08- HEARTBEAT

27 7 2
                                    

|Jangan salahkan hatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Jangan salahkan hatiku.
|Ia yang lebih dulu menerobos masuk
|tanpa mengetuk.

~ ~ ~

Onda duduk sembari meluruskan kaki, pegal sekali rasanya. Ia sedikit menyesal membiarkan Sihyeon mengatur jadwal liburan mereka hari ini.

Bayangkan saja setelah dari cafetaria, Sihyeon mengajaknya bermain santai di timezone, hingga menaiki wahana mengerikan lainnya.

Tanpa membiarkannya istirahat, Sihyeon menariknya ke stationery. Onda sempat bingung karena Sihyeon membeli begitu banyak alat tulis hingga pakaian anak-anak, sampai akhirnya Sihyeon mengajaknya ke sebuah panti asuhan.

Ia melihat Sihyeon tersenyum tulus, membagikan alat tulis juga pakaian yang mereka beli. Sihyeon juga mengajaknya ke panti jompo, membantu mengurus para lanjut usia, seperti menyuapi makan atau sekedar melemparkan satu dua lelucon, juga hiburan lainnya.Melihat hal itu, membuat hatinya tersentuh.

Satu hal yang ia pelajari hari ini, bahwa kita tidak hidup sendiri di dunia yang luas ini. maka dari itu, kita harus peduli akan sesama. Kebahagiaan orang lain, akan menjadi kebahagiaan kita pula. Senyum dan tawa adalah virus baik yang menyebar dengan mudah. Dan ia berterimakasih untuk itu.

“Apa kamu lelah? Maaf aku tidak membiarkanmu istirahat walau sebentar, lain kali aku akan mengatur jadwalnya lebih baik.” Ucap Sihyeon, merasa bersalah melihat Onda sesekali menepuk kakinya yang pegal.

Dengan cepat, Onda mngibas-ngibaskan tangannya.
“Ah, tidak apa, eonni! Memang melelahkan, tetapi melaluimu aku belajar banyak hal. Ini pengalaman yang baru untukku. Terimakasih..” Ucapnya tulus.

Sihyeon mengehela napas lega, kemudian kembali menyesap minumannya.

“Setelah ini, kita akan kemana?” tanya Onda.

“Pulang.” Jawabnya singkat.

“Sudah selesai?” Sihyeon mengangguk mengiyakan.

“Ayo pulang! Taksinya sudah sampai.” Ucap Sihyeon, lalu bangkit dari duduknya.

~ ~ ~

Disinilah mereka, -Sihyeon, Onda, dan Jeno-, berada dalam mobil yang sama dan larut dalam keheningan.

Jeno duduk di kursi pengemudi. Ia supir taksi pribadi Sihyeon, bukan?
Sihyeon duduk disampingnya, lalu Onda duduk di kursi belakang.

Belum ada yang memulai pembicaraan sejak berangkat tadi,
“Ah iya! Aku belum memperkenalkan kalian.” Sihyeon menepuk jidatnya, lalu duduk menghadap Jeno.

“Jen, ini Onda satu fakultas sama gue. Onda, dia Jeno bodyguard sekaligus supir antar-jemput, dan koki pribadi!” Jelasnya antusias.
Berbanding terbalik dengan Jeno, ia mengambil napas panjang kemudian menghembuskannya.

Promise MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang