4. How Sweet

37 5 0
                                    

Dulu, disaat semua orang menjauhinya hanya karena faktor fisik yang memang tidak sepadan dengan mereka. Dora pernah tidak baik baik saja.

Bagaimana mungkin, saat itu bahkan dia masih berumur sembilan tahun untuk mengerti kenapa teman teman di sekolah mengasingkan, bahkan terkesan membedakannya dengan teman yang lain.

Dora menangis dibelakang sekolah sendirian.

Dia juga bahkan pernah tidak ingin berangkat sekolah kala itu.

Meski masih terlalu belia. Dora mampu merasakan ngilu yang terdalam direlung hati.

Presensinya tidak pernah dihargai barang sekalipun.

Bahkan ada dari teman teman disekolah, yang dengan terang terangan mengatakan bahwa dia membenci Dora. diperjelas pula dengan penekanan; benar benar membencinya.

Dora sakit. Menjadi pribadi yang pemurung. Pelik sekali jika harus merasakan kesenjangan sosial diseusianya pada saat itu.

sebagai akibat, Dorapun jadi enggan bersosialisasi pada lingkungan sekitar.

Satu satunya teman bermain kala itu ya cuma, Ichal.

Dora selalu mengekor dibelakang abangnya itu.

Ichal dulu berbeda sekali.  Dia sangat menyayangi Dora tanpa harus menjadi menyebalkan seperti sekarang.

Dora mendengkus mengingatnya.

Dibalik itu semua, keuntungan bermain bersama Ichal adalah. Dora bahkan dengan senang hati ikut mengaji bersamanya.

Dimana saat itu, posisi Riski adalah sebagai teman Ichal yang juga kebetulan mengaji disana.

Dora berkenalan dengan Riski.

Mereka bermain bertiga.

Yang Dora lihat dari Riski saat itu adalah, kepribadiannya yang bersahaja. Anaknya juga easy going.

Dan pada saat itu juga, Dora mendeklarasikan bahwa; Riski benar benar berbeda dari teman temannya yang lain.

Ralat, kenyataannya Dora tidak pernah punya teman.

Nestapa sekali bukan?

Bahkan dia adalah orang pertama yang mampu menerima Dora apa adanya. Bukan karena adik dari Ichal. Melainkan sesama teman bermain.

Dora senang sekali. Saking senangnya bahkan dia sempat menangis dihadapan Riski dan Ichal.

Ingusnya yang bercucuran naik turunpun tidak dia perdulikan.

Dan hal lain yang membuat Dora benar benar tidak pernah menyesal mengenal Riski adalah, disaat cowok itu menenangkan Dora saat lagi lagi harus mengingat perlakuan temannya disekolah.

Riski menepuk bahunya sembari berkata "sebenarnya kamu itu cantik tauk."

Ya, ya. Sebenarnya-sebenarnya. Padahal nyatanya. Masa itu, Dora yang paling buruk rupa.

Dulu!

Kendati begitu, Dora tetap tersenyum mengingat kepingan silam dari kejadian sepuluh tahun lalu.

Riski yang baik, Riski yang paling pandai mengaji diantara Ichal dan dirinya.

Riski yang selalu lolos dengan guyonan bersama bahasa daerahnya yang begitu kentara.

Riski yang pertama kali memuji Dora dengan kecantikannya. Padahal dia sendiri ingin muntah acap kali berhadapan dengan Dora.

Dan kini, fakta bahwa sebentar lagi cowok itu akan menjadi korban perpecahan dari keluarganya sendiri, membuat hati Dora seakan ditikam berulang kali.

NETRALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang