[Disarankan sambil mendengarkan lagu Love Virus - Kihyun ft Seola OST Why Secretary Kim. Wattpad lagi eror gk bisa UP video musik. 🥺]
"Sunbae, apa kau tahu jalan keluar dari hutan ini? Aku sudah berkeliling selama satu jam tapi ujung-ujungnya hanya akan berhenti di sungai ini." Keluh Luhan sambil melirik ke kiri dan ke kanan. Hanya ada pepohonan tinggi di sekeliling mereka juga kelinci putih yang berada di dalam dekap Luhan. Hewan putih itu sepertinya sudah begitu jinak dan tak akan lari bahkan jika Luhan melepasnya.
Sehun mendengus sembari melirik kelinci gemuk yang memandangnya bersama gerakkan hidung kembang-kempis itu. Membatin geli ketika Ia mendengar alasan Luhan tersesat tadi hanya karena gadis itu mengejar seekor kelinci putih.
"Aku sudah memberi tanda di beberapa jalan setapak." Langkah mereka berhenti di samping sebuah pohon cemara yang sangat tinggi, "aku menandai beberapa pohon dengan ukiran seperti ini." Tunjuknya pada sebuah garis ukiran panjang berpanah di batang pohon itu.
Luhan berbinar memandang Oh Sehun, "Wah! Sunbae hebat! Kalau begini kita bisa sampai dengan selamat ke tenda."
Sehun hanya menatap datar Luhan dan kembali menarik tangan gadis itu untuk mengikuti langkahnya.
"Sebentar lagi akan sore, kita harus cepat."
"Hm." Gumam si gadis.
Mereka kembali menyelusuri hutan yang luas itu. Sesungguhnya, Sehun agak sulit tadi dalam menemukan Luhan. Gadis itu ternyata masuk cukup jauh ke dalam hutan, dan dengan insting akhirnya Ia berhasil menemukan keberadaan gadis itu.
Luhan hanya diam sembari mengikuti kemana Sehun akan menunjukkan arah kepadanya. Sejak awal tangan kirinya berada dalam genggam telapak tangan Sehun yang besar dan hangat. Begitu erat genggaman tangan mereka sampai Luhan merona samar dengan senyuman tipis.
Lama-kelamaan napas Luhan terasa memberat dan Luhan merasa kepalanya mulai pusing. Jantungnya memompa terlalu cepat karena sejak tadi mereka terus berjalan kaki hampir setengah jam. Sehun yang menyadari pun berhenti dan melihat wajah Luhan yang mengeluarkan keringat serta sedikit pucat.
"Berikan kelincimu padaku." Titah Sehun tegas.
Luhan memandang sunbaenya dengan kerutan bingung di dahi.
"Kenapa?."
"Sudah, berikan saja."
Luhan pun menurut karena pria itu menatapnya tajam dan membuat nyalinya sedikit menciut. Luhan kemudian memberikan si kelinci dan Sehun memeluk hewan gemuk itu dalam rengkuhan tangan kirinya. Kemudian, Ia berjongkok di depan Luhan dengan mempertontonkan punggung tegapnya yang begitu kokoh.
"Sunbae..."
"Naiklah, sebentar lagi kita akan sampai. Akan repot bagiku jika membawamu dalam keadaan pingsan karena kau terlalu memaksakan diri dan kelelahan."
"Apa sungguh tidak apa-apa?."
"Sudah, naik saja." Sehun berucap lebih tegas.
Luhan dengan gugup memeluk punggung Sehun dan pria itu menopang berat badannya dalam rengkuhan lengan kanannya. Kaki Luhan melingkar kuat di pinggang sang pangeran es dan wajahnya terbenam di perpotongan dagu lelaki itu.
Sehun menggendongnya seperti anak kecil dan Luhan merona padam di belakangnya. Gadis itu setengah mati mencoba mengendalikan detak jantungnya yang mulai menggila. Sungguh ini adalah sesuatu yang baru mengingat Ia tahu gosipnya bahwa Oh Sehun tidak pernah sekalipun ingin terlibat jauh pada seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Princess [-and her Ice Prince]
Fiksi Penggemar"Ketika kita sama-sama bersembunyi di balik topeng kaca." Pernah dengar ada makna yang berbunyi "Cinta itu Sehidup Semati?" Seperti itulah kisah mereka, yang berjuang saling menyemangati setelah mengarungi banyak waktu hanya untuk perjalanan kisah...