|Semua berbeda jika menyangkut
|dirimu.
|Kenapa?~ ~ ~
Jeno meraih ponsel di sakunya, kemudian membuka salah satu room chatnya.
'Boyz'
(Renjun, Haechan, Anda, Chenle)Oi.
Ntar malam ada lawan ga?
(Chenle)
Apaan hyung?Balapan?
Hooh.
(Haechan)
Lo mau ngapain Jen?Jan ngadi-ngadi lo, ya.
Bct.
(Renjun)
Jen, lo yakin?Lo udah lama ga balapan anjir.
Ga waras.
@Chenle jam berapa?
(Chenle)
Biasa, hyung.Jam 10.
Di belakang kampus.
Thanks, Le.
(Haechan)
Gue ikut!(Renjun)
GUE JUGA!Bahaya gak ada yang jagain lo.
Trsrh.
Nonton aja.
Jangan ikut balapan.
~ ~ ~
Jeno tiba di jalanan belakang kampus dengan motor ninja hitam miliknya. Disana sudah ada Renjun, Haechan, dan Chenle yang tiba lebih dulu dan menanti Jeno.
"Siapa lawannya?" Jeno menoleh pada Chenle.
"Itu, hyung." Chenle menunjuk sisi seberang jalan. Seorang laki-laki tinggi melangkah mendekat ke arah Jeno.
"Hai, bro! Jadi, lo teman gue di jalanan malam ini?" Tanya laki-laki tinggi itu sesampainya di hadapan Jeno.
"Iya dan gak, kita gak seakrab itu." Jawab Jeno ketus.
"Oh man, jadi apa taruhannya?" Lucas sedikit tersentil dengan penolakan Jeno.
"Nothing. Gue cuma perlu hiburan." Balas Jeno enteng.
"Wow! Gak bisa dong." Lucas tertawa kecil. Tanpa taruhan? Tidak ada yang menarik baginya.
"Gimana kalau perempuan? Pacar? Gue lebih tertantang untuk menang." Tantang Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise Me
Fanfiction"Semua terlihat kelam hingga ia datang bersama pelukan hangatnya." ~ Kim Sihyeon "Kita hanya tumbuh bersama, tidak lebih." ~Lee Jeno "Anugerah terindah? Ketika aku menjadi alasan ia tertawa lepas, aku t'lah mendapatkannya."~ Na Jaemin Bercerita tent...