Fantasy World [End]

3. Kakak Adik

Orang tua mereka segera mungkin pulang untuk membereskan masalah kakak beradik itu, sesampainya dirumah terlihat Aura yang sedang memegang handphone dengan erat dan wajah yang begitu cemas akan keadaan kakaknya ia lansung bergegas menghampiri kedua orangtuanya dan ia lansung menjelaskan keadaan nya kepada mereka. Berdua.

"Gimana nih mah... Kak Alan sudah 3 hari gak pulang-pulang,"ucap Aura dengan nada yang begitu khawatir.

"Tenang dulu sayang, kak Alan pasti ketemu kok... Tunggu papa nelfon kak Alan dulu ya," ucap mama untuk meredakan kekhawatiran Aura.

~suara telfon berdering~

"Siapa Lan?" Tanya Avan yang sedang asik bermain game consolenya.

"Cepat juga permainannya berakhir, perkiraan gua sih kurang lebih seminggu gua nginep disini eh ternya udah 3 hari malah di cariin," ucap Alan sambil senyum senyum melihat handphone nya.

~Segera mungkin Alan mengangkat telfonnya~

Alan: "halo pa..."
Papa: " ada dimana kamu?sok kabur dari rumah emang lu jangkrik apa bisa tidur dimana saja?"
Alan: " Iyah pah bentar lagi pulang kok,"
Papa: " cepetan Lan adek mu nih loh mikirin kamu terus."
Alan: " hah? Aura mikirin gua? Gak salah nih,"
Papa: " udah cepetan kesini,"
Alan: " oke pa."

~alan pun menutup telfonnya~

Sesampai di depan rumah orang tua Alan serta adiknya menunggu kepulangan Alan di depan pintu rumahnya. Alan yang penampilannya seperti kacang ke lindes truk pergi menemui mereka. Bau badan yang menyengat membuat ibunya Alan dengan cepat menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya

"Alan dari mana aja kamu nih bikin Mama khawatir aja," ujar mama sambil menyemprotkan parfum ke tubuhnya.

"Dari rumah temen kok mah nginep, soalnya sepi di rumah cuman ada adek doang." Ucap Alan sambil melirik dikit ke arah Aura.

Aura yang berdiri disana Marasa bahagia karna kakaknya tidak kenapa-napa, akibat kejadian kemarin Aura mencoba untuk meminta maaf kepada Alan karna telah salah paham.

"Begini kak, aku minta maaf. Gua bangga kok punya kakak seperti kak Alan ." Ucap Aura dengan wajah malu malu kucingnya.

"Wah tumben nih adek gua dah mengakui gua kakaknya, ini mimpi kah." Ucap Alan sambil ketawa terbahak bahak.

Karna merasa kesal Aura pun memperlihatkan senyum sinis kepada Alan yang menandakan hal buruk akan terjadi. Ternyata benar, Alan tiba tiba di pukul dengan keras oleh Aura. Karna pukulannya yang begitu keras Alan pun lansung terkapar tak sadarkan diri di halaman rumah. Sejam penuh Alan tak sadarkan diri,

setelah ia sadar ia dikejutkan dengan beberapa foto masa kecilnya bersama Aura yang begitu dekat. Melihat foto tersebut Alan teringat sesuatu akan memori masa lalu nya yang pada saat itu Aura menangis karna ingin menang dalam game arcade di sebuah mall. Karena tidak tega melihatnya menangis Alan pun mencoba untuk memenangkan game arcade tersebut dalam 3 kali percobaan berturut-turut. Disaat Alan memenangkan gamenya wajah gembira dari sang adik adalah hadiah bagi Alan yang paling berharga.
Disaat itulah Alan selalu bermain game dengan tujuan mendapat senyuman adik perempuannya.

Karna mereka telah menyesal telah bertengkar selama ini mereka memutuskan untuk menjadi kakak beradik yang seperti dulu. Saling melindungi satu sama lain serta memberi kasih sayang satu sama lain sama layaknya seperti keluarga yang harmonis.

-
-
-
-
-
-
-
Sekian dari kisah pertengkaran kakak beradik yang berakhir dengan bahagia dan mohon maaf karna ketidaknyamanannya pembaca yang telah membaca chapter 1-3 yang alurnya bulat kayak bulan. Bukannya ingin menambah genre tetapi saya mencoba untuk meluruskan hubungan kakak beradik tersebut sehingga membuat pembaca tidak nyaman.
-
-
-
-
-
Jadi,Cerita sebenarnya akan berlanjut di chapter 4 mendatang jadi bagi kalian yang sudah menunggu rilisnya Game Fantasy World chapter 4 akan segera di tulis dan di publikasikan klo ada yang nunggu:'(