0.3 Kisah Indah

67 8 10
                                    

Tidak tahu sudah berapa lama aku berdiri di depan lemari pakaian; mengambil beberapa potong pakaian, menempelkannya pada tubuhku lalu melemparnya sembarangan ke atas tempat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak tahu sudah berapa lama aku berdiri di depan lemari pakaian; mengambil beberapa potong pakaian, menempelkannya pada tubuhku lalu melemparnya sembarangan ke atas tempat tidur.

Belum ada satupun pakaian yang cocok sesuai pilihanku. Kedua netra milikku masih betah memilah satu persatu pakaian yang ada di dalam lemari.

Argh! Kepalaku berdenyut hanya memikirkan pakaian apa yang akan aku kenakan nanti saat keluar bersama Dori.

Sudah lama aku tidak berpergian bersama seorang lelaki. Terakhir? Entahlah aku tidak bisa mengingatnya.

Pekerjaanku yang datang silih berganti terus membanjiriku tiada henti. Membuatku lupa tentang kaum hawa yang diciptakan dari tulang rusuk adam yang artinya; kaum adam dan kaum hawa ditakdirkan hidup berdampingan saling melengkapi.

Terlebih profesiku yang harus siap siaga 24 jam. Baik itu pagi, siang, malam, harus siap dengan peristiwa-peristiwa penting berbau berita.

Termasuk dalam hal libur, khususnya di tempatku bekerja tidak memiliki hari libur seperti pekerja kantor biasa. Hari liburnya pun hanya sehari dalam sepekan, sesuai kesepakatan redaksi.

Seperti sekarang biasanya di hari libur seperti ini aku akan bermalasan atau bermersaan dengan kasur, menghirup ambu khas miliknya, tapi tidak dengan hari ini.

Saat seseorang mengajakku keluar dari zona nyaman, memisahkan daksa ini dari ranjang yang sudah seperti belahan jiwa, mengakibatkan diriku sedikit kelimpungan harus mengenakan apa.

Kenapa aku jadi seperti ABG labil gini sih?

“Apa pake dress aja ya? Tapi gimana kalo Dori mengajakku ke Bukit Moko? atau menggenakan kemeja? Atau t-shirt? Ck! Pergi ke Mall bersama Aruna saja tidak pernah sepusing ini!” racauku yang sekarang terduduk di depan lemari.

Beberapa hari yang lalu Dori mengirimkan pesan, menanyakan kapan aku libur bekerja. Dia ingin mengajakku bertemu untuk sekedar refreshing menjernihkan pikiranku.

Mungkin, karena akhir-akhir ini aku memang kerap mengeluh kepadanya tentang pekerjaan, terlebih tentang Bos yang tidak berperi keahlakkan itu.

Sampai kedua mataku menangkap jaket denim oversized berwarna putih yang menggantung di deretan belakang baju dan mencoba mempadukannya dengan t-shirt putih dan celana kulot berwarna cream yang tadi ku lempar ke atas tempat tidur.

Setelah dirasa cocok, buru-buru aku beralih ke meja rias untuk membuat karya seni di wajahku dengan sapuan; eyeshadow, blush on dan teman-temanya yang lain untuk memberi kesan pertama yang bagus saat pertemuan nanti dengan Dori.

Tok

Tok

Tok

“Teteh itu temennya Nemo udah dateng!” seru Hanan yang berada di ambang pintu, melihatku sedang fokus pada pantulan cermin yang berada di depanku.

Anonymous ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang