🔹 Ending

19.3K 511 31
                                    

Vero sangat senang hari ini, rencananya ayahnya akan mengajaknya bermain ke pasar malam yang tidak jauh dari rumah mereka. Anak kecil itu antusias sekali, bahkan Vero sudah bisa memakai baju sendiri. Vaira tidak menyangka, putranya sangat pintar sekarang.

"Mommy, dimana daddy?"

"Daddy? dia masih tidur sayang" sahut Vaira.

"Apa?!"

Putranya itu langsung berlari ke kamarnya, dan melihat ayahnya tertidur pulas disana. Memang, Valdan belum bangun dari tidur siang saat ini.

"Daddy, bangun, ayo kita ke tempat itu" ucap anak itu mengguncang tubuh ayahnya.

Valdan mengerjapkan matanya, melihat putranya membangunkannya.

"Vero"

"Ini sudah sore, ayo daddy cepat bangun"

"Benarkah? Kenapa kau tidak membangun daddy lebih awal"

"Mommy sudah menunggu di depan, ayo kita kesana sekarang"

"Baiklah, daddy akan mandi sekarang"

"Cepatlah daddy"

"Tentu sayang" ucap pria itu tersenyum, mencium putranya, lalu beranjak ke kamar mandi.

🔹🔹🔹

Malam ini, Valdan mengajak keluarga kecilnya bersenang- senang di pasar malam. Memang, dia ingin membahagiakan putranya dan istrinya. Sekaligus menikmati waktu kebersamaan mereka. Karena tidak perlu mewah untuk bahagia.

"Daddy, Vero mau naik itu?" rengeknya melihat bianglala raksasa yang berputar.

"Apa Vero berani?" tanya Vaira khawatir.

"Tentu saja berani, putraku ini sangat pemberani, ayo kita naik sayang" ajak Valdan menuju wahana itu.

"Mommy nggak ikut" kata Vaira tidak ikut kesana.

"Vai, demi Vero"

"Mom, ayo kita naik bersama" ajak putranya.

"Tapi sayang mommy takut naik itu"

"Gue akan jagain lo"

"Tapi--"

Valdan menggandeng tangan istrinya, lalu mengajaknya naik ke wahana itu bersama. Memang, Vaira trauma menaiki wahana itu, tetapi Valdan tetap mengajaknya naik.

"Yey, lihatlah daddy, sangat indah sekali" ucap putranya melihat cahaya lampu rumah penduduk dari ketinggian.

"Memang, sangat indah" sahut Valdan sambil tersenyum.

Vaira tetap menutup matanya, dia tidak berani membuka matanya dari tadi.

"Ayo mom, lihatlah sangat bagus"

Valdan menggenggam tangan istrinya, mencoba menghilangkan rasa takutnya.

"Coba buka matamu"

"Tidak!"

"Ayolah Vai, pemandangan sangat indah. Awas nanti nyesel loh"

Vaira mencoba membuka matanya, dan benar, terlihat pemandangannya sangat indah dari ketinggian.

"Bagaimana? Indah bukan?"

Vaira mengangguk,"Sangat indah" sahutnya sambil tersenyum.

🔹🔹🔹

Mereka berlanjut mengelilingi pasar malam itu. Terlihat sebuah boneka beruang besar yang menjadi hadiah dalam sebuah permainan.

"Mommy, bonekanya sangat besar"

"Iya sayang, besar sekali. Mungkin, sangat nyaman jika dipeluk"

"Lo mau boneka itu?" tanya Valdan kepada istrinya.

"Emangnya bisa?"

"Tentu, jangan pernah meragukan suamimu ini, gue bisa mendapatkannya"

Vaira beralih menggendong Vero. Terlihat Valdan sedang berusaha memenangkan permainannya, menembak sebuah lingkaran agar tepat sasaran.

"Sial!" Valdan membidik lingkarannya, namun meleset.

"Anda masih memiliki dua kesempatan tuan"

Memang, permainan ini hanya bisa dicoba tiga kali untuk mendapatkan boneka itu.

"Lo yakin bisa? Ini sangat sulit" kata Vaira ragu.

"Tentu, lihat saja nanti"

"Ayo semangat daddy, demi mommy" ucap putranya menyemangati ayahnya.

Valdan tersenyum mencoba menembakkan anak panahnya, dan sialnya meleset lagi untuk kedua kalinya.

"Sudahlah Val"

"Nggak, masih ada satu kesempatan"

"Gue yakin bakalan gagal, ayo per--"

Terlihat peluru yang Valdan tembakan tepat mengenai titik merah itu.

"Yey, daddy berhasil" ucap Vero senang.

"Lihatlah, kita mendapatkannya bukan?" kata pria itu bangga.

Pedagang itu memberikan boneka beruang besar kepada Valdan, sungguh usaha tidak menghianati hasil. Vaira menganga melihat Valdan membawa boneka beruang besar itu kearahnya.

"Bagaimana? daddy hebat kan?"

"Memang, daddy sangat hebat" sahut putranya senang.

Valdan memberikan boneka beruang itu kepada istrinya. Dia tidak percaya jika mendapatkan secepatnya ini. Padahal, tadi Vaira hanya iseng ingin boneka ini, dan sekarang malah menjadi kenyataan. Memang, kata- kata adalah doa.

"Daddy, Vero mau main itu" ucap putranya melihat komedi putar, yang dikerumuni banyak anak- anak.

"Tentu saja sayang"

"Mommy, akan duduk disini, mengawasi Vero dari sini"

Valdan mengangguk, dia menggendong putranya untuk bergabung dengan anak- anak lainnya.

Beberapa menit kemudian.

Valdan kembali duduk disamping istrinya, meninggalkan putranya yang sedang menaiki komedi putar itu. 

"Lihatlah, Vero sangat bahagia disana"

Vaira tersenyum, terlihat putranya sangat senang menaiki komedi putar itu.

"Vero sangat senang tinggal bersama ayahnya, terimakasih udah mau bahagiain Vero" ucap Vaira tulus.

"Vai, harusnya gue yang berterimakasih, Lo udah mau nerima gue lagi. Terimakasih sudah mau membesarkan Vero, gue minta maaf, belum bisa menjadi suami dan ayah yang baik untuk kalian"

"Gue terlalu gegabah mengambil keputusan, memisahkan ayahnya dan putranya bertahun- tahun, maafin gue Val, hiks, hiks, hiks" Vaira menangis terisak.

Valdan menenangkan istrinya itu, "Sudahlah Vai, jangan diungkit lagi"

"Gue yakin, kita bisa mulai yang baru, dan menjadi orang tua yang terbaik untuk anak kita"

Vaira mengangguk, tersenyum kepada pria dihadapannya.

Valdan menatap istrinya, "Aku mencintaimu Vaira" ucapnya langsung memeluk wanita itu. 

"Aku juga mencintaimu suamiku"

Vaira memeluk suaminya erat. Dia tidak ingin kehilangan pria itu lagi. Vaira berjanji, akan menjadi istri yang baik untuk Valdan selama-lamanya.

End.

🔹🔹🔹

Start : 07/03/20
Finish : 27/12/20

~Terimakasih untuk kalian semua, telah menjadi saksi dari perjalanan cinta Valdan dan Vaira~

VaivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang