Hyunjin menatap gadis di depannya itu dalam diam, Ryujin dan dirinya sedang makan di sebuah café di luar area MCI, karena kejadian tadi membuat mereka tidak jadi menonton. Sekalian menunggu teman-teman gadis itu menyusul, sebenarnya yang makan juga cuma Ryujin, sih.
Pikiran pemuda itu melayang kemana-mana, salah satunya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang dia buat sendiri ini.
Kalau Hyunjin boleh jujur, dia memang tidak rela melepas Heejin, tapi bukan berarti dia rela melepas Ryujin yang baru saja datang ke kehidupannya lagi begitu saja.
Perasaannya pada kedua gadis itu memang tidak equal dari satu alasan, tapi jika dari dua alasan berbeda, rasa yang dia miliki itu imbang dan membuatnya bimbang.
Dia seakan membutuhkan Heejin, tapi dia juga tidak memungkiri, dia menginginkan Ryujin. Alasan Hyunjin melakukan ini bukan untuk menyakiti salah satu dari mereka atau bahkan keduanya, walau dia tau hal itu tidak bisa dia hindari.
"Kak, kok bengong?" Tanya Ryujin, mengembalikan pikiran Hyunjin yang sudah melayang jauh kembali ke tempat dimana tubuhnya berada.
"Hah?" Sahut Hyunjin bingung. "Kenapa Ryu?"
"Kok bengong, nanti kesambet!" Dengus Ryujin.
"Hah— oh.." Akhirnya Hyunjin paham. "Sorry tadi lagi kepikiran tugas."
"Sok banget." Cibir Ryujin. "Tugas tuh dikerjain bukan dipikirin!"
"Emang kalau nugas enggak mikir?" Cibir Hyunjin balik.
"Halah, kayak kalau nugas mikir aja, pasti kamu mah bayar joki!" Tuduh Ryujin lalu terkekeh karena berhasil membuat wajah Hyunjin berubah masam, memang sudah beberapa kali belakangan ini Hyunjin memilih untuk menyerahkan tugasnya pada jasa.
Alasannya ya karena masalah dia sekarang, membuatnya tidak bisa fokus.
Tidak lama, pintu café terbuka dan tiga orang gadis masuk, membuat Ryujin melambai-lambaikan tangan, menyuruh mereka ke mejanya. "Temenku udah dateng!" Ujar Ryujin pada Hyunjin.
Pemuda dengan surai gondrong itu ikut menoleh, sampai akhirnya mereka duduk disana, Hyunjin segera angkat badan dan berpamitan. "Yaudah aku pulang duluan, ya?"
"Iya, jangan lupa obatin lagi itu lukanya." Peringat Ryujin saat tangan Hyunjin berada di puncak kepalanya, mengacak surainya lembut.
"Iya bawel!" Ledek Hyunjin lalu mencubit pipi gadis itu dengan cukup kencang, membuat empunya mengaduh, tapi tidak bisa membalas karena Hyunjin sudah melipir pergi duluan.
Ryujin mendengus kesal. "Heuh, anying!" Umpat gadis berdarah sunda itu.
"Eta kunaon bonyok kitu?" Tanya Chaeryeong heran.
"Dipukulin sama temennya, berantem gara-gara mantannya gitu deh." Sahut Ryujin acuh dan kembali memakan tiramisu-nya. "Temennya dia tuh kebanyakan temen deketnya si cewek itu, terus pada judging kalau si kak Hyunjin yang brengsek makanya putus, padahal salah ceweknya. Pada gak mau dengerin cerita dari kak Hyunjinnya dulu, main langsung hajar aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] TREAT YOU BETTER | ✔
Fanfiction[18+] Sequel: WILD NIGHT Bittersweet of the relationship between Hyunjin and Heejin. Written by Audrey ©2020