09- TELL ME

27 6 2
                                    

|Tidak ada yang salah, kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Tidak ada yang salah, kan?

Aku tau. Tapi aku akan diam.|
Lepaskan ia, berikan untukku ya?|

~ ~ ~

DRRT..DRRTT...

Ponsel Sihyeon bergetar untuk kesekian kalinya. Dengan malas, Sihyeon meraih ponselnya yang berada di atas nakas.

3 panggilan tak terjawab dari Onda.

Mengapa dia sebegitu ingin menghubungiku? Apa ada hal yang penting?

Ketika Sihyeon hendak melakukan panggilan balik, Onda sudah lebih dulu kembali menghubunginya.

"Ha-"

'EONNIE!!!' teriak seseorang dari seberang. Sihyeon menjauhkan sedikit ponsel dari telinganya.

"Ada apa, sayang?" tanya Sihyeon kemudian.

'Umm, apa besok eonni senggang? Aku ingin berkunjung ke rumahmu. Boleh 'kan?'

"Tentu saja boleh! Aku akan merasa bosan jika berada di rumah sendiri."

'Benarkah? Aku akan datang besok pagi!' ucap Onda antusias.

"Hm, iya." Jawab Sihyeon menyetujui.

'Baiklah, sampai jumpa besok eonni!'
Sihyeon terkekeh pelan, Onda terdengar sangat antusias, seperti anak kecil yang senang ketika diajak pergi ke taman bermain.

~ ~ ~

Ceklek.. ceklek..

Sihyeon mendongak menatap Yiren yang sedari tadi memainkan pulpennya, "Apa yang sebenarnya sedang kamu pikirkan hum?"

"Ah..Uhm..Itu.., tidak apa." Onda tersenyum kikuk, ia mengalihkan pandangannya ke segala arah.
Entah menghindari tatapan mata Sihyeon atau sedang mencari sesuatu.

Sihyeon menutup bukunya, lalu memegang kedua pipi Onda mengarahkannya menatap mata Sihyeon.
"Aku akan mengajakmu ke sekolah acting, kamu sangat buruk dalam berbohong." Ucapnya, sembari menatap mata Onda lamat-lamat.

Onda menghela napas pasrah, ia sudah ketahuan.

"A-Apa dia tidak datang?" Sihyeon sedikit memiringkan kepalanya, bingung.

"Jeno" Onda menundukkan kepalanya sembari memainkan jari-jarinya, berusaha mengabaikan kedua pipinya yang memanas.

Tidak ada balasan dari Sihyeon, hingga Onda mendongak mendapati Sihyeon yang terdiam kaku.
Tetapi sedetik kemudian, Sihyeon dapat mengendalikan raut wajahnya.

"Ah, Jeno? Dia bilang tidak bisa datang hari ini, mengantar mamanya berbelanja. Apa kamu lapar? Eonni akan menyiapkan makanan." Tawarnya, Onda mengangguk mengiyakan.

"Baiklah, tunggu sebentar." Sihyeon bangkit dari duduknya, berjalan menuju dapur.

'Sebenarnya, bukan itu yang aku harapkan.' -Batin Onda kecewa.

'Kenapa Yeon? Tidak ada salahnya Onda menanyakan Jeno, kan? Jeno bukan milikmu.' -Batin Sihyeon.

Sihyeon menepis semua pikirannya, ia segera menghangatkan dua kotak steak di dalam oven. Lalu membawanya ke ruang tamu.

"Ayo makan." Ajaknya ketika ia sudah kembali duduk berhadapan dengan Onda.

Hening...

Mereka menikmati makanan dalam diam, namun menyimpan banyak pertanyaan dalam pikiran masing-masing.

"Eonnie.." Onda buka suara.

"Bagaimana hubunganmu dengan Kak Jaemin?" lanjutnya. Sihyeon menaruh sendoknya lalu menoleh.

"Ehm, bagaimana aku akan menjelaskannya? Tidak ada hubungan khusus, tapi akhir-akhir ini kami semakin dekat. Dan...."

"Eonni menyukainya?" terka Onda. Sihyeon mengangguk malu.

"Kalau begitu, bukan 'tidak ada hubungan' tapi 'belum'." Onda tertawa memperhatikan Sihyeon yang tersipu malu.
"Aku akan mendukungmu, eonni!" tegasnya.

Suara dentingan sendok kembali terdengar.

"Kalau aku boleh tau, kenapa kamu menanyakan Jeno?" kini giliran Sihyeon yang bertanya.

"Uhm, tidak. Hanya saja eonni mengatakan ia koki pribadimu, jadi ku pikir dia akan sering berada di rumahmu."

"Apa kamu menyukainya?" Onda mengangguk mengiyakan.

"Baiklah, eonnie juga akan membantumu." Ucap Sihyeon sembari tersenyum. Onda membelalakkan matanya tidak percaya.

"Benarkah?! Ah eonni.. Terimakasih!" ujar Onda antusias, ia merentangkan kedua tangannya tinggi lalu memeluk leher Sihyeon erat.

~

"Sampai jumpa besok, eonni!" Onda melambaikan tangannya dari dalam taksi.

"Baiklah, hati-hati. Aku akan mengirimkan kontaknya padamu nanti." Ujar Sihyeon.

Onda mengangguk lalu menaikkan kaca mobil. Sihyeon menunggu hingga taksi Onda hilang di pertigaan jalan.

"Jeno ya? Apa aku bisa?" gumam Sihyeon.

~

Jalanan malam hari sangatlah indah, disinari lampu-lampu jalan juga toko hingga musik yang terdengar dari cafe.

Tetapi satu hal yang mencuri perhatiannya, sejoli yang tengah bergandengan di atas motor keluar dari rumah sakit.

Kak Jaemin dan...

Yiren?

Mereka saling mengenal? Apa yang mereka lakukan di rumah sakit?

Onda melirik ponselnya, ada satu pemberitahuan pesan baru.

'Yeon Eonni'

Sudah sampai di rumah?

Istirahatlah.

[07.30 p.m]

Apa aku harus memberitahunya?

~

A.N:
Singkat ya? Sorry, next chapter lebih panjang seperti biasa ^^/
So, here's our pretty girls >3<

N:Singkat ya? Sorry, next chapter lebih panjang seperti biasa ^^/So, here's our pretty girls >3<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Promise MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang