Yerin yang lagi duduk di sofa nggak berhenti merhatiin Wonwoo yang duduk di bawah sibuk dengan laptopnya. Rasanya kepingin banget Yerin ungkapin apa yang dia mau ungkapin sekarang. Tapi rasanya susah.
"Kenapa?"
Yerin agak kaget. Wonwoo dengan suara beratnya tiba-tiba nanya gitu. Nggak taunya Wonwoo udah merhatiin Yerin dari layar laptop. Ketara gerak-gerik cewek itu kayak mau bilang sesuatu.
"Nggak kok, lanjut aja,"
Bukannya lanjutin, Wonwoo malah nutup laptopnya. Dongakin kepalanya yang langsung nyentuh paha Yerin. Karena posisinya Yerin di sofa tepat dibelakang Wonwoo yang duduk di lantai.
"Jawab,"
Yerin nunduk. Bales tatapan Wonwoo. Kedua tangannya reflek megang pipi Wonwoo. Dikiranya Wonwoo mau dielus, taunya mau dipindahin supaya tegap.
Wonwoo balik badan. Menatap Yerin meminta penjelasan. Yerin sendiri masih bingung, haruskah diungkapkan atau enggak. Tapi rasa penasarannya semakin menjadi-jadi.
"Itu.. selasa sore kemarin abis nganterin Joy ke panti asuhan. Lucu-lucu anak kecil disana," Kata Yerin. Wonwoo masih bungkam.
"Ya ada lah disuatu tempat. Nama panti asuhannya Rumah Cinta," Yerin melirik ke bawah. Dari reaksi Wonwoo, Yerin udah bisa dapetin jawabannya.
Wonwoo memang ada hubungannya dengan panti asuhan itu.
"Iya gitu. Mau cerita itu aja sih abisnya gabut," Alasan Yerin.
"Kamu ngapain kesana?" Tanya Wonwoo.
"Nganterin Joy. Aku baru dua kali ini sih ikut, soalnya keluarga Joy itu salah satu donatur disana,"
Wonwoo ngangguk-ngangguk. Yerin masih nungguin hal lain yang akan dibicarakan Wonwoo. Tapi salah. Wonwoo malah berdiri dan menuju dapur.
"Aneh banget," Yerin mendelik. Ia merasakan Wonwoo menghindari obrolan kali ini.
Malamnya sekitar jam delapan, Yerin izin pulang ke kostan. Sayang-sayang uang sewa kalau dia tidurnya diluar terus. Begitu alasannya. Tapi Wonwoo tetap Wonwoo. Cowok itu nggak ngizinin Yerin pulang.
"Lagian ngapain sih disini? Diajak ngobrol enggak, dicuekin iya!" Ngambeknya.
Wonwoo langsung nutup kertas tebal tertumpuk yang sedang dibacanya. Menoleh ke Yerin yang sekarang lagi posisi tengkurap di kasurnya. Abis itu guling-guling ke kanan kiri sambil protes mau pulang.
"Udah malem Rin,"
"Tapi besok ada kelas!"
"Besok aku anterin pagi-pagi,"
"Kelasnya jam empat pagi!"
Wonwoo menggelengkan kepalanya. Ia beranjak ke kasur, menghentikan pergerakan Yerin yang bikin kasurnya jadi berantakan.
"Berantakan tuh,"
"Emang aku ma disini ngerusuh. Nah mending pulang aja sekarang," Kata Yerin sumringah.
"Nih," Bukannya nanggepin Yerin. Wonwoo malah menyerahkan tumpukan kertas yang lecek itu.
"Apa?"
"Baca,"
Yerin menatap Wonwoo curiga. Detik berikutnya langsung menyebet kertas tersebut dan membaca judul paling atas.
Rumah Cinta
Yerin udah duga ini. Namun makin ke bawah, matanya makin nggak percaya. Membaca tiap rentetan kata tersebut yang menyebutkan bahwa Wonwoo adalah pewaris panti asuhan tersebut.
Yerin bingung.
Bukannya Wonwoo ini sekedar anak rantau yang kerja sebagai pelayan kafe?
"Itu aku. Wonwoo,"
Iya Yerin tau. Nggak mungkin Wonwoo yang lain yang dimaksud.
"Wonwoo, aku bingung. Maksudnya?"
"Iya Rin. Sesuai yang ditulis disitu. Aku pewarisnya, tapi aku nggak sudi. Kamu tau gimana hubungan aku sama Minwoo,"
Yerin berpikir keras. Tiba-tiba otaknya seperti menampilkan tayangan-tayangan jaman dulu. Serba abu-abu dan nggak begitu jelas. Yerin memegang kepalanya ketika telinganya berdengung tiba-tiba.
"Wonwoo, kamu sebenernya siapa?"
"Rin, aku- YERIN!"
Yerin pingsan.
🌼
Ada yang bisa nebak Yerin kenapa? :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating Stranger ⨾ wonwoo, yerin. ❞
FanfictionOnly love can hurt like this. '20 by RAN