Bagian 06 : Kecelakaan

142 18 52
                                    


Inoo masih duduk disebuah sofa 3 seater bewarna keabuan diruang tengahnya, menunggu suaminya?  tidak, mungkin lebih menunggu penjelasan dari suaminya. Sejujurnya Inoo memang ingin semua berakhir, namun jika Inoo memutuskan secara sepihak bukankah Inoo yang terlihat jahat? bukanakh nanti Inoo yang terkesan emninggalkan suami? dan di cap Istri durhaka

semuanya sudah tidak seperti dulu ketika mereka bertiga masih bersama. Inoo menatap televisi dengan pandangan yang kosong, menerawang jauh dan berharap tidak kembali lagi, menerawang jauh dan berharap saat tersadar ia sudah berada didunia yang lain, dicerita yang lain.

"anoo.. permisi aku ingin ke toilet" lelaki berambut blonde dengan senyuman manis itu menyapa Inoo membuat inoo berfikir 'Hey mudahnya kau menanyakan toilet kepada Istri sah pacarmu'

"disebelah dapur, kalau perlu sesuatu katakan saja" ucap Inoo tersenyum, ia ingin memaki tetapi tidak bisa

"souka.. terima kasih.. sudah kuduga kakaknya yabu memang baik dan cantik sekali, aku permisi ke belakang" ucapnya ringan

Inoo terdiam mendengarnya... jadi begitu permainanmu Yabu Kota.. kau mengaku kepada lelaki itu bahwa aku adalah kakakmu... manis sekali 

Ya Tuhan....

Mengapa harus naskah yang ini yang kau berikan kepada Inoo Kei

Apakah dia memiliki hati baja? Tidak

Apakah dia memiliki Perasaan seluas langit? Tidak juga

Apakah bahu nya sekuat pilar pilar bangunan pencakar langit? Tentu saja tidak

Lalu mengapa?

Tanpa terasa Inoo kembali menangis, tangan kanannya ia gunakan untuk menutupi mulutnya. Ia yang awalnya ingin mengeluarkan emosinya kepada hikaru kini duduk termangu, bagaimana ia bisa menyalahkan orang lain atas kesalahan suaminya sendiiri?

"kak? Kakak menangis?? Maaf kak aku lancang, tapi kakak menangis, aku jadi khawatir" ucap hikaru yang tiba tiba sudah berjongkok didepan Inoo

"ah t-tidak.. kamu Hikaru Yaotome yaa, pangil saja aku Inoo .. kita makan siang dulu yaa" ajak Inoo menggandeng tangan kurus itu ke maja makan, sekuat tenaga ia menghapus dan menyembunyikan air matanya. Tidak baik membiarkan tamu kelaparan saat berada dirumahmu, hal itulah yang tertanam dikepala Inoo sejak dulu.

"serius aku gakpapa panggiil inoo? Ii no ?"

"o-kei"

"hahahahahah"

Mereka tertawa.. tertawa dengan selingkuhan suami adalah hal tergila yang pernah Inoo lakukan. Inoo sama sekali tidak menyalahkan Hikaru, Hikaru telah ditipu. Inoo yakin jika Hikaru tahu status Yabu yang sebenarnya ia tidak akan tega melakukan hal seperti ini.



-00-



"oh jadi kalau begini artinya sedih?"

Chinen mengangguk dengan penuh semangat.. 3 tahun sudah chii belajar bahasa ini tentu dia adalah guru terbaik yang dimiliki teman temannya

"kalau begini apaa?"

"itu artinya lapar"

"okhe okhee... seru jugaa yaa" ucap Yuto, ia membaringkan tubuhnya pada rerumputan di taman, sesekali kedua manik matanya melirik keito dengan malu-malu. Indah.. keito memang seindah itu dimatanya

"kenapa senyum senyum ?" tegur keito

Yuto yang baru saja tertangkap basah secepat kilat membalikkan badannya membelakangi ketiga temannya, wajahnya memerah panas karena malu. Haaah memang benar kata orangtua jaman dulu masa SMA adalah masa-masa yang paling indah

Kotoba Wa Iranai [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang