0.2 Cool, Hot, and Sweet

107 8 7
                                    

Aku menghela napas panjang, entah sudah keberapa kalinya untuk hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menghela napas panjang, entah sudah keberapa kalinya untuk hari ini. Otakku rasanya ingin pecah kala menatap layar laptop, begitu juga dengan keadaan mejaku yang dipenuhi dengan berbagai macam lembaran yang sukses membuat mataku perih.

Seakan belum puas dengan semua itu, Bos tampan yang sayangnya berpredikat pimpinan tersadis sejagat raya itu juga menjadi salah satu faktor yang membuat otakku ingin pecah.

Menatap sendu layar laptop, perasaanku juga mulai terlibat; membuat mood terombang-ambing. Teringat perkataan pedas Bos sesaat sebelum aku keluar dari ruangannya.

Pria itu selalu saja tidak pernah puas dengan semua hasil kerja kerasku. Banyak mengkritik tanpa mendidik, banyak pinta tapi tak pernah meminta secara terang-terangan seakan aku harus mengatasi, mengetahui, dan menjalankan apa yang dia mau, apa yang dia inginkan, tanpa bertanya.

Memangnya disangka aku ini cenayang?!

Dan lagi, tatapan matanya yang amat menyebalkan benar-benar membuat jiwa psikopatku melambung tinggi karena rasanya ingin mencolok kedua matanya dengan garpu di pantry.

Ingin sekali merealisasikan niat itu, tapi aku masih cukup waras. Aku masih butuh dia, jika tidak ingin jatuh miskin dan menyebabkan skincare rutin dan makeup ku tak bisa terbeli. Jadi ya sudah, niat itu hanya terlintas dipikiran saja.

Tapi kan tetap saja! Aku kesal, setiap dia melihatku, tatapan matanya seakan mengisyaratkan bahwa aku ini makhluk terbodoh dan paling tak bisa diandalkan di dunia ini.

Sialan emang! Tampang doang oke, akhlaknya entah terbuang ke mana.

Pria itu selalu menuntut aku untuk cergas dalam setiap situasi, setiap waktu, dan setiap kesempatan. Wajar sih, tapi 'kan tetap saja aku ini manusia, bukan robot!

Dan lagi, sepenuh hidupku tidak diabdikan untuk perusahaan redaksi ini. Aku masih punya kehidupan dan urusan yang lain. Tapi Bos tampanku itu tetap saja menuntut banyak hal. Bahkan dia menyerahkan salah satu cold case¹ agar aku yang menyelidiki perihal berita kasus ini.

Sialan, beribu-ribu sialan!

Entah aku harus menyalahkan Pak Bos atau harus menyalahkan sang pelaku yang masih misterius ini, semua benar-benar membuatku pusing sekaligus muak!

Berita orang-orang hilang berkedok pembunuhan sadis yang berturut-turut entah karena faktor apa, sukses menganggu hidupku. Para korban kasus ini didominasi oleh perempuan-perempuan muda, seperti anak sekolah maupun yang sudah berkuliah. Beberapa mayat korban ditemukan dengan kondisi yang mengenaskan, bahkan ada yang kehilangan beberapa organ dalamnya.

Sisanya? Entah apa yang dilakukan sang pelaku pada korban-korban yang belum juga teridentifikasi, aku pun tak tahu.

Kasus ini benar-benar aneh dan membuatku kebingungan. Tak ada bukti konkret yang ditinggalkan sang pelaku, sepertinya sang pelaku memang psikopat handal. Dan yang membuatku semakin kebingungan adalah karena kasus ini seakan tak pernah terpecahkan dan tidak ditindak lanjuti secara serius oleh pihak berwajib.

Anonymous ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang