujan sudah mulai reda. Menandakan bahwa acara setiap tahun akan berlangsung.
Mengetahui bahwa Giovano adalah seorang anak tunggal dari pemilik sekolah membuat dua tahun belakangan ini tepat pada tanggal 10 juni menjadi ulang tahun sang Primadona yang tak punya hati.
Sementara lapangan tengah dihias, gadis itu mencari sang dambaan hatinya berada.
Seulas senyum terbit tepat disaat matahari naik begitu indahnya menutupi langit mendung."Kalian sudah tau kan, mengapa kalian harus dikumpulkan ditengah lapangan ini?" anggukan antusias datang dari mereka semua. "karena tepat pada tanggal 10 Juni sekolah kita akan mengadakan pesta besar, karena Hari ini Giovano Aksara tengah merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun. Dan yang lebih spesialnya lagi khusus hari ini semua makanan dan minuman yang ada dikantin G-R-A-T-I-S." seluruh sorakan gembira serta tepuk tangan yang meriah memenuhi setiap sudut sekolah itu.
Hingga kini satu persatu murid yang notabenenya adalah fans berat laki-laki itu sedang memberikan hadiahnya kepada seorang yang sedang berulang tahun.
'Vio pokoknya kamu ga boleh gugup, apapun yang terjadi' batinnya berbicara.
"Emm, itu.. Ehh.. Ini kado dari aku untuk kamu." kenapa hanya pada saat Viona yang memberikan kado, semua pasang mata tertuju pada dua sejoli itu.
Hening, hingga musik Dj itu juga menjadi berhenti.
Tak ada yang membuka suara.
Bahkan Gio pun enggan mengambil kadonya."ini harganya emang ga Sebera--" kata-katanya terhenti melihat Gio dengan cepat mengambil kado tersebut.
Raut bahagia itu berganti dengan raut terkejut karena kado tersebut dia lemparkan ke sembarang arah dengan tidak layak.
"Itu alasan kenapa gue gamau terima kado dari lo, itu bukan dibeli, itu bukan barang baru, dan itu sama sekali ga berharga karena pemberian dari lo itu cuma SAMPAH." ia menekankan kalimat terkhirnya. "Ga jauh beda sama yang punya."setelah ia berbicara, ia sengaja memijak kado itu hingga hancur tak berbentuk.
Dia tidak bersedih, ia tidak kecewa, bahkan ia berusaha untuk tidak menangis. Karena itu adalah janjinya.
Ia bahkan kini sedang melebarkan senyumnya, Manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inappropriate
Teen FictionBisakah dirimu, kau, atau siapapun mencintaiku dengan tulus? Adakah yang bisa memberitahu padaku bahwa ada satu orang di dunia ini yang benar-benar peduli padaku? Kalau ada, tolong sampaikan padanya bahwa aku sangat mencintai orang-orang itu. Kal...