Bagian 15 : Titik Balik

101 19 16
                                    


"sini kamu duduk sini !!!! kamu ngerasa hebat?? Bikin mamih sama papih khawatir kamu udah ngerasa hebat hah? Apa ini? Kenapa bibirmu berdarah? Mau jadi jagoan diluar sana? Iyaaa? Gak mau sekolah? Mau jadi berandalan sama anak tukang kue itu ? iyaa?"

Yabu terus mengintimidasi chii yang kini menunduk di sofa

"yabu sudahlah" inoo mencoba menenangkan (mantan) suaminya

"DIAAAM !!! AKU AYAHNYA DISINI BUKAN KAMU !"

Emosi Inoo jadi naik seketika mendengar perkataan yabu, ia berjalan mendekati yabu dan menamparnya dengan sangat keras sekali

PLAAAAAK !!

"APA APAAAN ??" teriak yabu

Inoo menunduk dan menangis "nande ? nande nee? kalau kau adalah ayahnya, kenapa kau meninggalkan kami. Kalau kau adalah ayahnya kenapa kau tidak mengakuinya didepan orang bahwa dia adalah anakmu. Yuri adalah anakku, bukan anakmu ! tanamkan itu dikepalamu yabu kota. Kau boleh hancurkan aku tapi tidak dengan Yuri. Keputusanku untuk berpisah denganmu memanglah tepat. Kau hanya akan merusak anakku jika aku tetap mempertahankanmu !" Inoo mengatakannya sambil menangis tersedu-sedu, kedua bibirnya sesekali ia gigit untuk menahan amarah yang memuncah sementara Yabu hanya terdiam mendengarnya

Inoo menarik lengan Yuri dan membawanya masuk kedalam kamar. Sementara Yabu masih terdiam diruang tengah. Ia begitu terpukul menyadari tindakannya sendiri. Ia bingung dengan perasaannya sendiri. Kenapa ia merasa jengkel sekali melihat anaknya berperilaku seperti ini yang mana harusnya ia tidak peduli, harusnya yabu tidak peduli pada dua orang itu bukan? toh sebentar lagi juga akan berpisah?

"haaaah...." yabu menarik nafas panjang dan menelpon seseorang

"moshi-moshi... hika-chan? dimana?.. hmmm aku kesana yaa... maaf tadi aku lupa janjiku. Aku ganti malam ini yaa.. jaa sampai ketemu yaa sayang"

-00-

Dengan hati hati Inoo membersihkan luka dilengan dan pipi Yuri. Ia masih menangis namun ia tidak bicara apapun pada anak lelakinya itu.

'mamih ? mmaih gak marah sama Yuri?'

'engga sayang... mamih tau Yuri pasti tidak mungkin melakukan hal hal yang aneh. Besok kalau sudah baikan Yuri boleh cerita ke mamih.. jaaa oyasumi nee"

'oyasumi mamih.. arigatou'

"un"


-00-


Keesokan harinya.....

Yuri turun keluar kamar dengan wajah yang lebam. Berkelahi memang benar-benar bukan keahliannya. Untung saja ada Yama yang datang menolongnya kemarin, jika tidak mungkin saat ini ia akan terbaring di rumah sakit terdekat

Ngomong-ngomong soal Yama apakah dia baik baik saja? Apakah dia akan marah pada Chii atas perlakuan papihnya semalam? Lagipula kenapa tiba tiba sang papih jadi ingin campur urusan Chii?

"Yuri... kenapa turun sekolah? Mamih barusan menelpon wali kelas untuk mengantarkan surat izinmu" tegur Inoo sembari sibuk mengambilkan sarapan untuk Yuri

'aku... ingin bertemu Yama-chan'

"souka... tolong sampaikan permintaan maaf mamih padanya..."

'un.. mamih, Yuri juga mau minta maaf'

"untuk?"

'maaf membuat mamih khawatir, aku.. aku berkelahi'

Kotoba Wa Iranai [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang