🔹Aku yang salah

10.4K 467 31
                                    

"Arkhh! Sial!" umpat pria itu, langsung meremas surat yang ditulis Vaira.

Valdan segera mengambil handphonenya, menghubungi wanita itu, namun nomornya tidak aktif. Bagaimana caranya melacak keberadaan wanita itu sekarang?

Pria itu bergegas ke arah mobilnya, segera melaju mobilnya dengan kecepatan tinggi. Menyusuri setiap jalanan kota yang lumayan sepi malam itu, dia berharap semoga wanita itu belum pergi jauh dari sini.

"Vaira lo pergi kemana sih?!" kata pria itu terdengar cemas melirik kearah jalanan yang lumayan sepi. 

Dua jam sudah Valdan berkeliling sekitar kota, semua tempat sudah dia lewati, tetapi tidak menemukan wanita itu. Valdan mencoba menghubungi wanita itu lagi, namun nomornya masih tidak aktif. Hanya suara operator yang selalu setia menyahutinya.

Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.

"Sial!" umpat pria itu.

Kenapa Vaira percaya begitu saja dengan wanita licik itu? Dia juga sangat gegabah dalam mengambil keputusan, tanpa mendengarkan penjelasan darinya sedikitpun.

🔹🔹🔹

Semalam penuh Valdan mencari wanita itu, namun tetap tidak menemukan Vaira. Pria itu memutuskan untuk pulang ke rumah ayahnya, berharap wanita itu bermalam disana.

Ting nong.

Valdan memencet bel rumahnya, dan terlihatlah mamanya yang membukakan pintunya.

"Valdan kamu disini?" tanya Vanya terkejut melihat putranya disini pada dini hari.

"Ma, apa Vaira disini?" tanya pria itu khawatir.

"Vaira?" sahut mamanya heran, tidak biasanya putranya bertanya seperti itu. "Memangnya Vaira kemana?" tanya Vanya tidak mengerti.

"Dimana aku harus mencarinya lagi?" ucap pria itu tampak bingung.

"Ada apa dengan Vaira?" tanya Valdi, dan ayahnya bersamaan.

Valdan menceritakan semua apa yang terjadi kepada mereka, serta Vaira yang pergi begitu saja, tanpa mengetahui kebenarannya.

"Bagaimana mungkin ini terjadi?"

"Aku tidak tahu ma, Vaira sangat percaya jika wanita licik itu mengandung anaknya Valdan"

"Memang, dari awal mama tidak pernah menyetujui hubungan kamu dengan Vivi, memang wanita itu pembawa sial!" umpat Vanya kepada pelakor itu.

"Maafin Valdan ma, Valdan sudah berusaha menjauhi wanita licik itu, tapi dia..."

"Sudahlah, jangan bahas wanita murahan itu, yang penting sekarang kita harus menemukan Vaira secepatnya" sahut Vano ayahnya Valdan.

"Aku sudah mencarinya kemana-mana, tetapi tidak menemukannya"

"Pa, kita harus segera menemukan Vaira!" ucap Valdi khawatir.

"Iya pa, mama nggak mau kenapa- napa sama Vaira"

Terlihat papanya mengumpulkan semua bodyguardnya untuk mencari Vaira.

"Cepat cari menantu saya sampai dapat!" perintah Vano kepada semua bodyguardnya itu.

"Baik tuan" sahut mereka serempak, langsung keluar dari rumah.

"Ma, bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Vaira?"

"Sayang, kamu positif thinking aja ya, semoga Vaira cepat ditemukan"

🔹🔹🔹

Pria itu berdiri diatas balkonnya, dia tidak bisa tidur dan merasa resah dengan semua kejadian yang menimpanya.

"Gue mohon, angkat Vai" ucap pria itu mencoba menelponnya lagi, namun nomor itu tidak bisa dihubungi.

"Arkhh! Sial!" pria itu membanting handphonenya di atas ranjang.

"Gue harus cari lo kemana lagi Vai?" pria itu menangis pasrah, putus asa dengan belum ditemukannya keberadaan Vaira.

Keesokan harinya.

Sampai saat ini belum ada kabar tentang Vaira, tidak ada satupun yang tahu dimana wanita itu sekarang.

"Maaf tuan, nona Vaira tidak bisa ditemukan" ucap salah satu bodyguard Vano.

"Apa?!"

"Maafkan kami tuan, kami tidak bisa melacak keberadaannya nona"

"Bagaimana ini pa?" tanya Vanya khawatir.

"Cepat cari menantu saya!"

"Tapi tuan..."

"Saya tidak mau tahu, kalian harus temukan Vaira!"

"Cepat cari sampai dapat!" perintah Vano.

Semua bodyguard itu mengangguk, langsung keluar dari ruangannya. Terlihat Valdan yang menghampiri ke arah mereka, dengan wajah pucat kekurangan tidur.

"Apa Vaira sudah ditemukan?"

"Belum, tapi mereka akan segera menemukannya" sahut mamanya tetap optimis. 

"Kemana perginya Vaira?" tanya Vano bingung.

Terlihat Valdan terdiam, memang semua ini adalah kesalahannya, andaikan saja dia tidak menemui wanita jalang itu lagi, mungkin ini tidak akan terjadi.

"Valdan kamu yang sabar ya nak, pasti Vaira akan ditemukan" ucap mamanya duduk disamping putranya.

Tanpa sengaja Vanya menduduki remote tv, sehingga terlihat tv nya menyala secara tiba-tiba.

"Selamat pagi, telah ditemukan pesawat CPH3 keberangkatan Indonesia- Amerika terjatuh pada kemarin malam. Semua penumpang diperkirakan tewas, pesawat ini lepas landas pukul 23.00 WIB dari bandara Soekarno Hatta, tidak ada yang selamat dalam kecelakaan ini, dan sampai saat ini semua korban masih belum ditemukan"

Mereka semua terdiam mendengar berita tentang kecelakaan pesawat itu.

"Apa jangan-jangan Vaira?"

"Kenapa ma?"

"Mama baru ingat, Vaira mungkin ke Amerika menemui orang tuanya"

"Apa?!" tanya Valdan terkejut.

"Iya, kenapa mama lupa, kalau Vaira mungkin akan keluar negeri"

Valdan bergegas memasuki mobilnya, segera melaju ke arah bandara. Semoga saja apa yang dipikirkannya tidak terjadi.

Pria itu segera berlari ke arah staf untuk memeriksa kebenaran datanya.

"Tolong tunjukkan data kecelakaan penumpang kemarin malam" kata pria itu terdengar khawatir.

"Maaf, atas nama siapa tuan?"

Valdan menyebutkan nama istrinya, terlihat staff itu langsung memeriksa data penumpang pesawat. Pria itu berharap semoga saja Vaira tidak pergi ke Amerika.

"Apakah benar dengan nama Vaira Kamalana, usia 27 th, keberangkatan Indonesia - Amerika, pukul 23.00 WIB, pesawat CPH3, dan telah memesan tiket pesawat kemarin malam melalui via online"

"Apa?!" tanya Valdan terkejut mendengarnya.

"Silahkan dilihat tuan, ini buktinya" kata staff itu menunjukkan buktinya.

Valdan segera memeriksa daftar dilayar monitor itu, dan benar saja nama istrinya terpampang jelas disana.

"Jadi, apakah Vaira--?" ucap pria itu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Pria itu langsung lemas tidak sadarkan diri setelah melihat nama istrinya berada dalam penumpang  pesawat itu.

Bersambung...

VaivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang