28 (Ketabrak Ojol)

67 14 0
                                    

Brian membanting pintu mobil Jae dengan keras karena saat ini setengah dari diri pria itu mulai dikuasai oleh amarah. Spekulasi tentang hubungan antara Jae dan Fira masih berputar-putar di kepalanya. Namun pemikiran tentang Jae yang tidak mungkin menghianatinya juga tak berhenti menggonggong berisik seolah ingin agar asumsi buruk tentang Jae dan Fira dapat runtuh dengan segera.

Akan tetapi memang seharusnya Brian tidak menyimpulkan secara sepihak tentang apa yang baru saja ia temukan. Pria itu perlu penjelasan dari sang gitaris mengenai alasan kemejanya bisa berada di dalam Range Rover putih tersebut. Barangkali sahabatnya itu memiliki alibi yang kuat dan masuk akal tentang keberadaan kemeja batik miliknya yang semula berada ditangan Fira tetapi dapat berpindah ke jok belakang mobil Jae.

Brian memilih untuk menarik nafasnya dalam-dalam. Pria itu mencoba menenangkan dirinya agar tidak semakin tenggelam dalam pikiran-pikiran buruk yang hanya akan menyesatkan dirinya. Ia akan menanyakan hal ini secara langsung nanti kepada Jae, tapi sebelum itu ia harus mengikuti rapat progres terlebih dahulu demi keberlangsungan konser bandnya 2 bulan dari sekarang.

"Wadoooh!!". Teriak seorang wanita dari depan gerbang gedung yang seketika membuat Brian menghentikan langkah kakinya dalam memasuki gedung kantor.

Pria itu segera menoleh kebelakang untuk melihat apa yang sedang terjadi. Bersamaan dengan itu, terlihat Satpam kantor berlari keluar gedung untuk menuju pada sumber suara. Brian yang penasaran pun langsung mengikuti langkah pak satpam dari belakang.

Di depan gedung, kini sudah terlihat sosok Sasa yang sedang terduduk di pinggir aspal jalan dengan telapak tangan berdarah dan dengkul kaki terluka. Di sampingnya pula berdiri seorang pria berjaket hijau khas pengendara ojek online yang terlihat terus-menerus meminta maaf entah karena apa.

"Maapin saya neng, saya nggak sengaja. Tadi saya terlalu fokus liatin google maps jadinya nggak liat kalo ada neng jalan di pinggir..". Ucap pengendara itu dengan sungguh-sungguh.

Sasa yang masih syok itu tentu saja hanya bisa terdiam kebingungan sekaligus kesakitan.

"Neng Sasa nggak papa?". Kali ini giliran Pak Satpam yang bertanya.

Dalam hatinya, Brian sedikit merutuki pertanyaan dari pria berseragam putih-biru dongker tersebut. Bagaimana bisa wanita yang telapak tangan dan dengkulnya terluka sampai mengeluarkan darah terkategorikan baik-baik saja?

Merasa jengkel, Brian pun segera berjalan membelah kerumunan untuk menghampiri Sasa dan membantu rekan kerjanya tersebut.

Sasa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya kecil kepada sang pengendara ojek online yang terus saja mengatakan kata maaf kepadanya, sehingga membuat wanita itu menjadi iba dan tidak tega jika harus marah dan meminta pertanggungjawaban. Toh, lukanya tidak parah. Ia bisa mengobatinya sendiri, pikir Sasa.

"Nggak papa pak.. saya nggak papa-"

"-Minggir!". Teriak Brian menyela kata-kata Sasa dan langsung mengangkat Wanita itu ala bridal tanpa aba-aba yang kontan saja mengagetkan seluruh orang yang berada disana termasuk Sasa sendiri.

"Loh, ini neng Sasa mau dibawa kemana a?". Tanyak Pak Satpam yang panik dengan logat sundanya, diikuti dengan sang pengendara ojek online yang juga kelihatan kebingungan.

Brian hanya melirik sekilas ke arah Pak Satpam dan pengendara ojek online.

"Mau saya bawa ke rumah sakit.. ". Ucapnya dingin dan singkat lalu dengan cepat segera berjalan menuju mobil Jae.

Rupanya Pak Satpam dan sang pengendara ojek online tersebut tidak ingin lepas begitu saja, kedua orang itu terus mengikuti Brian menuju parkiran untuk memastikan keadaan Sasa. Dan dengan sigap pula kedua orang itu membantu Brian membukakan pintu mobil dan mendudukan Sasa disana.

The ConcertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang