part 26

90 6 0
                                    


Rain sudah cukup lama berada di Thailand dan hubungannya dengan Divan tengah berlanjut.

"Rain, apa kamu tidak merindukan keluargamu?" Tanya Divan.

"Tentu aku  rindu mereka. Aku  juga belum memberi kabar kepada mereka, sejak pertama kesini."

"Nih.. kamu ceritakan apa yang terjadi padamu." Ucap Divan sembari menyodorkan handphonenya.

"Baiklah.. aku  akan kasih tau kakak ku saja." Rain mengambil handphone Divan dan langsung menghubungi kakaknya.

"Hallo kak.." ucap Rain.

"....."

"Nih.. aku  sudah kasih tau kakak ku." Ucap Rain dengan memberikan kembali handphone Divan.

"Lalu apa tanggapan kakak mu? Apa kamu beri tau dia soal aku  juga?"

"Tentu. Dua hari lagi kakak ku akan kesini,  kamu tenang saja. Kakak dapat memahamiku."

Dua hari kemudian~

"Vann.. itu kakak ku. Dia sudah tiba disini." Ucap Rain dengan senang, dia melihat kakaknya ada diluar sana.
Dengan terburu-buru Rain turun dari lantai dua, lalu diikuti oleh Divan.

"Kakakkk.." teriak Rain sambil memeluk kakaknya Ray.
Saat Ray melihat Divan, dia melepaskan pelukan adiknya.

"Oh Rain, jadi ini Divan.. orang yang kamu ceritakan?"

"Iya kak. Dia orang istimewaku setelah kakak dan ayah." Ucap Rain sembari tersenyum.

"Rain, bisakah kamu ambilkan barang-barangku dimobil?"

"Tentu kak."

Rain pergi menuju ketepian jalan dimana mobil kakaknya terparkir.
Tanpa Rain tau, ternyata Ray sudah memiliki rencana.

"Bisakah kita bicara?". Tanya Ray kepada Divan selagi Rain sibuk.

"Tentu."

Mereka pergi ke taman belakang rumah dan berbincang-bincang.

"Apa kamu serius dengan adik ku?"

"Tentu. Aku  sangat mencintainya."

"Lalu bagaimana hubunganmu dan Rain bisa terjalin? Bagaimana dengan masa depan kalian nanti? Pikirkan juga bagaimana nanti keturunan kalian!"  Tanya Ray.

"Aku tau pasti ini permasalah yang selalu muncul. Entah mengapa kak, aku  juga tak begitu tertarik pada wanita."

"Lalu orang tuamu? Keluargamu?"

"Mereka sudah tiada. Aku  menjalani hidupku sendiri."

"Aku  pikir Rain seperti ini karna traumanya itu. Selain itu, Rain juga tak begitu mendapat kasih sayang dari seorang ibu." Ucap Ray.

"Aku mohon kak, jangan pisahkan kami."

"Kamu adalah cinta pertama adik ku. Dia juga mencintaimu. Tentu aku  tidak akan memisahkan kalian. Tapi, aku  minta kamu menjauh sementara dari Rain. Kamu hanya perlu mengawasinya. Dia perlu bangkit dari traumanya ini. Kamu pahamkan maksudku?!"

"Baik, aku  akan ikuti rencanamu demi Rain."

"AAAAAaaaaaaaa!!!!" Rain berteriak.

Ray dan Divan otomastis terkejut. Mereka langsung lari menghampiri arah suara itu. Saat tiba didekat dimana mobil Ray terparkir, tak diduga Rain berada dalam cengkraman Black Angel.

"Gawat kak, ternyata mereka masih mengincar Rain." Bisik Divan.

"Kita mesti hati-hati, jangan sampai Rain celaka." Bisik Ray.

"Ohhh jadi selama ini lo yang udah nyembunyiin mangsa kita!" Ucap Pine.
Sementara Rain dijaga ketat oleh Pim dan Pop.

"Kalo kalian mau pria tampan ini selamat, serahkan harta yang kalian punya! CEPAT! atau nyawanya akan melayang." Ancam Pat dengan memegang sebilah pisau.

***

Ray sudah menyusun rencana dengan baik dan matang sebelum datang menemui Rain. Dia bekerja sama dengan pihak kepolisian.

Sebelum turun menuju rumah Divan, Ray melihat empat wanita yang sedang mengintai rumah itu. Ray tau dari ciri-cirinya mereka adalah Black Angel.

Saat Black Angel mengancam mereka, Ray memberi aba-aba. Dia memberi kode dengan isyarat "Baiklah" dan kode tangan. Dengan serentak dan kompak, para polisi yang bersembunyi dan yang menyamar dengan cekatan meringkus Black Angel.

Senjata yang mereka bawa berhasil disita. Begitu juga dengan Rain berhasil diselamatkan. Black Angel berhasil ditangkap polisi.

"Terima kasih tuan Ray. Berkat rencanamu kami berhasil menangkap Black Angel, geng yang bertahun-tahun kami buru." Ucap pemimpin dari pihak kepolisian.

"Sama-sama pak, ini juga saya lakukan demi adik saya." Jawab Ray.
Divan dan Rain hanya terdiam menyaksikan aksi itu. Rain memeluk kakaknya.

"Makasih kak." Ucap Rain sembari menangis.

"Rain, ayo kita pulang. Ayah menunggu kita."

"T-tapi kak.. Divann??"
Rain menatap Divan.

"Pergilah Rain. Kamu harus menjalani hidupmu."

"Tidak. Kamu adalah hidupku sekarang! Aku  ingin bersamamu!"

"Baik Rain, Divan akan ikut bersama kita."

"Kakak memang yang terbaik.."

Ray, Rain dan Divan masuk kedalam mobil dan pergi menuju bandara. Mereka akan pergi ke Indonesia, dimana saat itu Ray ditempatkan bertugas disana.

Saat tiba di Jakarta, Ray dan Divan menjalankan rencana mereka. Pertama, Divan memberi Rain air mineral yang sudah dicampur obat pingsang selama dua hari. Obat itu beraksi 30 menit kemudian. Rain tidak sadarkan diri.

Kedua, Ray meminta Divan tinggal di Jakarta. Sementara Rain dibawa ke Bandung. Kegita, mereka melakukan drama seolah-olah telah terjadi kecelakaan dan Divan dikabarkan meninggal. Rencana itu berjalan mulus.

Another Love [🔚] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang