2. Old Friend

63 5 0
                                    

Setelah mendaki gunung lewati lembah.
Akhirnya sampai juga.

Dora membuka pagar kayu yang agak sedikit usang itu. Berjalan dengan langkah seribu, dia membungkuk sembari mengangkat sedikit keset bertuliskan 'welcome' didepan pintu.

Mata sayu, muka kuyu. Dengan lesu kepala Dora mendongak sembari tangannya terus bergerak meraba kebawah keset.

Namun mendadak kedua alisnya bertaut, pun dengan keningnya yang juga ikut berkerut.

Dengan cepat Dora menyibak keset tersebut keatas.

Kosong.

Tidak ada tanda tanda jejak kunci dibawahnya.

Dora berdiri, celingukan kesana kemari melihat sekeliling halaman yang kosong melompong.

Motor abangnya juga tidak bertengger disana.

Artinya, dia belum ada dirumah.

Lalu kemana pergi kunci yang biasanya rebahan dibawah keset tersebut?

Ichal tidak pernah membawa kunci rumah ikut serta bersamanya. Karena memang, itu perjanjian mereka. Agar siapa yang pulang lebih dulu, bisa masuk tanpa harus ada drama saling menungu.

Karena sebelumnya. Dora pernah mencak mencak ketika dia harus menunggu abangnya pulang selama berjam jam, sampai sampai ketiduran didepan pintu.

Nasib anak rantauan. Jauh dari orang tua. Eh, yang dekat malah bikin sekarat.

Padahal Ichal sendiri yang membuat perjanjian, namun dia pula yang mengingkari.

Dora menendang kursi didekatnya.

Sudah badan capek, masa harus menunggu sampai ketiduran diatas kursi rotan itu lagi.

Awas sampai Ichal pulang. Dora akan mengikat abangnya itu dikursi tersebut, biar tahu rasa bagaimana pegalnya leher ketika bangkit dari sana setelah berjam jam.

Dora menghela napas, mendaratkan bokongnya dikursi rotan tersebut.

Menghubungi Ichalpun juga percuma. Anak satu itu tidak akan mau menuruti perintah adiknya untuk pulang sekarang juga.

Meskipun Dora sudah berultimatum akan menggunduli kepalanya sampai botak licin.

Lagipula, jam segini Ichal mungkin masih ada mata kuliyah juga.

Prangg!

Dora terusik, belum juga sampai satu menit duduk nyaman, sudah terganggu duluan.

Tidak bisakah sekejap saja tenang?

Gerah hati gerah body.

Cewek itu berdiri dengan cepat, dan langsung menempelkan telinganya kedaun pintu.

Terdengar seperti suara panci yang jatuh kelantai. Suara tadi benar berasal dari dalam rumahnya kan?

Dora mencoba menguping.

Bodohnya adalah, menguping dirumahnya sendiri.

Tanpa sengaja, Tangan Dora bertumpu pada knop pintu. Sehingga membuat pintu tersebut terdorong dan mendadak terbuka.

Dora kaget.

Sial! Jadi sejak tadi tidak terkunci? Pikirnya.

Ichal 'kan tidak ada dirumah. Lalu yang tadi menjatuhkan barang siapa?

Kucing?

Tikus?

Tokek?

Atau mungkin bisa saja buaya? Mengingat disekitaran komplek perumahan disana banyak sekali beragam jenis buaya. Lebih lebih buaya darat.

NETRALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang