Bagian 04 : Daijoubu

168 18 44
                                    


Hari ini yamada bangun pagi pagi sekali. Jam 5 pagi bahkan, hal yang sangat langka terjadi

Hatinya terasa seperti taman bunga yang sedang bermekaran disana-sini, semua hal yang dilihatnya menjadi bewarna merah muda seketika. Masih dengan relief liur kering yang masih tersisa dikedua sudut bibirnya, ia tersenyum simpul dan sesekali tertawa sendiri mengingat momen kemarin.

Pergi makan siang dengan chinen rupanya sudah membuat tingkat kewarasannya menurun drastis.

Ia berdiri tegap didepan kaca dan mempraktekkan apa yang ia pelajari dengan chinen kemarin, ia menggerakkan jari kanannya dan mulai mengeja alphabet yang ia hapalkan sejak semalam

"a ,i, u , e... are aku lupa... oh souka o itu begini"

Ia bermonolog ria dan sesekali membuka handphonenya untuk membuka tutorial bahasa isyarat selain huruf huruf alphabet yang diajarkan chinen.

"chinen yuri...... tentu tidak mudah menjalani kehidupannya. Dia anak yang kuat" gumam yamada, ia kemudian tersenyum melihat pantulan dirinya yang berdiri dengan gagah didepan cermin.

-00-

"KAU PULANG PAGI LAGI YABU" teriak seseorang berperawakan kurus yang sedari tadi duduk di meja makan yang sangat besar, rambut jamur yang ia cat  merah serta riasan cat eyes membuat pesonanya semakin terpancar. Berbagai macam hidangan tersedia disana namun ia tetap tidak memiliki selera makan. Bagaimana selera makan akan muncul jika suamimu tidak pulang semalaman dan pergi bersama lelaki lain.

"masih baik aku mau pulang kerumah, tutup mulut kotor mu itu Inoo, aku sedang tidak ingin diceramahi" lelaki yang bernama Yabu Kota itu berjalan santai menuju kamarnya seperti tidak melakukan sebuah kesalahan yang berarti

"YABU TUNGGU DULU!!!"

"APAAA?? APA LAGI ??? aku capek mau tidur !! berhentilah berteriak-teriak !"

Adu bentakan pun tidak terelakkan lagi, menggema dirumah yang besar itu. Rumah dua tingkat dengan nuansa serba putih dan banyak sekali guci hias disetiap sudut ruanganya, tak lupa beberapa foto keluarga yang terpampang besar di dinding. Foto yang sudah lama sekali... yang bahkan para penghuninya lupa kapan foto itu diambil

"Yabu.. aku ini pasanganmu, mengapa kau tega lakukan ini pada kami ... kau pergi dengan lelaki kotor itu lagi kan ??? apa kau sudah bosan dan ingin meninggalkan aku?" Inoo mulai terisak pelan

"ah idemu boleh juga ... aku akan segera mengurus surat cerainya, tapi untuk sekarang aku masih sibuk dan KAU ... BERHENTI MENGATAINYA DENGAN LELAKI KOTOR BAMSAT !"

"hiks hiks lalu bagaimana dengan anak kita?"

"anak kita?? Hah.. hahhahaha anak kita katamu ?? anak cacat itu adalah anakmu !!! kau tau ? aku akan segera menikahi Hikaru dan aku akan memiliki anak yang normal darinya, aku tidak bisa berharap dari anak cacatmu itu untuk mewarisi namaku yabu kota sang pengacara terhebat di tokyo.. persetan dengan kalian berdua siaal !!!!!" marah Yabu dan ia menunjuk-nunjuk ke arah Inoo yang sudah dibanjiri air mata dan menutupi wajah cantiknya, ia terduduk dimeja makan dan mennagis tersedu-sedu.

Badannya semakin kurus dan kulitnya menjadi pucat, masalah datang menimpanya bertubi-tubi seperti tidak sabar menunggu, satu persatu datang menghantamnya yang lemah ini, yang rapuh ini.

Tanpa disadari keduanya, chinen berdiri diujung tangga dan mendengar semuanya. Yaa kedua orangtuanya sangat sering bertengkar sejak kecelakaan itu, kecelakaan yang merenggut semuanya. Kecelakaan yang merebut suara emasnya, teman-temannya, bahkan papanya sendiri.

Sekarang Kalian tau kan ? Alasan betapa seringnya chinen ingin menjadi tuli saja? ia lelah harus mendengar pertengkaran ini setiap hari hanya karena mempeributkannya, ia lelah, ia sangat merasa lelah... dirumah bahkan disekolah semua orang mengatakan hal-hal yang menyudutkannya, hal-hal yang menyakitkan, mengapa Kami-sama menciptakan telinga hanya untuk mendengar hal-hal yang menyakitkan seperti ini?

Kotoba Wa Iranai [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang