Empat.
.
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
.
.
"All seasons have something to offer."
― Jeannette Walls, The Glass Castle
.
.
happy reading!
=====
S P R I N G
=====
(1)
Awal musim semi tak pernah terasa menyenangkan bagi tipikal manusia seperti Sasuke Uchiha. Ia benci situasi yang nampak kelabu, dengan hawa yang masih beku tapi juga semburat cerah mentari yang tak lagi malu-malu. Baginya, awal musim semi selalu terlihat ambigu. Dan sebagai sosok yang melihat segala hal di balik dua pilihan simpel dengan batas yang jelas tak bisa diganggu, Sasuke sudah pasti tak menyukainya.
Lepas menyesap kopinya yang mulai dingin, Sasuke melemparkan pandangan ke luar jendela. Saat ini jam makan siang, wajar saja bila jalanan kembali disesaki oleh para pekerja yang tengah mengambil jam istirahat mereka. Dengan kantung-kantung kertas di satu tangan serta gelas-gelas minuman di tangan lainnya, orang-orang berlalu lalang di sepanjang jalan. Di atas mereka, pohon sakura sudah kembali menampakkan ronanya. Perlahan mekar dengan indah dan menjadi satu-satunya semburat warna di sela aktivitas yang abu-abu.
Ia mencuri pandang ke arah jam yang melingkari pergelangan tangannya. Sudah hampir lima belas menit, tetapi sosok yang dijanjikan Itachi akan menjadi kencan butanya masih belum tampak juga batang hidungnya. Menghela napas, Sasuke mengetukkan jemarinya di atas meja.
Seperti hal yang kebanyakan tak pernah menarik bagi Sasuke, ide tentang kencan buta pun demikian. Baginya, perkara wanita adalah satu hal, tetapi melibatkan diri dalam hubungan eksklusif yang mana menjadi tujuan dari acara kencan buta ini adalah hal yang lain lagi. Ia tak memungkiri bahwa meski sesekali, ia pun mencari pelepasan bersama satu-dua wanita dalam malam-malam panjangnya. Namun untuk membayangkan mengikat diri hanya karena keluarganya berpikir penghujung usia dua puluhan adalah waktu yang tepat, Sasuke masih belum bisa membayangkannya.
Sejauh ini, hampir seluruh anggota keluarganya sudah mencoba untuk mencarikan calon pendamping. Wanita-wanita yang konon akan tepat bersanding dengannya sebagai Nyonya Uchiha. Namun meski begitu, Sasuke hanya bisa mengulum senyum karena tak ada yang benar-benar mampu menggetarkan hatinya.
Ayahnya adalah yang pertama. Ia membawa Sasuke ke dalam jamuan makan malam bersama keluarga rekan bisnisnya, mendorongnya untuk berinteraksi dengan putri tunggal mereka yang berambut merah—Karin Uzumaki, lalu mendesaknya untuk pergi berdua sebelum malam benar habis berselang. Sasuke memenuhinya, tentu saja. Mereka berkendara berdua, menghabiskan malam di jalanan lengang Konoha seraya bertukar cerita, tetapi keesokan harinya, tetap tak ada yang berbeda. Karin memang cantik, dengan lekuk tubuh yang sempurna dan kerlingan mata menggoda, tetapi Sasuke tak bisa membayangkan harus mengikat diri dengan wanita yang tiap kali ia buka suara hanya mampu melontarkan kikikan nyaring yang memekakan telinga.
Kakak iparnya, Sakura, adalah yang kedua. Wanita itu mendorong Sasuke untuk menghadiri kencan buta bersama sahabatnya yang berdarah blasteran, Ino Yamanaka. Hal yang tentu sudah Sasuke tolak mentah-mentah, namun akhirnya tak punya kuasa apa-apa karena ibunya sudah menurunkan titah. Ia ingat, malam itu ia pergi menemui Ino di salah satu restoran kenamaan dengan iringan senyum puas Sakura serta lambaian tangan penuh harap dari ibunya. Sayangnya, seperti yang sudah Sasuke duga sebelumnya, tetap tak ada yang berbeda. Mereka pergi makan malam dan hanya itu saja. Ia memang terpesona, dengan kecantikan yang disuguhkan oleh sang wanita Yamanaka, surai pirang yang tampak seperti benang-benang emas dan berpendar di bawah cahaya lampu, kulit seputih susu, serta sepasang manik hijau yang memandangnya percaya diri tanpa ragu. Namun lenyap sudah semuanya ketika percakapan kemudian dilaku, sebab agaknya bagi wanita itu, segala hal hanya berpusat pada dirinya dan dirinya saja. Dan betapa Sasuke harus menahan diri untuk tetap bersikap seperti seorang gentleman dan tidak serta merta melemparkan kalimat bernada sarkas setelah lima belas menit mereka berbagi meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
empat. [SasuHina]
Hayran Kurgu❝All seasons have something to offer.❞ ―Jeannette Walls, The Glass Castle Sebatas fragmen dari tiap temu yang dilaku baik Sasuke maupun Hinata di sepanjang musim dalam setahun. Satu untuk membuat segala hal menjadi pasti, dan tiga untuk menjadikanny...