Benar aja. Setengah jam kemudian ada seseorang menekan bel apartemen Wonwoo. Yerin gelisah banget. Dia bahkan keringetan karena ini. Lagian Wonwoo tuh semaunya aja. Masa iya tiba-tiba Yerin disuruh ketemu sama ayahnya dia.
Slurpp
Sang ayah menyesap kopi panas yang dibuatkan Wonwoo tadi. Yerin duduk tegang di hadapannya sambil tersenyum canggung. Wonwoo sendiri diam, menunggu pria yang dipanggilnya ayah itu untuk memulai.
"Jadi ini alesan kamu nggak mau pulang ke rumah?" tanya Minwoo.
"Nggak ada urusannya sama Andaㅡ"
"Ayah Wonwoo!" bentak ayahnya. Membuat Yerin sedikit tersentak.
"Jawab Ayah yang jujur. Perempuan ini yang bikin kamu nggak mau pulang ke rumah?" tunjuknya pada Yerin.
"Om, sebentar. Saya merasa terintimidasi atas apa yang Om lakukan sekarang. Bisa untuk nggak tunjuk saya kayak gitu? Terimakasih,"
Wonwoo lumayan nggak percaya Yerin bisa bicara seperti itu. Tanpa sadar hal itu mengembangkan senyum di wajahnya.
Minwoo menunduk sebentar lalu berdehem. "Saya nggak bermaksud,"
"Wonwoo, Ayah udah cukup sabar. Jadi Ayah tanya, apa kamu lebih milih perempuan ini dibanding pulang ke keluarga kita?"
Yerin panik. Dia nggak tau kalau keluarga Wonwoo serumit ini.
"Cih, buah jatuh nggak jauh dari pohonnya, Ayah,"
Tangan Minwoo mengepal. Sesosok ayah itu berdiri. Namun baru membalikkan badannya, Minwoo kembali berucap.
"Satu tahun. Ayah tunggu satu tahun kamu sama dia. Kalo putus di tengah jalan, kamu pulang ke rumah,"
"Nggak. Kita nggak akan putus," jawab Wonwoo yakin. Yerin mau protes tapi Wonwoo merangkulnya dan mengelus lengannya.
"Setahun kalian nggak putus, nikah secepatnya," setelahnya Minwoo berjalan meninggalkan apartemen. Diikuti sekretarisnya yang sejak tadi berdiri di belakangnya. Menyimak semua yang terjadi.
Brak
"Maksud lo apa Jeon Wonwoo??" Yerin memukuli lengan Wonwoo begitu suara gebrakan pintu apartemen tertutup.
"'Aku' Rin,"
"Hah, 'Rin'?"
"Kenapa? Nggak suka?"
"Ish bodo. Jadi lo manfaatin gue nih sekarang?" Yerin kembali memukul lengan Wonwoo.
"'Kamu' jangan 'lo' lagi,"
"Lagian nggak ada yang siapa manfaatin siapa," lanjut Wonwoo.
"Jelas-jelas tadi itu apa, huh?
"Kamu emang pacar aku, Rin,"
"Jeon Wonwoo gila!"
Yerin nggak habis pikir. Gimana bisa manusia museum ini ngeklaim dirinya sebagai pacar.
"Aku beneran nggak ada kesempatan?"
"Eh?" Yerin mendongak mendengar suara lirih Wonwoo.
"Wonwoo, lo pikir ngejalanin hubungan semudah itu? Kita sama-sama dewasa. Cari pasangan yang bener-bener aja. Masa cewek modelan gue mau lo pacarin,"
"Kamu sempurna buat pelengkap aku, Rin,"
Tolong, Yerin keabisan kata-kata. Wonwoo langsung meraih kedua tangan Yerin.
"Karena kita sama-sama dewasa. Kita harusnya paham, kalo cinta itu tumbuh karena terbiasa. Begitu juga rasa sayang. Aku nggak ngerasain cinta sekarang. Tapi aku nyaman tiap sama kamu, Jung Yerin,"
Sumpah. Ini nggak kayak Jeon Wonwoo yang Yerin kenal. Ini jauh dari nama Jeon Wonwoo.
"Bisa lo ceritain tentang keluarga lo? Minimal ayah lo. Maaf kesannya gueㅡ"
"I will,"
Jadi, apakah ini pertanda mak comblang Hayoung dan Joy akan berhasil? Kita liat nanti.
🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating Stranger ⨾ wonwoo, yerin. ❞
FanfictionOnly love can hurt like this. '20 by RAN