KARMA

694 81 14
                                    

Kelas berlangsung lambat beberapa hari belakangan ini rasanya, Heejin masih duduk di bangkunya sambil menatap ponselnya kosong, tidak ada satu pun notifikasi masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelas berlangsung lambat beberapa hari belakangan ini rasanya, Heejin masih duduk di bangkunya sambil menatap ponselnya kosong, tidak ada satu pun notifikasi masuk. Dia mencoba menghubungi Hyunjin, tapi naas, pemuda itu kembali menghilang setelah bertemu dengannya di depan rumah Yerim dua hari yang lalu.

Padahal Heejin berniat untuk menginap di rumah tantenya, tapi rasa rindu serta wajah penuh memar milik Hyunjin membuatnya tidak bisa meninggalkan pemuda itu begitu saja. Akhirnya, dengan setengah berat hati, Heejin berpamitan dengan Yerim dan Bora, ikut pulang bersama Hyunjin ke rumahnya.

Hyunjin awalnya hendak pergi ke kontrakan Heejin, tapi gadis itu bilang dia ingin mengambil laptopnya di rumah Hyunjin, dengan nada bicara yang terdengar sedikit merajuk karena beberapa hari belakangan hal itu membuatnya kesulitan.

Tidak, Heejin tidak mengungkit soal Hyunjin yang tidak memberinya kabar, dia tau kalau Hyunjin sedang tidak bisa diajak bertengkar.

Tapi mendapati pemuda itu menghilang lagi, rasanya Heejin menyesal tidak menumpahkan amarahnya kemarin.

"Heh, bengong aja lo!" Tegur seseorang dari ambang pintu kelas. "Gue tungguin di luar, lo nya gak keluar-keluar."

Heejin mengangkat kepalanya yang tertunduk dan mendapati Nakyung tengah menyilangkan tangan di depan dada sambil menatap kearahnya dengan tatapan kesal, di sebelahnya ada Mia yang juga menatapnya jengah.

"Ya lagian ngapain nungguinnya di depan, kenapa gak masuk aja?" Balas Heejin lalu menjulurkan lidahnya, membuang jauh-jauh pilu yang dirasakannya saat ini.

"Abis pas mau masuk ngeliat muka lo sedih banget, jadi gak tega gue mau ganggunya." Ejek gadis berambut pink sebahu itu lalu terkekeh pelan dan melangkah masuk, membuat Heejin ingin memukulnya.

Mia menyadari sendu Heejin yang masih terpatri, membuatnya kesal sendiri, tapi bukan pada Heejin. "Hyunjin lagi, ya?" Nah, pada pemuda yang barusan namanya dia sebut.

Helaan nafas meluncur mulus keluar dari sela bibir gadis bermarga Jeon itu, dia menganggukan kepalanya singkat lalu meletakan ponselnya ke meja, menutup wajah dengan kedua telapak tangannya frustrasi.

"Keluarin unek-unek lo ke dia, Hee.." Ujar Nakyung saat mengerti reaksi yang sedang Heejin tunjukkan sambil menempatkan bokong di kursi sebelah gadis itu. "Your life must go on."

Heejin meringis pelan, bagaimana bisa hidupnya terus berlangsung saat pusat kehidupannya tiba-tiba menghilang?

"Lo jangan ngerasa hidup dan mati lo ada di tangan Hyunjin, Hee, gue tau lo pasti bisa ngehadapin hal ini." Ujar Mia dari arah kiri Heejin.

Kalimat itu berhasil membuat hati Heejin mencelos kaget, gadis itu terdiam di posisinya, tidak bisa bergerak kala otaknya berproses cepat mengingat kalimat Jisung untuknya dulu.

...apapun yang terjadi antara lo berdua, lo jangan sampe ngerasa hidup dan mati lo ada di tangan si Hyunjin, ya? Gue tau lo bukan cewek tolol, tapi gue tetep khawatir.

[2] TREAT YOU BETTER | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang