Malam makin larut, tapi arena makin ramai, semenjak kembali ke meja tadi Heejin belum melihat Hyunjin sama sekali, Jisung dan Felix juga absen.
Rasanya kalau begini Heejin mau memesan ojek dan segera pulang saja ke rumah, toh tidak ada yang bisa dia lakukan disini. Heejin tidak kenal siapapun, hanya Lino, itupun orangnya sibuk bersama teman-temannya yang lain.
Eve dan Lip juga sibuk mojok, ya sudahlah..
Heejin mencoba menghubungi Hyunjin, tapi pemuda itu tidak kunjung memberikan respon, membuatnya semakin merasa tidak enak hati. Sampai akhirnya salah satu dari kelompok lain menatapnya penasaran, tubuh Heejin langsung kaku seketika saat menyadari hal itu.
Mata tajam itu, Heejin kenal dengannya. Terlalu kenal, sampai-sampai meski pemuda itu berubah drastis dari penampilannya semasa SMA, Heejin masih tetap bisa mengenalinya. Hwall.
Heejin masih diam di tempat, tapi ketika pemuda itu memutuskan untuk melangkah mendekat, Heejin langsung kabur begitu saja, tidak mengindahkan suara Eve yang memanggilnya. Dia takut, sangat takut jika harus kembali bertemu dengan Hwall, rasanya seperti membawa kembali luka lama yang dia torehkan sendiri.
Jantungnya berdebar dengan cepat, ingat akan kelakuan Hwall padanya dulu, semua sikap manis namun posesif dan sedikit kasar yang pemuda itu lakukan. Ingat bagaimana Hwall menggunakan kenangan akan malam dimana Heejin membiarkan pemuda itu menyentuhnya di bagian yang sebenarnya tidak boleh sebagai boomerang untuk dirinya sendiri, black mailing.
Sampai akhirnya dia terpaksa menyakiti hati Hwall lebih parah dan lebih dalam agar pemuda itu berhenti mengganggunya.
Dia bersembunyi di belakang ruko-ruko kosong di jalan itu, sembari mengintip kearah arena, melihat Hwall celingukan mencari dirinya sambil sesekali memanggil nama Heejin.
Heejin tau pemuda itu tidak akan berbuat jahat padanya lagi, mungkin hanya ingin menyapa dan bertanya kabar, tapi Heejin sadar dirinya tidak akan bisa menahan rasa bersalahnya, dia takut jika harus menangis tiba-tiba, dia takut dilihat dengan tatapan kasihan, dia takut Hwall menyadari kalau berpisah dengan pemuda itu sebenarnya memberikan efek yang kelewat buruk bagi dirinya.
Tangannya yang gemetar kedinginan dan cemas itu menelfon Hyunjin sekali lagi, tapi masih belum diangkat juga. Heejin berpikir untuk menghubungi Sunwoo, tapi pemuda itu sulit sekali digapai oleh Heejin setelah menjadi kekasih Shuhua, kalau boleh jujur, gadis itu merasa kehilangan sosok Sunwoo dalam hidupnya dan terkadang pikiran itu membuatnya merasa dibuang serta ditinggalkan.
Heejin nyaris menangis saat tangannya tidak sengaja menekan kontak Jihoon, tanpa babibu Heejin menelfonnya, padahal sudah jam setengah sepuluh.
"Halo?"
"Jihoon, tolong.. Takut..."
"Lo dimana?" Tanya Jihoon saat mendengar suara gadis di sebrang sana itu sudah melirih, dengan cepat pemuda itu menyambar jaket dan kunci mobilnya. Mendengarkan arahan Heejin tentang tempat dimana dia berada, Jihoon tau tempat itu, tempat Raesung dan kawan lamanya balapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] TREAT YOU BETTER | ✔
Fanfiction[18+] Sequel: WILD NIGHT Bittersweet of the relationship between Hyunjin and Heejin. Written by Audrey ©2020