6

13 7 58
                                    

Jantung ini kembali berdegup aneh, setelah sekian lama.

Vio

******

Laki-laki itu benar-benar terkejut.
"KAMU?"

Sedangkan Viona, dia hanya bisa tersenyum.


"Kalian saling kenal kah?" raut menjengkelkan terlihat dari wajah wanita itu.

"ouh ya, Sekarang Vio udah jadi anak mama loh, Bian." paruh baya cantik itu menaik turunkan alisnya dengan cepat agar anaknya merasa cemburu. Karena biasanya hal yang seperti itu tidak disukai oleh Bian sendiri. Karena Bian sangat POSESIF. Tekankan pada kata POSESIF nya.
Sekalipun itu seorang perempuan.

Sedangkan yang diajak bicara hanya menantap jengah wanita cantik itu. Tak biasanya ia merasa santai dengan kalimat tersebut.

"ouh iya Vio, kenalin dia Abian Hariadma anak lakik satu tapi suka banget bikin rusuh, anaknya juga aneh banget, pecicilan, nakal, dan menjengkelkan, jarang man---"

Bian menatap dalam wajah gadis itu dengan tatapan hangat. Dan seketika ia sadar karena suara dering ponsel yang ia genggam bergetar dengan nyaring.
"ma stop, Bian harus ke sekolah lagi sekarang. Jangan biarin anak gadis yang disamping mama pergi sebelum Bian pulang. Sekarang aku harus balik ke sekolah lagi." ia mengedipkan sebelah matanya sebelum benar-benar pergi menghilang.

"tuh kan, kamu bisa mendeskripsikan seorang Bian sendiri tanpa harus tante jelaskan." Agatha mengedikan kedua bahunya.

Setelah bercengkrama cukup lama, sekarang gadis manis itu sedang berada didapur membantu mencuci piring yang telah menumpuk.

"Bu, Vio mau tanya." gadis tersebut benar-benar merasa tidak enak untuk menanyakan hal berat ini. "kalau misalnya malam ini Vio nginap dirumah ibu boleh nggak?" ia benar-benar merasa sudah terlalu banyak menjadi beban bagi orang di sekitarnya.

Seulas senyum tulus terpancar dari raut wajah Kalun. "kamu bisa nginap kapan aja yang kamu mau, jangan sungkan nak. Anggap saja rumah ibu itu juga rumah mu, ya mungkin tidak sebesar rumah orang lain dan kita harus bersempit-sempitan." ia mengelus pucuk kepala seorang Vio dengan kehangatan seorang ibu.

Vio rindu momen ini. Dimana ibu nya akan selalu mengelus dan memainkan rambut halus yang lurus itu. Walau sekarang sudah terlalu kering untuk dikatakan sehelai rambut.

"terima kasih bu. Maaf Vio sudah ngerepotin." kembali dielus kepala gadis itu dengan sayang. Kalun memeluk untuk menyalurkan kasih sayang yang ia miliki. "jangan pernah menganggap kalau kamu hidup hanya seorang diri saja ya. Kami akan ada bersama mu."

"Hei, kalian peluk-pelukan nih, kok saya nggak diajak sih." Agatha menghampiri mereka untuk mengambil segelas air dari teko antik nya itu.

Mereka berdua hanya saling tatap-tatapan dan tertawa bersama.

Setelah menjelaskan semua, sekarang mereka sudah kembali melanjutkan pekerjaan masing-masing.

Dan kini, hari sudah mulai terasa panas karena matahari pun begitu terik memancarkan cahayanya.

"Nak, ibu kebelakang sebentar ya. Mau membersihkan kolam berenang." Setelah mencuci beberapa pakaian ia langsung bergegas menuju ke halaman belakang.

InappropriateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang